-03

36 17 38
                                    

Tepat setelah bel berbunyi, Heeseung dan Jake segera pergi menuju kantin atas. Jelas untuk mengikuti perintah akun anonim itu, apa lagi?

Melewati pintu kantin, ekor mata Heeseung menangkap tiga orang yang tengah asik mengobrol di ujung sana. Tanpa mendekat pun lelaki itu sudah tahu jika mereka bertiga itu temannya. Siapa lagi kalau bukan bocah-bocah kelas 1 itu.

"Kak Heeseung... Kak Jake." seru Jungwon, ketika menyadari dua pemuda berjalan mendekat.

Niki mencebikkan bibir, "Huh! Lama banget."

Jake mendengus mendengar ucapan si Niki, "Halah telat tiga menit doang. Lagian si Jay sama Sunghoon juga belom dateng."

Lantas kedua anak laki-laki tersebut segera menarik kursi masing-masing dan mendudukinya.

Jake melayangkan pandangannya kearah Sunoo, bocah yang sedari tadi hanya terdiam. Baru kali ini dia bertemu dengan anak lelaki itu. Wajahnya sangat asing.

"Siapa?" tanya Jake, menunjuk ke arah Sunoo dengan dagunya.

Tak tahu siapa yang ditanyai oleh pria bermarga Sim itu. Tetapi dirinya yakin bahwa Niki atau Jungwon akan menjawab. Atau mungkin Sunoo sendiri yang memperkenalkan diri.

"Namanya Sunoo kak." jawab Jungwon, yang mana membuat Sunoo tersenyum kearah Jake dan Heeseung.

Jake manggut-manggut beberapa kali dengan bibirnya yang sedikit dia bulatkan. Sedangkan Heeseung? Dia hanya diam.

Beberapa menit mereka mengobrol, Jay akhirnya datang, tentu saja dengan Sunghoon yang mengekor di belakangnya.

Lagi-lagi Niki mendengus kearah mereka, "Huh! Lama banget."

Sunghoon menarik salah satu kursi, lalu mendudukinya. Pun dengan Jay.

"Kaya gak tau pak Yoon aja." timpal Sunghoon.

Jay mengamati satu persatu wajah teman-temannya. Sempat berhenti beberapa detik ketika pandangannya menangkap sosok Kim Sunoo yang duduk di samping kanan Niki. Namun segera ia mengalihkan pandangan, seolah tak peduli dengan kehadiran orang baru diantara mereka.

Jay sudah dapat mengira, mungkin itu Sunoo yang ponselnya kemarin dipakai oleh Niki.

Jay menghela napas, "Jadi kita disini ngapain?"

Jake menggelengkan kepala, Heeseung terdiam dengan tangan yang dilipat di depan dada, Sunghoon dan Sunoo saling diam, dan Jungwon serta Niki sama-sama mengendikkan bahu.

Jay kembali menghela napas, netranya kemudian memicing kearah Heeseung.

"Kak Hee.. kata lo ini cuman iseng, terus kenapa si akun terhapus itu bisa kirim pesan? Bukanya akunnya udah ilang?"

Tatapan Jay yang terlihat sangat mengintimidasi membuat Heeseung menghembuskan napas berat.

"Gue juga gak tau Jay."

Jay mengusak rambutnya, kembali lagi dihela napas. Lelaki itu memang sangat emosian, bahkan hal kecil yang tak sesuai keinginanya saja dapat membuat emosinya tersulut.

Seharusnya dirinya tidak kemari jika hanya duduk dan tak ada kejelasan seperti ini. Bukankah lebih baik dia di kelas saja. Selonjoran di belakang meja sembari bermain game.

"Gak guna banget. Gue mau balik kelas." Jay kemudian beranjak dari tempat duduknya.

Tingg!!

Belum sempat Park Jay berjalan menjauh, bunyi dari ponselnya membuat dirinya sejenak berhenti. Tak hanya ponselnya saja. Ponsel milik keenam temannya itu juga berbunyi secara bersamaan.

ᴛʀᴜᴛʜ ᴏʀ ᴅᴀʀᴇ - ᴇɴʜʏᴘᴇɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang