2; suggestion

299 24 0
                                    


• happy reading! •

David mengikuti Raya ke ruang osis. Pintu osis terbuka sedikit jadi ia bisa sedikit mengintip. Ia mengetuk pintu pelan.

"Masuk aja." ucap Raya.

David pun masuk dan Raya menatapnya.

"Ada perlu apa?" tanya Raya.

"Gue nggak ada keperluan apa-apa. Cuman mau ngasih ini." ucap David sambil menyodorkan sebuah sandwich.

"Buat gue?" tanya Raya ragu. Dan dibalas anggukan oleh David.

"Gue tau lo belum makan gara-gara temen gue yang agak bangsat itu hehe, maafin ya dia emang ceplas ceplos." ucap David terlalu jujur.

"Gapapa kok. Apa yang dibilang temen lo bener, maaf gue belum bisa jadi ketos yang baik." ucap Raya pelan.

"Udah nggak usah pikirin itu. Nih di makan ya, abisin juga." jawab David. Karena Raya belum menerima sandwich nya jadi David meletakkan sandwich nya di meja.

"Makasih ya." ucap Raya sambil menerima sandwich pemberian David.

"Lo sendiri? Udah makan?" lanjut Raya.

"Belum sih, tapi gapapa lo makan aja. Gue mah gampang." jawab David.

"Kita bagi dua sandwich nya." ucap Raya.

Raya membelah dua sandwich di tangannya lalu memberinya ke David.

"Nggak usah Ray, ini buat lo aja. Gue bisa beli lagi." tolak David.

Raya menggeleng dan ia tetap menyodorkan sandwich itu ke David. Mau tak mau David pun menerima sandwich nya.

"Thanks ya." ucap David dan dibalas anggukan oleh Raya.

Tiba-tiba handphone David bunyi notif, tandanya ada pesan masuk.

David membuka pesan yang ternyata dari Alvaro.

Jangan salfok sama nama kontak Alvaro di handphone David karena itu Alvaro sendiri yang buat, kalau David ganti Alvaro bakal ngambek 7 hari 7 malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan salfok sama nama kontak Alvaro di handphone David karena itu Alvaro sendiri yang buat, kalau David ganti Alvaro bakal ngambek 7 hari 7 malam.

"Ray, gue balik kelas dulu ya. Pak Rian sebentar lagi masuk." pamit David.

"Iya, makasih sekali lagi." jawab Raya dengan senyum ramah.

David pun mengangguk dan keluar dari ruang osis. Setelah keluar dari ruang osis hati David berdebar-debar. Ia tidak menyangka akan berinteraksi langsung dengan Raya yang selama ini ia hanya mengagumi nya dari jauh.

Ternyata dibaliknya sikapnya yang dingin, Raya orang yang perhatian juga.

David berjalan di koridor dengan lari kecil menuju kelasnya. Karena kelas selanjutnya masuk Pak Rian, guru sejarah yang terkenal killer padahal biasa aja menurut David. Tapi kalau kena ocehan Pak Rian, David takut juga.

Dear Ketos ; Ssungwint [END] ✔Where stories live. Discover now