Part 32 : First Night

294 30 12
                                    

Tiba-tiba handphone Shaka bergetar, dia segera berlari keluar meninggalkan Yaya setelah membaca pesan yang di terimanya.

***
Swiss billhotel Internasional, Jakarta, Indonesia 11.49 PM

Shaka berlari kearah lift dan terus menghubungi seseorang dengan panik. Bahkan menunggu lift pun terasa sangat lama untuk saat ini.

Shaka segera berlari ke halaman hotel dan mencari taksi untuk segera membawanya ke alamat tujuan.

Gardenia Apartemen, Garden city, Jakarta, 12.23 AM

Shaka meminta bantuan kepada seorang security untuk membuka salah satu pintu apartemen. Setelah Shaka menjelaskan kekhawatirannya akhirnya bapak tersebut setuju untuk membukakan pintu setelah mengetuk beberapa kali.

"ANA, kamu dimana" teriak Shaka sambil terus mencari keberadaan Diana, dibantu oleh security.

"ANA!" ucap Shaka segera berlari menghampiri Diana yang sudah tergeletak dilantai sekitar meja makan.

"Pak tolong bantu saya hubungi ambulance, SEGERA!" ucap Shaka, dia berusaha memberikan pertolongan pertama pada Diana. Shaka mengecek denyut nadi Diana lalu memiringkan kepalanya ke arah belakang dan mengangkat dagunya agar membuat jalan pernafasan terbuka. Shaka segera berlari mencari stetoskop milik Diana.

"Berapa lama lagi ambulance bisa sampai sini" tanya Shaka.

"Sekitar 20 menit pak" ucap security.

Shaka mengubah posisi Diana dan melakukan CPR, meletakkan kedua tangan pada bagian dada dan memberi gerakan naik turun seperti memompa. Shaka terus menekan dada Diana dengan kedua tangannya, tetapi tidak ada reaksi apapun.

Tidak ada pilihan lain, Shaka membuka mulut Diana dan memberikan napas buatan untuk menyelamatkannya. Setelah itu Shaka kembali melakukan CPR. Tetapi semua usaha Shaka sangat nihil.

Akhirnya suara ambulan terdengar, paramedis segera melakukan intubasi dan Diana kembali bernafas, meskipun cukup berat. Kondisinya cukup lemah. Shaka akhirnya bisa bernafas dengan lega.

Ciputro hospital, Garden city, Jakarta. 07.56 AM

Shaka turun dari ambulance dan mengantar Diana ke ruang IGD.

Diruang tunggu Shaka masih panik dan membaca kembali pesan dari Diana.

"Ka, tolong" pesan Diana yang mampu membuat Shaka meninggalkan Yaya sendirian di hotel.

Setelah dilalukan beberapa pemeriksaan dan tindakan seorang dokter menemui Shaka.

"dr. Shaka, kondisi pasien sekarang sudah mulai stabil, jadi dokter bisa beristirahat untuk beberapa saat kami akan segera menghubungi dokter jika terjadi sesuatu" ucap salah satu dokter jaga yang tadi siang datang kepernikahan Shaka.

"Baik terima kasih, tapi saya akan menunggu di sini sampai dr. Diana sadarkan diri" ucap Shaka.

"Baik dr. Shaka, jika seperti itu saya pamit dulu dok, selamat malam" ucap dokter IGD. "Malam" balas Shaka.

Shaka menyandarkan kepalanya dan dinding dan memejamkan mata. Handphone nya tiba-tiba berdering.

"Hallo, Yaya kamu sudah bangun," ucap Shaka.

"dr. Shaka sedang dimana?" terdengar suara Yaya.

"Sedang di IGD rumah sakit, maaf saya belum sempat mengabari kamu" ucap Shaka.

"Apa kondisi Simbah drop lagi, Yaya segera kerumah sakit yaa dok" ucap Yaya.

"Sebaiknya kamu istrirahat saja yaa, besok pagi baru kesini" ucap Shaka tetapi telpon sudah di matikan oleh Yaya.

Setelah beberapa menit Yaya sampai di pintu masuk rumah sakit, dia turun dari taxi dengan terburu-buru. Berlari ke arah IGD dan menemukan Shaka yang sedang duduk di bangku tunggu dengan memejamkan mata. Yaya fokus pada kaki Shaka yang masih menggunakan sendal hotel.

Yaya mengambil jas di paper bag yang dibawanya dan meletakan di tubuh Shaka. Shaka membuka matanya, dia baru sadar sedang menyandarkan kepalanya di pundak Yaya.

"Yaya, sejak kapan disini" ucap Shaka mengangkat kepalanya untuk melihat kearah Yaya.

"Sekitar 20 menit yang lalu" ucap Yaya.

"Yaya maaf, saya belum sempat memberitahu kamu, Ana...." ucap Shaka.

Yaya menggenggam tangan Shaka "semoga dr. Ana segera sadar" ucap Yaya dan menatap Shaka dalam.

Yaya meminta shaka untuk sholat subuh dulu dan dia akan berjaga disini dan Shaka setuju.

"Meskipun sendal hotel boleh di bawa pulang, tapi dokter Shaka lebih keren pakai sepatu," ucap Yaya sambil memberikan paper bag pada Shaka sebelum dia pergi ke masjid sekitar rumah sakit.

Setelah Shaka pergi...

"Panggilan keluarga pasien atas nama Diana" terdengar suara dari speaker.

Yaya segera bangkit untuk masuk, dokter menjelaskan Ana sudah sadar tetapi kondisinya masih cukup lemah. Dia membuka matanya dan melihat kearah Yaya dan kembali memejamkan mata.

Zein sudah tiba dirumah sakit, saat tiba di poliklinik seorang ners memberitahukan bahwa Shaka ada dirumah sakit sejak malam. Dia bergegas mencari Shaka tetapi hanya menemukan Yaya di ruang tunggu.

Awalnya Yaya di dalam bersama Shaka tapi Diana meminta Yaya menunggu di luar sebentar.

"Yaa, Shaka mana?" tanya Zein segera menghampiri Yaya.

"Sedang di dalam, tapi Zein jangan masuk dulu. Mereka sedang membicarakan hal penting" ucap Yaya sambil memegang lengan sneili Zein.

"Apasih Diana gak sopan banget," ucap Zein, melangkahkan kaki menuju IGD.

Tapi baru sekitar dua langkah, pintu IGD di buka, itu Diana yang akan di pindahkan keruang inap.

"dr. Shaka istri anda sudah lelah nampaknya," ucap Zein mendekat kepada Shaka dan langsung memberikan kode agar Shaka segera menghampiri Yaya. "Anter Yaya pulang dulu, Diana aman di sini" lanjutnya. Shaka berjalan mendekati Yaya untuk menuruti semua ucapan Zein dan merasa kasihan juga pada Yaya.

"Yaya, ayo kita kembali ke hotel," ucap Shaka mengulurkan tangannya pada Yaya yang sedang duduk di bangku tunggu. Yaya mengangguk, meraih tangan Shaka dan berdiri di samping Shaka. Tapi tiba-tiba perutnya bunyi menandakan bahwa dia sangat lapar.

Mendengar hal itu Shaka tersenyum dan mengajak Yaya untuk sarapan dulu, sebelum kembali ke hotel. sambil terus menggandeng tangannya.

Swiss billhotel Internasional, Jakarta, Indonesia 09.02 AM

Shaka dan Yaya tiba di hotel mereka langsung kembali ke kamar. Setelah sampai di kamar Yaya sibuk membereskan pakaian yang berantakan karena terburu-buru kerumah sakit malam tadi.

Saat Yaya sedang sibuk Shaka malah menggodanya dengan memeluk Yaya dari belakang dan berbisik "apa kita akan melakukan first night sekarang?" ucap Shaka.

Mendengar hal itu Yaya cukup terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa, tiba-tiba ketukan pintu seperti membantunya "permisi layanan hotel" terdengar dari balik pintu.

Yaya segera melepaskan pelukan Shaka dan membukakan pintu. Yaya berbicara pada pelayan hotel dan kembali menutup pintunya.

Shaka sudah berbaring di tempat tidur menutup wajah dengan lengannya. Sebetulnya Yaya tahu kalo Shaka masih sangat mengkhawatirkan Diana, tapi dia tidak mau menunjukan itu di depan Yaya.

Setelah selesai membereskan barang-barang Yaya segera bergegas mandi sebelum pulang kerumah. Keluar dari kamar mandi, Shaka masih tertidur.

Yaya merasa bahwa ruangannya terlalu dingin dan berniat menaikan suhu tapi remote AC nya ada di samping bantal Shaka, ditambah lagi posisinya yang cukup di tengah. Yaya berusaha meraih remote tapi dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh menimpa Shaka.

Shaka membuka matanya dan memandang Yaya cukup lama.

***

Fated To Love Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang