-01

59 19 75
                                    

Bugh!

Kepalan kertas yang sengaja diremas menjadi bulatan, berhasil mengenai kepala seorang gadis yang tengah duduk sembari membaca buku, tidak jauh di depan sana.

Sang gadis menoleh, sempat mengusap kepalanya sejenak lalu menggerutu kecil saat mengetahui siapa pelaku pelemparan kertas tadi. Heeseung tertawa nyaris terbahak saat lemparan asalnya, tepat mengenai kepala seseorang.

Lee Heeseung duduk diatas meja, di sampingnya terdapat buku tulis yang entah milik siapa. Mungkin milik salah satu temannya. Namun Heeseung tak memperdulikan itu, dirinya justru merobek kertas isi buku tersebut dan membuat kepalan menggunakan kedua tangannya. Kemudian ia melempar hasil karyanya itu ke sembarang arah, berharap benda tersebut dapat mengenai kepala seseorang.

Kelas sangat ricuh, sebab guru yang seharusnya mengajar justru tidak dapat hadir kali ini. Rapat dengan kepala sekolah katanya tadi.

Sekali lagi, Lee Heeseung merobek brutal buku tadi, lalu melakukan hal yang serupa seperti sebelumnya. Buku tulis yang awalnya tebal kini hanya tersisa beberapa lembar saja. Sudah dipastikan jika pemilik buku mengetahui, dia akan marah dan menyumpah serapahi si pelaku.

Tetapi apakah dia berani?

Heeseung melempar kepalan kertas tadi secara sembarang, dan...

"Asu!"

Lemparannya tepat mengenai seseorang.

Heeseung lagi-lagi tertawa, "Lo ngapain disitu? Kan jadi kena."

Si korban mencebikkan bibir, "Ya lo yang ngapain lempar kertas ke kepala gue? Sengaja?!" Jake mendengus.

"Sorry... Brader." ucapnya, yang kemudian kembali tertawa.

Setelah mendengar apa yang barusan diucap oleh Heeseung, Jake berdecih lalu berjalan mendekat. Menemui pelaku atas pelemparan kertas yang mengenainya tadi. Kemudian dirinya ikut duduk di atas meja, tepat di samping temannya itu. Heeseung menggeser tubuhnya beberapa senti agar Jake mendapat cukup tempat duduk.

Jake lantas meraih buku tulis tadi dari tangan Lee Heeseung. Merobeknya dan meremas kertas itu menjadi bulatan, persis seperti yang Heeseung lalukan. Lalu dia melempar kertas tadi kearah seseorang.

Lemparannya tepat mengenai punggung seseorang di depan sana, tak jauh dari posisi mereka sekarang. Anak itu menoleh, memungut kertas tadi. Ketika sadar akan sesuatu, dengan cepat dia melirik di pelaku.

"Si Heeseung." Jake terkikik dengan jari telunjuknya mengarah ke sisi kanan. Menunjuk ke arah Heeseung.

Huang Renjun memicingkan mata, kemudian dengan susah payah berusaha menelan ludah.

Heeseung mendengus, lalu merogoh kantong celananya, mengeluarkan selembar uang dari sana. Dia mengangkat uang itu agar Huang Renjun dapat melihatnya.

"Nih, buat ganti buku lo." kemudian lembaran uang tersebut diletakkannya di meja, meja yang saat ini mereka duduki. Lembaran uang itu ditindih dengan buku tadi yang kini hanya tertinggal sampulnya saja.

Setelah meletakkan itu, Heeseung berniat untuk kembali ke mejanya. Rasanya dia sudah cukup puas bermain-main. Kini waktunya dia pergi ke meja untuk merebahkan kepala diatas tumpukan tangan, atau sekedar bermain ponsel.

Tingg!

Salah satu alisnya perlahan naik, ia merogoh benda pipih dari dalam saku. Membaca notifikasi yang tertera, matanya terbelalak.

"Apaan nih?" monolog Heeseung lirih, yang mana suaranya itu dapat didengar oleh Jake membuat pria tersebut menaikkan satu alisnya.

"Apa, sih?!" sembur Jake.

ᴛʀᴜᴛʜ ᴏʀ ᴅᴀʀᴇ - ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang