27

340 16 0
                                    

Don't forget to click the ⭐ button !!!

Don't forget to click the ⭐ button !!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penjual tersebut mencarikan suasana. Aku mencoba melepaskan pegangannya untuk mengambil minuman tetapi usahaku nihil. Dane tidak membiarkan aku meninggalkan dia. Pada saat aku ingin mengambil minuman, dia tetap memegang pinggangku. Sehingga kami seperti sepasang permen yang tertempel. 

Dari kejauhan terlihat berbagai permainan carnaval. Walaupun tidak sebanyak carnaval tetapi mereka menyiapkan beberapa permainan. Mungkin untuk membuat para pengunjung yang membawa anak kecil tidak bosan. 

Selintas aku mempunyai ide. 

"Dane, bagaimana kalau kita main game."

"Lexa, kau sudah menyuruhku untuk masuk ke photobooth. Dan sekarang game ? Aku akan lebih terlihat seperti your dad.  Dan kenapa dalam festival ini ada game ? Bukankah disini harusnya orang-orang hanya menikmati pemandangan."

"Sudah jangan mengeluh. Walaupun dimata mereka kau terlihat seperti my dad, tetapi kita tau bahwa kau adalah daddyku. Dan kita sudah ada disini, jadi kita harus mencoba memainkannya."

Aku melihat disamping daerah makanan terdapat daerah dimana permainan ada. Melihat itu aku menarik Dane untuk berjalan lebih cepat. Tidak memperdulikan suara keluhannya. 

Aku dan Dane mencoba untuk bermain segala macam permainan. Dan sepertinya aku lebih mahir dalam hal ini. Dalam lima permainan yang kami lakukan. Hanya ada satu permainan yang Dane menangkan. Ini membuktikan bahwa skill game yang aku miliki jauh lebih baik dari padanya. 

Aku melihat kerumunan orang. Karena rasa ingin tauku yang tinggi. Aku berjalan mendekat kearahnya. Terlihat permainan high striker. Banyak pria yang mengantri untuk mencoba permainan itu.

 Banyak pria yang mengantri untuk mencoba permainan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AYOO !!! KALAU KALIAN BISA SAMPAI KE PUNCAK. ITU MEMBUKTIKAN KALAU KALIAN KUAT DIANTARA PARA PRIA DISINI !!!"

"Dane, lihat itu. Banyak yang mengantri. Kau mau coba tidak ?'

"AH, SAYANG SEKALI !!! KAU BELUM CUKUP KUAT UNTUK SAMPAI KE PUNCAK. KALAU KALIAN BISA MEMENANGKAN INI, KALIAN BISA MENUNJUKAN KE PASANGAN KALIAN, KALAU KAU ADALAH YANG TERKUAT !!!"

"Sweetheart, aku tidak perlu mencoba game itu untuk menunjukan kalau aku lebih kuat."

Tetapi setelah menonton selama beberapa saat. Hanya ada satu pria yang bisa mengalah game itu. 

"APAKAH ADA YANG INGIN MENCOBA LAGI ??? KAU." Pria tersebut menunjuk kearah Dane. "APAKAH KAU BERANI MENANTANG PERMAINAN INI !!!" Dane memberikan isyarat tidak mau kepadanya. Tetapi tanpa putus asa pria tersebut terus menantangnya. "KAU MUNGKIN TERLALU TAKUT. PACARMU AKAN SANGAT MALU, MELIHATMU TIDAK BERANI MELAWAN GAME KECIL INI."

Pria tersebut mendekat kepadaku dan melanjutkan, "NONA, PACARMU ADALAH PENGECUT  DIA TIDAK BERANI MELAWAN MESIN INI."

"Baiklah, cukup." Tanpa berkata lebih Dane mengambil palu tersebut dan memukulnya. 

Seketika suasana hening. Aku tahu kalau Dane itu kuat, tetapi untuk umurnya aku tidak menyangka kalau dia sekuat itu. 

"YEAYYY !!!!" Aku berlari mencium pipinya. 

Pria tersebut langsung terdiam melihat Dane. Dane berjalan kearahnya dan memberikan palu tersebut kepada pria itu. 

Aku dengan bangga berjalan keluar sambil memegang lengan Dane. 

"Dane, bagaimana kalau kita bertaruh. Kalau salah satu dari kita kalah, kita harus mencium sang pemenang dan melepaskan celana dalam kita."

"Lexa, apakah kau serius ingin membuat tantangan itu ?"

"Mengapa tidak ? Kedengaranya menyenangkan dan membuat ini menjadi lebih seru. Dan dari seluruh game yang kita mainkan tadi, kau hanya memenangkan satu. Jadi aku mempunyai kesempatan lebih tinggi untuk menang."

"Baiklah, tetapi kalau kau kalah. Jangan salahkan aku."

Kami pun memilih game dart. Game ini terlihat gampang, kalian hanya perlu melemparkan empat sampai lima dart kalian ke balon yang tertempel di dinding. Dan permainan itu terlihat cukup gampang. Jadi aku akan memenangkan ini dengan mudah. 

"Siap-siap untuk kalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siap-siap untuk kalah." Aku meledek Dane. 

Kami berdua pun melemparkan dart. Tetapi ada yang aneh. Aku sudah membidik tetapi semua dartku tidak mencapai sasaran. Aku mencoba membidik dengan dart terakhirku. Tetapi tetap nihil. 

Aku hanya bisa meletuskan satu balon. Dane pasti melakukan jauh lebih buruk dari aku bukan ? Aku melihat kearahnya. Dan terkejut. Dia berhasil meletuskan empat balon. Dan masih ada sisa satu ditangannya. 

"Sweetheart, kau sudah harus menyiapkan dirimu."

Dan dengan itu dia meletuskan balon terakhirnya. 

Hai semuanya !!!Sesuai janjiku, ini chapter kedua minggu ini !!!Semoga ini bisa menemani kalian sebelum Hari Senin !!!Spoiler chapter minggu depan mungkin akan ada snu snu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai semuanya !!!
Sesuai janjiku, ini chapter kedua minggu ini !!!
Semoga ini bisa menemani kalian sebelum Hari Senin !!!
Spoiler chapter minggu depan mungkin akan ada snu snu nya.
Jadi ditunggu !!!

Don't forget to click the ⭐ button !!!

💖moon_princesss_101

Temptation (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang