Salah Paham

344 54 4
                                    


"Nona Son, bangun..."

"Badannya panas sekali, apakah ia sakit?"

Yoongi menelepon staff hotel untuk segera menyiapkan mobilnya. Yoongi segera menggendong Wendy dan membawanya ke klinik milik kenalannya yang dekat dengan hotel.

"Bagaimana hyung?" Yoongi bertanya pada kenalannya yang bernama Kim Seokjin dengan rasa khawatir.

"Tenang saja Yoon, gadis ini hanya kelelahan saja. Ehm, tumben sekali kamu bersama seorang gadis. Apakah dia pacarmu?" Jawab laki-laki yang dipanggil hyung itu.

"Dia sekretarisku." Jawab Yoongi singkat.

"Ya ya, kamu benar-benar tidak pernah berubah." Jin benar-benar heran dengan temannya ini, selalu irit kata, padahal ngomong kan gak bayar.

"Hemh."

"Oh ya, hari ini di klinik tidak akan ada orang jadi kamu tidak bisa meninggalkannya di sini, maaf ya. Dia hanya perlu istirahat dan minum obatnya saja kok."

"Tidak apa hyung, aku akan membawanya kembali ke hotel."

"Katamu dia sekretarismu, ternyata malah kamu aja check in."

"Jangan asal bicara, di sana kita rapat hyung. Aku pulang dulu."

"Hati-hati Yoon. Jangan galak-galak padanya daripada nantinya menyesal."

Selama perjalanan entah mengapa Yoongi teringat kata-kata terakhir Seokjin. Menyesal? Kenapa dia harus menyesal? Kalau sekretarisnya ini mengundurkan diri, masih banyak yang ingin menjadi sekretarisnya, untuk apa menyesal.

Tanpa disadari, Yoongi menatap sekretaris cantiknya yang tengah tidur di kursi sampingnya. Ternyata gadis itu sangat cantik, baru kali ini Yoongi memerhatikan wajah gadis yang telah menjadi sekretarisnya beberapa bulan ini. Memang sekretarisnya yang dulu semuanya cantik, tapi Wendy tidak hanya cantik wajahnya, tapi hatinya pun lebih cantik.

Mungkin beberapa waktu ini Yoongi sedikit keterlaluan pada Wendy. Tapi walaupun begitu gadis itu tidak pernah mengeluh sedikitpun di depan Yoongi, justru selalu berusaha profesional dalam pekerjaannya. Yoongi tahu pekerjaan menjadi sekretarisnya memang tidak mudah, tapi dia bisa melihat bahwa Wendy benar-benar bekerja dengan keras. Bahkan sampai sakit seperti ini.

Tiba-tiba telepon Yoongi berdering menampilkan nama Jimin.

"Hyung, kamu di mana? Kata staff hotel kamu keluar dengan mobil pribadi."

"Iya benar. Ada apa?"

"Tim pemasaran baru saja mendapatkan kabar bahwa calon investor dari Kanada besok pagi akan berada di Seoul. Kita harus bergerak cepat agar tidak didahului perusahaan lain. Kamu tahu kan perusahaan milik Choi Young Do juga mengincar investor ini?"

"Aku tahu itu. Aku akan kembali ke Seoul malam ini. Siapkan private jet untuk dua orang."

"Dua orang? Apakah kau akan pulang dengan Hoseok?"

"Tidak, aku dengan sekretarisku."

"Hah? Kalian berkencan?"

"Tidak."

"Oh ya hyung, aku jadi ingat kemarin setelah kita selesai makan siang, malamnya aku kembali ke kantor mengambil berkas. Saat itu aku melihat Wendy diganggu om om genit saat menunggu taksi. Lain kali jangan berikan pekerjaan yang membuat ia lembur sampai malam. Kawasan kantor kita tidak aman untuk seorang gadis saat jam malam. Untung saat itu aku ada, kalau tidak, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan aku bisa dimarahi baby bear."

Benar, laki-laki yang menolong dan mengantarkan Wendy pulang ke rumahnya saat itu adalah Park Jimin.

Yoongi langsung teringat perkataan Wendy saat ia memarahinya ketika lupa mengirimkan laporan. Entah, hal ini membuatnya merasa semakin bersalah. 

Bosku ternyata ... | Wenga [END]Where stories live. Discover now