26

15 0 0
                                    

Panca yang melihat bahwa keadaan Vega sedang tidak baik-baik saja membuat dirinya merasa bersalah.

" Maaf ya Ve, meetingnya gagal gara-gara aku " ujar Panca menunduk.

" Ini bukan salah kamu kok Panca, mungkin emang ada kesalahpahaman " sahut Vega yang masih shock karena meeting hari ini tidak sesuai ekspektasinya.

" Mau pulang sekarang atau kemana ? "

" Temenin aku bentar ya ke taman " 

Panca pun mengangguk lalu mereka berdua melangkah pergi dari kantor.

Entah kesalahan Rey atau memang komunikasi yang kurang antara Vega dan Rey. Mereka berdua memang kakak beradik tapi masih ada renggang dan sikap Rey yang cenderung tertutup.

" Apa mungkin Rey sedang ada masalah Ve ? " Tanya Panca sembari menyetir.

Vega menggeleng " Entah aku sendiripun tidak mengetahui bagaimana keadaannya "

Panca tahu betul, memang Rey orang yang sangat baik dan perhatian kepada Vega hanya saja cara pengungkapannya yang kurang tepat.

Vega dan Panca telah sampai di sebuah taman bunga yang tempatnya tak jauh dari kantor.

" Ve, aku nunggu disini aja ya. Kamu pasti butuh waktu buat sendiri " ucap Panca Yang sedari tadi melihat Vega tampak sedih.

" Iya, kalau kamu mau jalan-jalan dulu juga nggak apa-apa ketimbang nunggu lama "

Vega berbalik arah menuju ke area taman yang nampak sepi. Disana terdapat berbagai macam bunga indah berwarna-warni serta dedaunan yang menambah kesejukan. Vega dengan pelan melangkah sembari menikmati udara segar. Mungkin kali ini ia akan sangat merasa bersalah kepada Rey sebab meeting gagal.

" Kak Rey maaf, aku udah mengecewakan " ujarnya pelan.

Saat melihat salah satu bunga berwarna putih tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya.

" Kenapa kamu nangis ? " Tanya orang tersebut sontak Vega pun kaget saat menengoknya.

" Pak ketu " ucap Vega bingung, disaat-saat sedih seperti ini kenapa dirinya harus bertemu dengan orang yang selalu mengajak debat ?

" Maaf pak ketu saya lagi nggak minat buat debat "

" Nggak, saya kesini mau ketemu kamu " sahut Bima, sekali lagi ucapannya itu membuat Vega semakin heran.

" Lagi sedih kan ? Yaudah gimana kalau kita main tebak-tebakan ? " Tanya Bima sepele.

Bagaimana bisa suasana hati sedih begini diajak main tebak-tebakan? Mungkin cuma Bima yang tahu dan ini awal mula pertanyaan debat yang sangat menyebalkan.

" Pak ketu mau saya tonjok atau pukul ? "

" Eits tenang dulu, marah boleh supaya bisa melampiaskan semua emosi yang memendam tapi saran saya coba teriak " sahut Bima dengan eskpresi tanpa bersalah.

" Nggak ! "

" Kenapa ? "

" Saya itu perempuan pak ketu dan sebagai perempuan harus menjaga image, salah satunya tidak boleh teriak ! Mengerti ! " Ujar Vega sembari menahan emosi agar tidak meledak-ledak.

Bima pun melotot kaget " jadi selama ini kalau ngomong sama saya itu nyanyi bukan teriak ? "

Bukannya semakin mengalah justru Bima semakin membuat Vega menahan emosi.

" Maaf Ve tadi Rey telepon katanya kamu disuruh pulang " ujar Panca yang tiba-tiba datang.

" Yaudah kita langsung pulang aja " ajak Vega yang melenggang pergi dengan tidak menghiraukan keberadaan Bima.

" Bisa-bisanya Vega malah pergi gitu aja ditambah Panca tuh orang lama-lama ngeselin juga ternyata " omel Bima kesal.

Ketimbang harus berdebat lama dengan Bima yang terus mengusiknya, Vega pun bergegas pergi untuk menemui Rey kakaknya.

" Panca, apa mungkin ya kak Rey bakal marahin aku " keluh Vega, jantungnya berdebar kencang karena takut Rey akan memarahinya.

" Tenang aja Ve, nanti biar aku yang jelasin ke Rey " sahut Panca menenangkan.

Perjalanan ke rumah semakin dekat, artinya Vega juga akan segera bertemu Rey. Sebenarnya Vega sendiri juga belum siap jika harus di cercah berbagai pertanyaan dari Rey.

Sesampainya di depan rumah, tampak Rey yang sudah berdiri di halaman rumah sembari memandangi mobil yang Vega dan Panca naiki. Dengan menunduk Vega melangkah mendekat serta tak berani menatap mata Rey.

" Kenapa baru pulang ? Dari mana ? " Tanya Rey dengan tatapan tajam.

" Ta-man kak "

" Kenapa bisa meeting tadi gagal ? " Tanyanya lagi ke pembicaraan utama semakin dibuat deg-degan.

" Maaf kak Rey kalau aku belum bisa handle " ujar Vega pelan.

" Masuk sekarang, ada yang perlu dibicarakan " tegasnya namun kali ini Panca membuka suara untuk membela Vega.

" Maaf Rey sebelumnya jika saya memotong pembicaraan, tapi ini bukan salah Vega. Ini salah saya karena saya yang mempresentasikan dan kemungkinan ada kesalahan penelitian untuk materi yang dibawakan " jelas Panca berharap agar Rey tidak memarahi Vega.

" Tetap saja Panca ini semua tanggung jawab Vega. Harusnya dia meneliti kembali dan mengkoordinasikan materi, bisa-bisanya dia lengah begitu saja " jelas Rey.

" Memang itu hasil materi dari saya tapi kan kamu harusnya paham Vega, nggak semuanya kamu harus percaya begitu aja. Cek lagi dokumen penting lainnya nggak harus bergantung sama kakak " sambung Rey dengan ekspresi emosi.

Vega yang sangat merasa bersalah memilih untuk masuk ke rumah ketimbang harus membicarakan panjang lebar penjelasannya.

Ketika hanya ada Rey dan Vega dalam ruangan yang sama. Keduanya hanya diam membisu sejenak. Vega hanya bisa pasrah dan menghela nafas panjang.

Kini Rey mulai membuka suara " kamu itu terlalu fokus sama hal lain Ve jadi semuanya berantakan, kalau kamu nurut untuk nggak ikut organisasi nggak penting di kampus itu mungkin pekerja akan baik-baik saja "

Lagi-lagi Rey menyinggung soal organisasi kampus yang ia ikuti dan minati.

" Kamu tahu kan seberapa kerasnya kakak buat mempertahankan perusahaan ? Dan hari ini satu meeting penting kamu gagalkan ? Gimana kalau para investor benar-benar akan mengantikan posisi kamu dan semua usaha kita juga akan berakhir ! " Ujar Rey dengan penekanan.

Vega kaget dan shock " Ma-af kak "

" Kakak nunjuk kamu buat jadi CEO supaya kamu belajar dan bertanggungjawab itu semua juga untuk kamu sendiri nantinya dan sekarang kamu mau menghancurkan ? Kakak benar-benar kecewa Ve " Jelas Rey lagi seketika mata Vega pun berkaca-kaca tak bisa menahan kesedihan saat ini.

" Aku akan berusaha kak untuk mempertahankan perusahaan tapi kenapa kak Rey nggak pernah libatkan aku dalam mengambil keputusan, apa itu salah ? " Tanya Vega penasaran, ia juga berhak mengetahui urusan perusahaan.

" Urusan meeting saja kamu gagal apalagi untuk menangani keputusan ? Kamu yakin bisa ? Kak Rey berusaha mencari investor sana sini kesulitan karena kamu juga fokus sama organisasi kamu sendiri. Jadi introspeksi diri Vega " Respon Rey menyudahi pembicaraan lalu pergi meninggalkan Vega sendirian yang masih duduk dengan hati yang berkecamuk.

" Apa aku harus keluar aja dari organisasi kampus, mungkin itu pilihan yang tepat " batin Vega.

Sudah sangat lama Rey memperingatkan Vega agar tidak ikut dalam urusan politik perusahaan kampus. Entah mengapa Rey selalu melarangnya, tidak ada alasan yang jelas dan pasti namun sepertinya Vega benar-benar harus menyelidiki. Sebab ada kejanggalan dari dokumen materi presentasi perusahaan yang salah seperti bukan ada yang sengaja menggantinya.

Hai hai semuanya yuk VOTE VOTE VOTE bantu follow juga :)

Terimakasih sudah membaca part ini, Gimana menurut kalian ?

Komen-komen yuk untuk part next...






2 RotasiWhere stories live. Discover now