Part 4 : Start Our Real Life

438 67 27
                                    

Lima tahun kemudian~

Kediaman kelurga Zikrillah, Vintage Townhouse, Jakarta. 06.30 AM

Sinar matahari menembus salah satu jendela ruangan yang sudah terbuka. Ruangan tersebut bernuansa gelap, tempat tidur berwarna abu, bantal yang tersusun rapi dengan warna senada, di ujungnya dihiasi dengan tempat duduk, Sebuah laci meja berukuran panjang berwarna putih, diatasnya ada sebuah TV LED dengan ukuran yang cukup lebar yang ditempel pada dinding dengan ornamen kayu. Disisi kiri di tempatkan meja belajar dan gitar di pojoknya.

Pemilik ruangan tersebut keluar dari ruang ganti. Shaka menampakan dirinya pada cermin, sekarang penampilannya sudah lebih dewasa dengan gaya rambut memperlihatkan dahi, semakin menunjukan wajah tampannya, memperbaiki kerah kemeja, berjalan kearah meja lampu tidur untuk mengambil dan memakai jam tangannya. Ruangan tersebut sangat berbeda 180° dengan kamarnya dirumah sakit yang sempit dan seadanya saat menjalankan koas. Shaka keluar dari kamar, melewati ruang keluarga dan sampai diruang makan. Dia hanya melihat ibu dan adiknya di meja makan.

"Good morning, dimana papa?" tanyanya sambil menarik bangku.

"Papa sudah berangkat subuh tadi ke Solo" mama menjawab sambil menuangkan nasi goreng untuk anak sulungnya tersebut.

"Papa titip pesan, supaya kamu membuka proposal yang sudah beliau kirim ke email kamu ka" lanjut mama.

"Baik mah, nanti Shaka cek" jawab Shaka

"Tuan putri, bagaimana kuliahnya, sudah semester akhir nih ?" lanjut Shaka pada adiknya.

"Kakak tuh sibuk banget, gak ada waktu buat Beena, kalopun minta bantuan pasti ditunda terus dan enggak nyambung akhirnya. Gimana tuh kalo udah punya istri, sibuk gitu" jawab Beena dengan ekspresi meledek.

Cut Shabeena Zikrillah, seorang gadis cantik dengan kulit putih dan hidung mancung, sedang sibuk kuliah disalah satu sekolah tinggi penerbangan, dia sangat suka dengan sesuatu yang menantang dan ingin jadi pilot wanita yang handal.

"Kok jadi bawa-bawa istri, kan belum ada, kalo kamu sudah lulus nanti, akan paham apa itu start our real life" ucap Shaka, sambil meminum segelas air putih dan segera bergegas.

"Mah, Shaka duluan yaa, takut macet parah" lanjutnya sambil mencium tangan ibunya dan tidak lupa mengelus kepala Beena.

Ciputro hospital, Garden city, Jakarta. 08.16 PM

Shaka terlambat sampai rumah sakit, mencari lahan untuk memarkirkan mobil putih Rus GR sportnya di basement, yang cukup padat, menghentikan mobil disalah satu sudut, langsung mengambil sneili yang tergantung di bangku belakang dan memakainya. Turun dari mobil dan segera masuk rumah sakit yang sangat besar dan mewah itu.

"Pagi ners, boleh saya lihat rekam medis, pasien yang kemaren operasi, apa ada reaksi berlebihan dari pasien?" tanya Shaka setelah sampai di bangsal rawat inap, berdiri di meja poli.

Saat ini Shaka sudah menjadi berhasil menyandang gelar dokter spesialis bedah umum dan sedang dalam masa pendidikan dokter spesialis bedah saraf. Karena kecerdasan yang dia miliki, bisa melewati semua tahapan dengan baik dan cepat.

"Saat ini pasien dalam keadaan stabil dok" ucap salah satu Ners, menunjukan rekam medis di layar monitor.

Shaka berjalan menghampiri pasien memeriksa keadaan dan menanyakan kondisinya.

"Selamat pagi pak? Apa yang dirasakan saat ini?" tanya Shaka sambil memeriksa.

"kepala saya sangat pening dan merasa mual dok" jawab pasien

Fated To Love Me [Completed]Where stories live. Discover now