02 - Tweet

3.3K 576 217
                                    

Satu kalimat, dan berhasil membungkam Biru sampe doi gak bisa berkata apa-apa lagi.

Matanya yang sipit mengerjap beberapa kali buat mengembalikan kesadaran, tetapi bibir tipis itu nampaknya terlalu kaku untuk mengeluarkan suara karena masih dalam mode terkejut.

"Ki-kita..."

"Pacaran." Sambung Abimanyu tegas dengan nada datar andalannya.

"Abimanyu, sebenernya gue-"

"Panggil Banyu atau Bayu aja." Sahut Abimanyu cepat membuat si lawan bicara mengatupkan bibir.

Seriusan, kepala Biru tiba-tiba nge-blank. Kepalanya mendadak pening. Dia gak pernah kepikiran berada di situasi ini dan mendapat jawaban seperti itu. Semuanya serba mendadak, dan dia belum siap.

"O-oke. Gini Bai, gue kemarin tuh-"

"Kak Banyu ngapain masih disini? Jadi rapat gak?"

Lagi dan lagi, kalimat Biru terpotong. Kali ini oleh seorang mahasiswi berkacamata dengan seragam almamater yang terpasang menutupi kaos hitam yang dia pakai berjalan dari arah tangga di belakang menuju arah mereka.

"Jadi. Baru selesai kelas?" Tanya Banyu ke si cewek dan dijawab dengan sebuah anggukan.

"Iya kak, ada tambahan sampe jam 1 tadi."

"Yaudah buruan gabung yang lain."

"Oke siap!" Seru si cewek kemudian berjalan melewati Banyu dan Biru menuju ke ruang BEM.

Dia menyempatkan diri buat melirik kearah Biru sejenak, melempar raut sedikit bingung, kemudian menghilang dibalik pintu ruang BEM yang kembali tertutup.

Banyu mengembalikan fokusnya pada Biru, lalu tiba-tiba aja nyodorin ponselnya kedepan.

Yang bersangkutan cuma memasang raut bingung. Dia ngeliat ponsel dan Banyu secara bergantian dengan wajah melongo andalannya.

Gak kunjung mendapat respon, si Banyu akhirnya menghela napas. "Nomor hp lo."

Biru mengerjap cepat. "No-nomor?"

"Buruan, gue masih ada rapat." jawab Banyu cepat dan membuat Biru ngangguk berusaha paham.

"O-ohh oke."

Sedikit panik bercampur ragu, Biru segera ambil ponsel Banyu, lalu mengetikkan nomor ponselnya pada layar yang menyala.

"Ada kelas?" Tanya Banyu sambil lihatin Biru yang masih berkutat dengan ponselnya.

Masih dengan wajah bingung nan canggung-nya, Biru mengangguk kaku. "Iya."

"Selesai jam berapa?"

Pertanyaan-pertanyaan itu terdengar begitu datar dan dingin, namun anehnya berhasil ngebuat si Biru semakin gugup.

"Jam lima."

"Jangan pulang dulu. Tungguin gue."

Biru mendongak, lagi-lagi memasang raut bingung sembari mengembalikan ponsel ke pemiliknya setelah selesai mengetikkan nomor ponselnya.

"Tunggu?" Tanya Biru dengan memasang wajah lucu. "Buat apa?"

Pertanyaan itu gak langsung dijawab. Banyu berkutat sejenak dengan ponselnya, kemudian balik natap si Biru. "Udah gue chat, save nomornya."

Biru mengangguk tanpa interest, otaknya masih melambat. "Memangnya kenapa ntar gak boleh pulang dulu?"

Terdengar helaan pelan dari si pemilik wajah dingin. "Temenin gue."

Kening Biru berkerut. "Ha?"

"Gue rapat dulu."

Tanpa menunggu jawaban, Banyu masuk kedalam ruangan lalu menutup pintunya. Meninggalkan si cowok berhidung mancung termangu kaku sendiri di depan pintu.

BANYU BIRU (Bible Build)Where stories live. Discover now