Dirgantara | Epilog

651 88 7
                                    

Eksistensi wanita itu tidak lagi bernaung pada dunia saat deklarasi perang di ucapkan.

(Yourname) Oliver── seorang tentara dengan kelihaiannya menebas titan, menghembuskan napas terakhirnya ditangan seorang gadis kecil yang merupakan seorang pejuang dari bangsa Eldia.

──

"Kalimat terakhirnya… apa?"

Eren dapat merasakan keraguan Sasha sebelum ia mengucapkan kalimatnya, kalimat terakhir (Yourname),

"Dia bilang, "…selamanya bahkan tidak cukup untukku melarikan diri dari dunia…", katanya."

Layaknya kalimat pertama yang ia ucapkan kepadanya, dimana gadis itu tertawa,

Hampir serupa dimana kalimat terakhir yang wanita itu ucapkan, kali ini Eren-lah yang terbahak.

"Pfft-hahaha… HAHAHAHHA…"

Sungguh Eren akan menggila rasanya.

Kemanusiaannya seolah terkikis bersamaan dengan jiwanya yang pergi. Eren bisa mengatakan bahwa ia hanyalah sekadar cangkang kosong yang pemiliknya entah ada dimana.

Apakah tertawa dan menangis disaat yang bersamaan itu belum cukup menggambarkan bagaimana kegilaan menghampiri Eren?

Bahkan dua semesta atau lebih yang dilihat sang pemuda berdasarkan keping demi keping ingatan tersebut, tetap tidak cukup untuk Eren dan (Yourname) berhasil menorehkan asmaraloka mereka pada garis takdir.

Di dua semesta atau lebih, (Yourname) tetap mati.

𝐃𝐈𝐑𝐆𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀─ 𝐞𝐫𝐞𝐧 𝐲𝐞𝐚𝐠𝐞𝐫Where stories live. Discover now