05.

1.3K 71 1
                                    

©prettybabo


"Hiks..."

"Jeno maafkan aku.."

"Hiks...hiks...Jeno..."

Dalam sebuah kamar dengan cahaya temaram, sebuah suara isakan terdengar lirih membuat malam itu berkesan menakutkan. Diatas tempat tidur seorang pemuda bergelung dengan tubuh bergetar karena terus-terusan menangis.

Setidaknya sudah empat jam pemuda ini menangis dan sepertinya belum ada tanda-tanda akan berhenti. Sepasang mata yang biasanya terlihat cantik kini merah dan bengkak. Disekelilingnya gumpalan-gumpalan tisu berhamburan, menunjukkan betapa liter air mata yang sudah ia keluarkan untuk sebuah nama yang sedari tadi ia gumamkan, Lee Jeno.

Lee Jeno adalah tetangga sekaligus teman masa kecilnya. Cinta monyet pertamanya dan kini menjadi cintanya kembali dibangku kuliah. Pemuda yang berhasil menjadi kekasih dari Lee Jeno ini, sayangnya ia menjadi kekasih Lee Jeno bukan sebagai Na Jaemin—identitas sesungguhnya—namun dengan sebuah nama samaran, bubblyna.

Empat jam lalu, Jeno mengetahui semuanya.

Dan Jaemin berakhir menangisi nasibnya sekaligus kebodohannya.

Jaemin tahu jika Jeno sangat amat marah padanya. Semua bisa terlihat dari wajah dan tatapan yang diberikan padanya. Jeno bahkan tidak mengatakan apapun padanya dan langsung meninggalkan rumahnya tanpa memberikan kesempatan pada Jaemin untuk menjelaskan.

Jaemin benci dirinya! Sungguh! Jaemin benci dirinya yang selalu menunda-nunda untuk memberi tahu Jeno jika ia dan bubblyna adalah orang yang sama. Jaemin tahu jika tidak ada rahasia yang bisa disimpan selamanya dan ia tidak ingin Jeno mengetahui rahasia kecilnya dengan cara seperti ini. Namun semua terlambat, Jaemin terlalu lama bertindak dan Jeno pun mengetahui identitas bubblyna dengan cara yang paling ia takutkan.

"Hiks..." Jaemin berusaha untuk duduk karena hidungnya yang mulai sulit dibuat bernafas. Kepalanya mulai pusing karena terlalu banyak menangis. Jaemin merasa dadanya terasa sangat penuh oleh ketakutan dan juga kesedihan.

Jaemin tidak mau kehilangan Jeno, sebagai seorang kekasih ataupun teman. Jeno adalah hal terbaik yang pernah ia dapatkan seumur hidupnya. Seharusnya Jaemin sadar hal itu sejak dulu. Sayangnya ketika Jeno marah seperti ini Jaemin baru menyadarinya.

Jeno selalu ada untuknya walaupun ia sering memarahinya, mengomelinya bahkan sering meninggalkannya ketika bertemu dengan teman-teman yang lebih seru dan populer. Jeno tidak pernah protes akan semua itu. Jeno tetap merawatnya ketika ia sakit, membantu tugas-tugasnya jika Jaemin terlalu sibuk dengan kehidupan sosial bahkan Jeno masih sering membersihkan kamar Jaemin.

Bisa dibilang Jaemin tidak pernah benar-benar menghargai Jeno.

Kini Jeno marah besar padanya dan Jaemin takut jika Jeno tidak mau berurusan dengannya lagi. Jaemin baru sadar betapa besar arti Jeno bagi dirinya. Tidak, tidak, Jeno bukan hanya sekadar teman masa kecilnya atau malaikat penolongnya.

Jeno adalah cinta sejatinya.

Ah, sungguh pilihan kata yang norak sebenarnya. Tapi Jaemin tidak peduli lagi. Ia hanya ingin Jeno. Jeno menjadi kekasihnya sekaligus sahabatnya juga kakaknya. Jaemin sadar jika ia tidak pernah benar-benar berhenti menyukai Jeno sejak kecil.

Jaemin hanya mengubur perasaan itu dalam-dalam. Jaemin hanya sempat melupakan Jeno karena ia bertemu dengan teman-teman baru, dengan cowok-cowok keren, dengan dunia luas yang menyajikan hal-hal menakjubkan.

Tapi, Jeno adalah rumahnya.

Tempat ia kembali setiap ia merasa lelah atau sakit.

Jaemin menarik nafas panjang. Dia harus melakukan sesuatu. Apa saja. Asalkan Jeno mau memaafkannya. Jaemin berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Favorite Blogger ・ Nomin VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang