13

1.6K 172 15
                                    

Haechan menatap pasrah tulisan yang cukup besar di papan tulis kelasnya.

" Kenapa chan?" Tanya Yangyang teman satu kelas dan jurusannya.

" Gue kan lemah banget sama gambar abstrak" Ucap Haechan sambil merebahkan kepalanya, Haechan akan sangat benci jika sudah mendapat tugas abstrak, karena cakupannya sangat luas dan tanpa batas membuat Haechan kebingungan harus menuangkan apa dalam gambarnya.

" Hahaha coba lo ke taman, museum atau keliling gitu buat nyari inspirasi"

" Yah kalau gue sendiri yang jalan jalan kaya orang gila...ngga seru, lo mah enak ada kak Lucas yang nemenin"

Haechan sungguh sangat iri dengan temannya ini, hanya karena satu box kecil berisikan gelang dan sebuah surat pendek, kedua orang itu kini resmi menjadi sepasang kekasih, sedangkan Haechan? Tinggal serumah, membuatkan bekal,menjadi teman curhat, malah dianggap sebagai adik.

" Lah itu kakak lo? Minta dianterin atau apa gitu"

" Kakak? Mana ada gue kak- Oh..... pinter lo" Senyum Haechan ketika sebuah ide muncul di kepalanya.

Haechan tersenyum tipis, Saat ini jujur ia masih belum yakin apakah Mark mulai menaruh rasa pada dirinya atau tidak, tapi satu hal yang Haechan tangkap, apapun keinginan Haechan atau ketika Haechan meminta tolong, Mark akan selalu mengabulkan dan membantunya.

Dia pasti mau lah....Bisa sekalian date kan... Ganti ganti latihan atau ngga kalaupun gue ngga bejadi sama tu orang seenggaknya gue udah ngerasain rasanya ngedate sama dia.

.

.

.

Haechan menatap jam dinding, saat ini pukul 2 siang dan seharusnya mengajak Mark ke taman di jam jam seperti ini tidak akan mengganggunya. Haechan pun bergegas mandi dan bersiap memakai baju yang sudah ia pilih selama 4 jam lamanya tadi malam.

" Kak Mark temenin gu-"

Haechan menghela nafasnya ketika melihat Mark yang masih tertidur dengan nyenyak di kasurnya dan di lantai masih berserakan alat-alat prakteknya, semalaman Mark begadang untuk menyelesaikan tugasnya.

Duh ngga tega... mana itu tidur nyenyak banget

Haechan tidak mengerti bagaimana wajah yang sangat tegas, rahang yang tajam serta wajah yang sangat maskulin itu, ketika tidur berubah menjadi seperti anak kecil polos yang ingin dilindungi atau dipeluk mungkin? Kalau memeluk sih itu keinginan Haechan tersendiri.

" Udahlah coba bangunin dulu"

Haechan pun menepuk pelan pundak Mark hendak membangungkan Mark.

" Kak Mark...."

" Hmm?" Tanya Mark masih menutup matanya, sepertinya Mark benar benar mengantuk

" Temenin gue keluar dong, buat tugas"

" hmm?"

Haechan menutup mulutnya, menahan senyumannya pasalnya saat ini Mark benar benar terlihat menggemaskan, belum lagi suaranya yang berat dan serak itu Haechan bisa gila

" Temenin gue keluar kak Maaark"

" Huh? Males ah gue ngantuk" Mark mengambil bantal dan menutup wajahnya pasalnya Haechan membuka jendela membuat cahaya matahari masuk ke dalam kamar.

" Ih ayo lah, kan lo udah lama tidur... gue males sendiri"

" Pergi sendiri aja gue capek chan..."

Haechan menatap Mark kecewa, ayolah ia sudah mempersiapkan hari ini dari semalam dan ya Haechan sudah membayangkan apa yang akan ia lakukan dengan Mark nanti.

[Completed] Roommate || MarkhyuckWhere stories live. Discover now