Part 1

5 1 0
                                    

Bangun tidur hal pertama yang aku pikirkan adalah tentang kejadian semalam.
"Helen lu bodoh banget bodoh bodoh kenapa harus lu ambil tantangannya si bona sialan"
Sumpah aku gak percaya nerima tantangan di bona. Mengambil keputusan saat aku emosi sangat membuat aku menyesal. Tapi kenapa kamu ambil pancingannya helen bodoh banget sumpah.

Aku harus nyari kemana ya Tuhan dalam waktu 6 bulan. 6 bulan itu sangat cepet. Kalau tidak mencari dari sekarang aku gak akan memenangkan tantangan itu dan akan di permalukan lagi. Dipermalukan mengingatkan aku pada kejadian yang sangat menghancurkan harga diri seorang Helena Citra Lestari.

"Astaga helen kamu datang kondangan masih sendiri aja, memangnya kamu gak pingin nikah dan punya anak?"
"Ya pengen lah Bon cuman belum ketemu yang sreg di hati dan pikiran". Aku menjawab sambil tersenyum karena saat ini jadi pusat perhatian seluruh teman-teman jaman kuliah. Hari ini pernikahannya si Dio salah satu teman kuliah yang aku kenal baik makanya aku datang meskipun malas ketemu si Bonal setelah 4 tahun ups Bona maksudnya.

"Perasaan aku wajah kamu lumayan loh meskipun masih cantik aku ya di banding kamu". Aku hanya memberi senyum terpaksa padahal dia sedang aku umpat dalam hati karena sudah terlalu sering mempermalukan aku di depan teman-teman.

"Kamu jangan senyum gitu lah len kan emang kenyataan, buktinya 5 tahun lalu si ibas lebih milih aku di banding kamu". "Mah, omongan kamu hati-hati". Aku mendengan bisikan si ibas ke si Bonal. Sebenarnya aku udah gak mikirin masalalu yang menyakitkan itu. Hanya jika di ingatkan di depan teman-teman membuatku emosi karena dia sangat tidak tau malu membicarakan keburukan dia di masalalu dan gak punya rasa bersalah.

"Kenapa sih mas aku benarkan, si helen kayaknya memang belum bisa move on dari kamu. Itu buktinya umur 27 tahun dia masih belum menikah padahal di angkatan kita tinggal 3 orang yang belum nikah dan si helen ini perempuan sendiri". Aku mendengus mendengarkan bonal bicara. Inginnya aku menyumpal mulut dia dengan wajik atau jenang yang ada diatas meja. Kan lumayan tuh lengket-lengket dan ukurannya juga lumayan besar cukuplah untuk membuat dia tidak bisa bicara.
"Emang kenapa sih len kamu belum menikah? Alasan yang jujur ya" si mika ikutan nyeletuk. Mika ini sahabatan sama Bonal.

"Ya seperti yang aku jawab tadi mik, belum ketemu yang cocok aja. Lagian kenapa ribet banget ngurusin kehidupan percintaan aku deh. Kan si Dio yang sekarang lagi punya acara harusnya kita ngomongin kebahagiaan Dio dong" aku berusaha mengganti topik pembicaraan tentangku, karena aku sedang menahan emosi yang sudah menggunung. Tinggal di kasi korek dan boom terbakarlah sudah. Besoknya aku akan menyesali keputusan yang aku ambil.

Sadar dari ketermenunganku aku mengingat pembicaraanku dengan Rena. Berdasarkan saran Rena aku disuruh mendownload aplikasi ThunDR yang sedang trend di tengah anak muda sekarang.

Katanya banyak temen kantornya yang berhasil kenalan sama cowok ganteng, tapi enggak tau ganteng beneran atau enggak. Karena katanya salah satu temen satu divisinya 2 minggu lalu udah koar-koar kalau dia mau pulang cepat karena sudah janjian ketemu untuk pertama kalinya sama cogan yang kenal di ThunDR. Dan jreng-jreng besoknya dia masuk kantor dengan wajah yang suntuk. Karena ternyata cowoknya tidak sesuai ekspektasi di foto. Dan yang bayar makanannya adalah temennya si rena. Gila aku gak habis pikir kenapa membuat ekspektasi yang tinggi padahal kenal online. Dan harusnya jaga hati dulu dong sebelum menaruhkan hati. Tapi katanya emng si tika temen rena itu sudah baper. Soalnya selama sebulan ini di perhatiin di telfon, di kabarin, pokoknya dapat perhatian lah dari cowok Zonk ini. Tapi kata rena juga ada kok temen kantornya yang berhasil bertemu dengan cowok mapan, dan sekarang dalam tahap mempersiapkan pernikahan.

"Udah lu coba aja len sapa tau lu ketemu jodoh di ThunDR, kan kalau lu beruntung ya dapat cowok ganteng mapan. Tapi kalau gak beruntung paling dapat cowok Zonk kayak si Tika" sambil ketawa.
"Dasar lu, sahabatnya lagi bingung malah di ketawain mulu dari aku cerita tentang Bonal".
"Ya lu gimana kenapa kepancing juga, udah tau itu perempuan pengen mempermalukan lu di depan yang lain, kalau lu gak dapat cowok yang ada, lu malu kuadrat lena". Lena adalah panggilan kesayangan keluarga dan sahabat aku.
"Ya gimana aku gak emosi Ren kalau kamu jadi aku emang kamu tahan di permalukan gitu".
"Enggak sih" sambil tersenyum. "Tapi emang keterlaluan banget perkataan dia, tapi udahlah udah jadi bubur juga kejadian kemaren. Sekarang pokoknya mikirnya kedepan aja. Sekarang lu tidur tenangin pikiran lu, terus besok bangun dan download ThunDR".
"Oke deh aku coba besok, sorry ya ganggu lu malem-malem dengerin cerita aku".
"Ih ini orang kayak sama siapa aja, emang kalau gak ke aku kamu mau cerita sama siapa? Kan kamu cuman punya sahabat aku seorang".
"Tau aja deh kamu Ren, gak usah senyum sombong gitu. Soalnya pengen aku tampol. Tapi sayang kamu jauh".
"Makanya ambil cuti trus main ke jakarta, emang kamu gak mau liburan?"
"2 Bulan lagi aku ke jakarta ren, nginep kosan lu ya" kata ku sambil senyum lebar.
"Emang siapa yang mau konser di indo bulan depan?"
"Sebentin dong" jawabku sambil ngegas. "Gak usah ngegas dodol, cinta banget lu sama seventeen sampe udah gak bad mood lagi gegara masalah tadi"
"Kenapa harus lu ingetin lagi sih ren, udah seneng aku mikirin seventeen konser eh lu ingetin lagi sama si Bonal". Aku memberi tatapan mematikan ke rena. Si rena cuman ketawa ngakak gak jelas. Dasar sahabat laknat.

"Udah udah aku mau tidur besok aku ngantor"
"Oke deh bye renu renu"
"Bye linu"

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jul 19, 2022 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

JODOH ThunDRDove le storie prendono vita. Scoprilo ora