🦋Balas dendam🦋

80 12 0
                                    

Setelah kepulangan Raka, kini Mike beserta sang istri tengah berduaan. Walaupun mereka adalah pasangan suami-istri yang sudah menjalin bahtera rumah tangga cukup lama. Tetap saja, setiap bertemu jantung mereka berdua berdetak sangat kencang. Layaknya lagi mengadakan konser dangdut.

"Apa kamu belum mandi?" tanya Mike blak-blakan, sembari menutup hidungnya. Berpura-pura merasa kebauan. Sontak saja Luluv mengendus-endus kedua keteknya bergantian, lalu menatap suaminya dengan pipi merona malu.

"Ih apaansih, walaupun aku belum mandi, tapi badanku selalu wangi." Mike terkekeh geli melihat wajah istrinya yang sangat menggemaskan. Terlebih lagi saat malu-malu kucing seperti sekarang.

"Aku cuma bercanda, tapi tetap saja kamu harus mandi. Biar aku makin enak memelukmu terus." Ucapan bermakna godaan itu sukses mengakibatkan Luluv jadi salah tingkah. Kedua pipinya makin merona merah, layaknya udang rebus.

"Kalau aku pulang juga, terus siapa yang nemenin kamu disini?"

"Kamu pikir aku ini masih bocah? Aku bisa jaga diri sendiri, kamu pulang saja dulu. Lagian kamu juga harus istirahat." Perkataan Mike barusan menyinggung Luluv. Ia pikir bahwa suaminya tidak menginginkan kehadirannya disini. Bibirnya melengkung ke bawah, melihat perubahan ekspresi itu, buru-buru Mike menambahkan omongannya.

"Aku tidak mau kamu jatuh sakit sayang. Lebih baik pulang saja dulu, kamu harus jaga kesehatan. Kalau kamu mengkhawatirkanku, aku akan meminta ma---"

'Cklek!

Pintu terbuka lebar, menampilkan seorang perempuan memakai sweater rajut, dan rambut yang disanggul itu dengan wajah panik langsung menghampiri dua orang di dalam ruangan tersebut. Perempuan itu tidak lain dan tidak bukan ialah, ibu kandung Luluv. Rita.

"Mike, bagaimana kondisimu sekarang? Sudah enakkan?" Mike menatap sang istri dengan tanda tanya. Sedangkan Luluv hanya menggidikan bahu.

"Kamu juga Luv, kok nggak kasih tau ibu kalau suamimu kecelakaan! Kalau ibu nggak ke rumahmu tadi pagi, sudah pasti kamu bakalan rahasiain ini. Kenapa dirahasiakan?!"

"Itu ..."

"Ibu tenang saja, aku sudah jauh lebih baikan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Mike langsung menyambar, tatkala istrinya bingung mau menjawab apa.

"Maafin Luluv Bu, Luluv terpaksa nggak mau kasih tau ke ibu. Ntar yang ada bikin ibu makin banyak pikiran."

Rita menghempas nafas beratnya. "Untung saja Mike baik-baik saja, kalau ada sesuatu yang terjadi sama kalian tolong secepatnya kasih tahu ke ibu. Kalau diam-diam ayam kayak gini, percuma saja juga disembunyikan. Ujung-ujungnya, bakal ketahuan juga. Jadi, jangan pernah sesekali menyembunyikan sesuatu dari ibu, paham kalian berdua?"

Anak dan juga menantunya mengangguk paham. "Ya sudah kalau begitu, apa kalian berdua sudah makan atau belum?"

"Sudah Bu, oh ya Bu, ini Luluv nggak mau mandi. Aku sudah suruh dia pulang dulu, sekalian istirahat tapi dia nggak mau." Luluv melemparkan tatapan tajam ke arah sang suami yang biasa-biasa saja. Seolah-olah tatapan itu tidak menakutkan dirinya.

"Pantesan, ibu dari tadi mencium bau tidak enak. Rupa-rupanya kamu belum mandi." Rita mengibaskan tangannya, di depan hidung. Kontan saja pergerakan itu mengolah Luluv cemberut.

"Ih ibu!" Mike maupun Rita tertawa terpingkal-pingkal. Mentertawakan raut wajah Luluv yang sangat lucu bagi mereka. Dengan rasa malu yang teramat dalam, Luluv mengambil tasnya.

"Kalau gitu, Luluv pulang dulu ya Bu. Jagain Mike, dia ini masih ngompol di kasur." Luluv menjulurkan lidahnya, khusus untuk sang suami yang tercengang mendengarnya.

Rita kian tertawa nyaring, anak sama menantunya itu sama saja kelakuannya menurutnya.

 "Sudah-sudah, kamu pulang saja. Ibu akan disini."

Luluv mengangguk mengiyakan. "Dah suamiku yang gantengnya kayak Avatar."

"Hei!"

Cepat-cepat Luluv keluar, sebelum suaminya mengamuk ujarnya dalam hati. Rita hanya geleng-geleng kepala dan mengulum senyum.

***

"Jadi Barbie membawamu ke hotelnya? Menyuruhmu buat menceraikanku, agar kamu bisa bersama-sama lagi dengannya seperti dulu? Dan Barbie juga mau menidurimu?" beberapa buah pertanyaan, di balas Mike dengan anggukan kepala. Tanda bahwa itu benar.

Setelah Mike menceritakan semuanya, bagaimana Barbie memperlakukan dirinya waktu di apartemen saat itu. Kedua tangan Luluv mengepal kuat, giginya gemertak. Tanda-tanda bahwa ia benar-benar marah, ingin sekali dirinya menendang bokong Barbie sekarang juga.

"Keterlaluan sekali si wanita ular itu. Aku yakin, dia pasti menyusun rencana lagi supaya bisa merebutmu dariku. Takkan ku biarkan itu terjadi, dia ingin bermain serius rupanya." Senyum sungging tercetak di salah satu sudut bibirnya. Mike mengulas senyum, pasalnya ia sangat terharu atas ucapan istrinya beberapa detik lalu. Bahwasannya, wanita yang teramat dicintainya benar-benar tidak menginginkan dirinya direbut oleh wanita lain.

'Aku punya rencana, lihat saja Berbisa, kau akan merengek meminta ampun kepadaku. Padahal awalnya aku ingin bermain mudah, dengan cara bermain tebak-tebakan. Tapi rupanya, kamu ingin bermain ekstrim. Tunggu saja kau wanita ular!' batin Luluv tak main-main. Salah satu alisnya terangkat sebelah. Senyum sungging masih terpatri di bibirnya, tak sabar dengan rencana yang akan ia lakukan malam ini juga.

"Sayang, aku mau pergi ke Alfamart dulu. Mau beli beng-beng," ujarnya berbohong. Tanpa tahu tujuan sang istri mau kemana yang sebenarnya, Mike hanya menganggukkan kepala.

Bersambung ...


Hayo loh kira-kira rencananya apa ya buat ganjaran yang bagus buat si Barbie?


Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang