[01] Marcella Leda

322 4 0
                                    

Pagi ini Marcella Leda sedang merias diri. Dia mempersiapkan hal ini sebaik mungkin, dia tidak ingin mengecewakan sang kekasih di hari ulangtahunnya. Tepat hari ini, kekasihnya berusia dua puluh tahun. Sedangkan dirinya masih berusia delapan belas tahun-kelas 3 SMA.

Perbedaan usia tidak membuat mereka kesulitan menjalin hubungan. Marcella yang memang memiliki sifat dewasa, selalu berpikir positif, keras kepala dan sedikit bar-bar. Dan, sang kekasih yang memiliki sifat dewasa, friendly, posesif, dan sedikit emosional.

Terlepas dari itu, selama ini mereka aman-aman saja menjalani hubungan yang berjalan lebih dari satu tahun ini. Meskipun perdebatan kecil sering terjadi diantara mereka.

Seperti satu bulan lalu contohnya. Marcella yang keras kepala, dihadapkan dengan Kenan yang posesif tingkat akut. Singkatnya, perdebatan itu dikarenakan Marcella diantar pulang oleh mantannya yang satu sekolah dengan cewek itu.

Kenan yang tidak terima pun langsung marah-marah tidak jelas. Emosi menguasai anak itu, membuatnya melakukan hal tidak terduga-yang berakhir hubungan mereka sedikit terguncang.

Marcella kembali pada kesadarannya. Cewek itu membersihkan masker wajahnya yang sudah kering. Dilanjutkan dengan memakai skincare paginya. Dirasa sudah selesai, ia turun menuju dapur dan meminta izin kepada Mamanya bahwa ia akan pergi ke salon.

Di perjalanan, Marcella duduk anteng dengan supir pribadi yang mengemudikan mobilnya. Matanya melihat-lihat jalanan yang ramai bukan main. Tapi tak lama setelahnya, cewek itu memusatkan perhatiannya pada ponselnya yang berdering. Terlihat nama Kenan di layar.

"Halo, babe! Ada apa?"

"Kamu jadi ke salon?"

"Iya. Ini masih di jalan."

"Okay. Ke sini jam berapa?"

"Jam 3, mungkin? Biar nggak mepet sama acara."

"Heum. Harusnya kamu sekalian ikut aku kemarin malam. Kalau sekarang, kan, kamu harus berangkat sendiri jadinya."

"Astaga! Aku aja kemarin baru pulang jam delapan malam, sedangkan kamu ke villa jam empat sore. Lagian aku nggak apa berangkat sendiri, udah biasa perjalan jauh."

"Tapi tetap aja aku khawatir."

"Apa kamu bareng teman-temanku aja? Nanti biar aku kabarin mereka."

"No. Nggak usah repot-repot. Aku malah nggak datang lhoo," ancam Marcella.

Terdengar gumaman kesal di seberang sana, dan itu membuat Marcella terkekeh kecil. Ia yakin kekasihnya sedang amat kesal padanya. Karena, ia sudah berjanji akan datang di hari spesial cowok itu dari jauh-jauh hari. Jika dirinya tidak datang, bisa ia pastikan Kenan akan menjemputnya ke rumah atau di manapun ia berada.

"Kalau kamu nggak datang. Aku pastikan acara ini nggak akan berjalan."

"Haha ... iya-iya, aku pasti datang, kok. Aku udah janji, kan, sama kamu? Dan, aku nggak pernah ingkar janji, kamu tau itu."

"Yayaya, aku tau. Nanti kalau mau berangkat, jangan lupa kabarin aku dulu."

"Okay, babe. See you!"

Marcella sampai di salon langganannya. Setelah menyuruh supirnya untuk menunggu di warkop biasanya, cewek itu langsung masuk ke dalam salon.

Ia melakukan beberapa perawatan untuk rambutnya serta kuku yang akan ia cat ulang. Ia sudah bosan dengan warna yang lama.

UNEXPECTED Where stories live. Discover now