Bagian 45: Rujuk

41.1K 4K 150
                                    

"Kau masih memikirkan ucapan Theo? Kau berpikir jika Theo adalah langit begitu kan?" Tebak Axel, karena sedari tadi dia memperhatikan istrinya yang hanya diam tanpa berkata sepanjang perjalanan pulang.

"Menurut mas, apakah tebakanku benar?" Tanya Linda.

"Entahlah, bukankah kau tahu sendiri saat itu Langit tertembak. Sangat kecil kemungkinan dia bisa bertahan, dan lagi kau melihat sendiri kuburan yang Adit tunjukkan padamu," ujar Axel.

Sementara di kursi penumpang, Angga tengah menatap malas ke arah adiknya yang terus menangis hingga banyak menghabiskan tisu.

"Berhentilah bersikap bodoh!" Ketus Angga.

"Hatimu itu batu, mana ngerti tentang cinta! Kau melakukan semua hal dengan logika, mana bisa kau memahami perasaanku!" Kesal Cantika.

"Ck, buat apa kau mengejarnya. Kau sama Samuel sama-sama membuatku jengah, karena cinta kalian itu membiat kalian menghancurkan diri sendiri!" Sindir Angga.

"Kau yang hancur, kau tak pernah mengenal cinta. Kau tak pernah patah hati, hatimu itu sekeras batu! Bahkan kau membuat orang lain yang tidak bersalah menjadi gila! Jika saja abang tak membuat rencana konyol itu, aku yang akan jadi istri Kak Theo. Bukan Alana!" Bentak Cantika.

Angga merasa tidak suka dengan ucapan Cantika, dia memang jahat. Namun, dia masih memiliki perasaan. Maka dari itu dia membalas, hatinya memang tega karena membalasnya pada orang yang salah demi memenuhi dendamnya.

(Jangan di tiru kawan🙅‍♀️)

"Sudahlah, jangan lagi kau mengharapkan Theo. Lupakan dia, masih banyak pria yang lain." Tegas Axel.

"Bundaaa." Adu Cantika.

"Benar kata papahmu, lupakan dia." Ujar Linda sambil menolehkan kepalanya ke arah sang putri.

Cantika tambah menangis karema sang bunda tak lagi membelanya, sedangkan Angga bertambah jengah.

***

Selain masalah mereka, hampir saja melupakan bagaimana keadaan Verry kakak kandung dari Alana.

Saat ini kondisinya berangsur membaik, dia bisa di ajak berkomunikasi dan kini sudah membaik seperti orang normal pada umumnya. Hanya saja, trauma yang dia miliki masih bersarang di benaknya.

"Aku akan pulang kan Victor?" Tanya Verry.

Victor yang tengah membereskan barang-barang milik sahabatnya itu mengangguk singkat, mereka akan kembali ke tanah air sesuai janjinya pada Verry.

"Alana, kenapa dia tidak menjemput?" Tanya Verry.

"Adikmu sudah memiliki anak, dia tidak mungkin kesini menjemputmu dalam keadaan meninggalkan keponakanmu," ujar Victor.

Verry mengerutkan keningnya, dia yang tengah duduk di atas kasur sementara Victor yang tengah fokus pada kegiatannya merapihkan.

"Dia belum cerai?" Tanya Verry.

"Aku rasa belum, bahkan Theo dan Alana kini tinggal serumah," ujar Victor.

"Kenapa merrka tidak bercerai! MEreka harusnya bercerai! Karena dia sudah mendaoatkan bayi yang dia inginkan, kenapa dia masih bersama adikku!" Bentak Verry.

Victor menghela nafas kasar, walau keadaan Verry sudah pulih tetapi emosi pria itu sulit terkontrol.

"Kenapa kau tidak buat mereka bercerai! Aku ingin adikku kembali! Dia tidak punya hak, aku tidak salah! JAdi adikku tidak perlu menebus kesalahanku!" Histeris Verry.

Victor berjalan mendekat, dia memegang tangan Verry yang tengah memegangi kepalanya.

"Verry, aku akan menceritakan semuanya. Semuanya adalah korban dari Adit, ayah dari Theo yang ternyata hanyalah ayah angkat. Dia yang menyebabkan kita menjadi korban pelampiasan Angga, sahabat dari Theo yang ternuata dia lah dalang dari pelecehan Ana." Terang Victor.

Plot Twist TransmigrationWhere stories live. Discover now