🦋Lidah berbahaya kedua🦋

88 13 1
                                    

"Tes tes satu dua, cek! Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat malam dan selamat datang, dan saya serta istri saya Bianca, mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya buat kalian yang sudah menyempatkan hadir ke acara ulang tahun anak saya Calvin Jordan Geovanka yang ke 9 tahun ini. Untuk itu, saya selaku ayah dari Jordan, sekali lagi mengucapkan terimakasih banyak. Sebelum acara dimulai, marilah kita berdoa terlebih dahulu menurut agama yang di anut masing-masing, supaya acara ini berjalan dengan lancar. Berdoa dimulai." Pria bernama lengkap Alansyah Zikra Geovanka itu memimpin doa bersama. Mereka saling menundukkan kepala, sembari melafalkan doa agar acara ini diberi kelancaran sampai selesai.

"Berdoa selesai."

Sesaat keheningan menyertai ruangan berbinar-binar tersebut. Keramaian kembali seperti semula. Namun itu tidak lama, dikarenakan salah satu keponakan Alan yang cowok memulai membacakan acara yang sudah disusun rapi dari hari sebelum-sebelumnya. Ia dengan rapi dan elegan, tampil di atas panggung seorang diri, sambil memegang sebuah kertas. Dihadapannya ada mikrofon untuknya berbicara. Sedari tadi senyumnya mengembang, sehingga lesung pipi kirinya mencuat.

"Hello, selamat malam semuanya. Sebelum membacakan susunan acara, saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Aska Jayren, biar lebih enak panggil aja As atau Jay. Tanpa banyak bicara lagi, acara kedua setelah sambutan tadi ialah kita panggilkan Calvin Jordan Geovanka, agar naik ke atas panggung." Cowok bernama As itu turun dari panggung setelah mengutarakan perkataannya. Lalu sosoknya diganti dengan sosok berperawakan kecil. Yang tidak lain ialah pemilik acara ini.

Mikrofon diturunkan sesuai dengan postur tubuh Jordan, bocah itu tidak henti-hentinya tersenyum bahagia, begitujuga dengan kedua orang tuanya.

"Hai semua!"

"Hai juga Jordan!"

"Makasih ya Om, tante, kak, dan juga buat teman-teman yang sudah mau hadir disini. Jordan senang ... sekali deh pokoknya!"

Semua orang yang ada disitu terkekeh kecil mendengarkannya. Mereka pun bertepuk tangan seusai Jordan menyelesaikan pembicaraannya. Demikian, As kembali naik ke panggung.

"Mohon maaf semuanya, sebelum acara tiup lilin dan potong kue, mari kita saling bernyanyi buat menghibur diri kita masing-masing. Supaya tidak ada kejenuhan diantara kita, siapa yang mau menyumbangkan lagu bisa langsung kesini!"

Luluv celinguk kesana-kemari, sampai tatapannya berlabuh di manik-manik mata suaminya. Memang, posisi mereka tidak bersama.

Luluv tersenyum tanpa berkedip, seperti memberi kode untuk naik ke atas panggung biar nyanyi bareng. Mike yang menyadari, balik melempar senyum seksinya. Tetapi istrinya itu sama sekali tidak mengasih kode lewat gerakan ataupun omongan. Malah yang ada, wanita itu tidak berhenti tersenyum. Oleh sebab itu, dahinya mengernyit, bingung.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak tahan, Mike melambaikan tangan, mengarah ke Luluv seorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak tahan, Mike melambaikan tangan, mengarah ke Luluv seorang. Tetapi Luluv tidak meresponnya. Kemudian lelaki itu menurunkan kembali tangannya, ia berniat mau berjalan menuju sang istri berada. Tapi itu tidak terjadi, karena Luluv lebih dulu berjalan ke arahnya.

Lagi-lagi senyum Mike terukir, ketika mereka hampir berdekatan satu sama lain, Mike meregangkan kedua tangannya. Mempersilahkan istrinya buat memeluknya. Namun bukan pelukan yang didapat, yang ada dirinya mendapatkan tusukan pisau dihati.

Luluv melewati sang suami begitu saja. Ia menerus kebelakang, dan disitu ada Taki yang lagi berdiri, seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana, disertai senyuman penuh godaan, buat wanit yang menuju ke arahnya.

Mike memutar badan ke belakang, betapa sakit hatinya diperlakukan istrinya begitu. Padahal ia menyangka bahwa Luluv tidak marah lagi. Lelaki bernama Taki itu membelai rambut Luluv, sehingga berhasil membuat Mike geram menyaksikannya. Terlebih lagi sang istri malah menikmatinya.

"Napa? Mau duet nih ceritanya?"

"Woiya dong Ta, dah lama lho kita nggak ketemu. Anggap aja ini obat kerinduan." Sesekali Luluv melirik suaminya. Ia sekarang tengah berakting, supaya suaminya itu tau apa itu kata cemburu.

Taki terkikik geli sesaat. "Akhirnya ngaku juga kamu curut, kalau rindu sama aku. Emang sih ya, aku itu orangnya memang ngangenin. Btw, mau lagu apa?"

Tatapan mematikan ditampilkan Mike buat Taki yang tidak tahu-menahu itu. Kedua tangannya mengepal kuat, ia balik memandang istrinya yang masih saja mengacuhkannya.

Sesegera mungkin Mike mendatangi mereka berdua tanpa senyuman. Taki menatap dirinya dengan salah satu alis terangkat, seolah bertanya apa?

Luluv yang menyadari, karena sebetulnya ia sedari tadi memperhatikan gerak-gerik suaminya tersebut. Karena egonya sangatlah besar, ia berpura-pura tidak sadar kehadiran Mike. Luluv berdehem sebentar.

"Ayo Taki kita duet sekarang."

Luluv mengalungkan tangannya di pergelangan Taki. Sehingga pandangan lelaki itu teralih ke Luluv. Senyumnya kembali terbit, lebarnya lebih dari yang tadi.

Ketika mereka berdua ingin berlalu meninggalkan Mike seorang diri. Mike langsung mengeluarkan suara, yang berhasil membuat langkah Luluv terhenti, otomatis Taki juga menghentikan langkahnya, dengan alis menaut.

"Berhenti."

Tanpa berpaling ke belakang, Luluv menatap Taki sembari menggelengkan kepala kecil. Memberi tanda bahwa tidak perlu dipedulikan, Taki hanya mengangguk mengiyakan. Baru beberapa langkah, mereka berdua kembali terhenti. Sebab Mike sekarang pas berdiri dihadapan mereka tanpa senyuman sedikitpun. Seusai memberikan tatapan elang ke Taki, ia beralih pandang ke istrinya yang mana irama jantung wanita itu tidak beraturan.

"Asal kamu tau, lidah harimau itu sangat kuat sampai bisa menghilangkan cat dari dinding, dan bisa menghilangkan kulit dari daging mangsanya. Jadi, lidah harimau termasuk lidah paling berbahaya kedua, setelah lidah seorang wanita. Bagaimanapun juga, mengabaikan suami sendiri dan memilih laki-laki lain, tanpa disadari, kamu sudah melukai hatiku. Ya emang ini agak dramatis, tapi ini ... ah sudahlah."

Tanpa meneruskan pembicaraannya, Mike berlalu pergi, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Meninggalkan Luluv yang merasa sangat bersalah, ia secepat kilat menyusul sang suami yang sudah hampir jauh dari pandangannya. Taki yang menyaksikannya bersedikap dada, sambil memperhatikan punggung Luluv dan juga Mike.

'Ternyata Luluv sudah punya suami rupanya, sial, ada kesalahpahaman pasti. Aku harus segera berbicara dengan cowok itu.'

Bersambung ....

Married With A Ceo [End]✓Where stories live. Discover now