Kehidupan pernikahan tak semulus yang kubayangkan. Egoku dan ego kak soohyuk selalu membuat kami bertengkar. Seiring dengan hadirnya orang dari masa lalu membuat kami harus memutuskan bahwa kami harus menyelamatkan pernikahan atau melepaskan semuany...
Kak soohyuk menatapku. Wajahnya berusaha menahan keterkejutannya.
"Apa yang bisa kulakukan saat kakak digosipkan menjalin hubungan dengan karina? Tak ada. Karena keberadaan dan posisiku disembunyikan olehmu. Aku hanya bisa diam dan pasrah menunggu tindakanmu. Beberapa hari bahkan kau tak mencoba menghubungiku sekedar menjelaskan apa yang terjadi dan dimana dirimu saat itu. Pulang-pulang bawa karina dan sibuk mengurusinya. Wow... kenapa kau tak berpacaran beneran saja dengannya?"
Kataku sambil berusaha menahan emosi.
"Ryu, maafkan kakak."
"Aku maafkan. Tapi aku tetap ingin pisah. Aku cukup lelah. Biarkan yeonjun memilih dia mau tinggal dengan siapa."
Kataku sambil beranjak,
"..." kak soohyuk terdiam
"Sampai jumpa di pengadilan besok." Ucapku sebelum pergi dari sana.
*** . . . Aku mulai terbiasa bangun tidur sendirian. Jika biasanya setiap pagi ada yang memelukku dan menciumiku mulai saat ini aku harus membiasakan diri sendiri.
Aku berjalan menuju kamar mandi dan mulai bersiap untuk menuju pengadilan.
Baru selesai aku menyapukan make up ke wajahku, terdengar bunyi telepon lawyerku
"Halo kak..."
"Ryujin, baca liputan di link yang aku kirim ke chatmu."
"Oke."
"Baca dulu, setelah itu segera hubungi aku."
Klik
tut tut tut
Kubuka link kiriman tersebut dan membacanya,
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Damn... darimana wartawan ini tahu? Tapi apakah orang ini tahu siapa suamiku?
Segera kutelepon lawyerku
"Halo kak. Aku udah baca."
"Bagaimana masalah ini bisa tercium publik?"
"Aku tak tahu kak."
"Sepertinya kita minta tunda dulu proses mediasi akhir. Demi nama baikmu. Karirmu baru naik daun, kita harus berhati-hati."
"Aku ikut keputusan kakak."
"Oke, aku hubungi paniteranya dulu."
Klik,
Saat kuintip jendela kamar apartemenku dari lantai 5, kusadari telah banyak wartawan menunggu di bawah.
"Mungkin bukan mencari berita tentangku." Pikirku positif.
