23

1.4K 168 26
                                    

Mark sedikit terkejut kala Haechan yang juga keluar dari kamarnya.

" Chan gue minta maaf so–" Seolah mengabaikan ucapan Mark, Haechan lalu begitu saja dan bergegas masuk ke kamar mandi.

Mark menghela nafasnya panjang, ia tidak mengerti kenapa Haechan semarah itu padanya. Padahal Mark hanya ingin membantunya, Mark hanya ingin melindunginya, dan lagi jika Haechan takut jika anak anak itu membuli Haechan lebih jahat, bukankah Haechan hanya tinggal mengatakannya pada Mark dan berlindung padanya?

Tapi lagi lagi kalimat Haechan saat itu menusuk hatinya. Haechan benar Mark bukanlah siapa siapa Haechan dan mereka hanyalah teman. Haechan benar Mark seharusnya mengerti batasnya dan tidak mencampuri hidup Haechan seperti itu. Tapi tetap saja Mark tidak terima.

Bukankah selama ini mereka baik baik saja, bukankah selama ini sudah biasa bagi Haechan merepotkan dan mengandalkan Mark? Bukankah selama ini bagi Haechan Mark adalah seseorang yang selalu menjadi tameng berlindungnya? bukankan selama ini hubungan mereka seolah terlihat lebih dari teman?

Lalu kenapa tiba tiba Haechan berubah, kenapa tiba tiba Haechan menganggapnya asing seperti ini? Kenapa membenci dan menatap Mark kesal seperti itu? Kemana mata bulat berbinarnya selama ini?

Haechan terdiam kala keluar dari kamar mandi dan masih menemukan sosok Mark yang berdiri di depan kamarnya.

" Chan gue-"

Haechan dengan cepat masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu, benar benar seolah Mark tidak terlihat.

Sejak kejadian itu hubungan mereka benar benar renggang, malah sekarang terlihat seperti orang asing, di rumah Haechan selalu menghabiskan waktunya di kamar, atau menginap di tempat Jaemin ataupun Renjun, sebisa mungkin Haechan meminimalkan interaksinya dengan Mark. Sedangkan Mark hingga detik ini mencoba untuk meminta maaf pada Haechan, tapi entah kenapa seolah pintu maaf ditutup oleh Haechan, hanya untuk memanggilnya saja Mark tidak dihiraukan oleh Haechan.

Mark memainkan makan siangnya, entahlah Mark tidak tau kapan pastinya tapi yang jelas beberapa hari ini Mark tidak bisa menelan apa yang ia makan, perutnya terasa mual dan semua makanan terasa pahit, tapi yang jelas Mark sadar ia seperti ini semenjak ia yang bertengkar dengan Haechan.

" Loh chan, lo nyari kosan baru?" Tanya Jungwoo yang duduk di sebelah Haechan menyadari Haechan yang sedari sibuk dengan ponselnya dan sedikit mengintip apa yang anak itu lihat.

Mendengar hal itu Mark mendongakkan kepalanya yang sedari tadi ia terkurkan, menatap Haechan kaget sekaligus tidak terima.

" Iya kak gue pengen nyari suasana baru aja, plus nyari yang deket temen gue soalnya banyak tugas kelompok kak" Jelas Haechan berusaha tidak menatap Mark karena ia tau sedari tadi Mark menatapnya.

" Oooh lo udah tau Mark?" Tanya Jugwoo santai tapi sedetik kemudian ia menutup mulutnya rapat rapat menyadari kebodohannya dan member yang lain pun was was menatap Mark dan Haechan bergantian.

Mark menghela nafasnya panjang, memasukkan makanan kedalam mulutnya sebagai pengalihan dari rasa sesak di dadanya

" Belum" Ucap Mark pelan sambil menggeleng dan kembali menekurkan kepalanya memasukkan makannya ke dalam mulutnya sedikit terburu.

" Lo ngga bilang ke Mark chan?" Kali ini Johnn yang bertanya

" Bilang kok, cuma karna belum dapat yang cocok makanya gue belum bilang, yaudah lo udah tau kan gue mau pindah jadi nanti pas gue pindah gue ngga perlu ngasih tau lo lagi kan?"

Mark menatap Haechan sebentar, tatapan itu mata berbinar Haechan tidak lagi ada disana, hanya tatapan malas dan ketus yang ia berikan kepada Mark. Jujur banyak hal yang ingin Mark sampaikan.

[Completed] Roommate || MarkhyuckWhere stories live. Discover now