Prolog

345 96 18
                                    

"Karena itu kamu, maka aku bisa terbebas dalam belenggu perasaan yang tak terbalaskan."

***

"Karena itu kamu, maka aku ada untuk melepas belenggumu. Sebab aku akan selalu disampingmu."

©©©

Kenalin namaku Kartyana Kinasih, kalian bisa panggil aku Kina atau Yana. Aku orangnya fleksible aja sih soal nama panggilan, cuma yah jangan aja diplesetin jadi selasih misalnya. Memangnya aku biji-bijian?!

Oke, yang barusan lupain aja. Kali ini kalian bakal aku bawa ke dalam kisah yang aku alami. Disini kalian akan merasakan seperti ada dalam roller coaster. Dengan penuh histeria, perasaan kalian akan terombang ambing akan kisahku.

Eits, jangan terpaku sama apa yang kubilang barusan yaa. Disini kamu juga akan merasakan indahnya sebuah persahabatan dan nano nano sebuah rasa yang pernah ada.

Ini kisahku, berawal dari sebuah rasa kagum pada pandangan pertama yang berujung cinta dalam diam. Sedikit miris namun aku bersyukur pernah merasakannya, karena ini adalah tahap awal dari kehidupanku selanjutnya. Bagiku ini bukan akhir dari segalanya.

Perasaan ini bermula saat aku masih duduk di bangku SMP kelas 8. Dulu aku anaknya sedikit cupu, tapi gak terlalu sih, cuma kurang bisa bersosialisasi aja dengan teman satu kelas. Yah, bisa dibilang introvert lah.

Asal kalian tau ya, teman akrabku dalam satu kelas cuma 3 orang, dan yah mereka juga rada rada orangnya, rada gesrek, rada halu, dan apalah itu namanya. Ups, sorry kawan aku bercanda haha.

Tapi aku bersyukur sih, bisa punya teman seperti mereka. Tapi sekarang bukan teman lagi, mereka udah jadi sahabat, bahkan sudah seperti saudara. Semua sifat-sifatku mereka tahu begitu pula sebaliknya. Kami semua sudah saling mengenal satu sama lain, mungkin hampir tidak ada rahasia di antara kami.

Namun, ada satu hal yang dari dulu sampai sekarang masih aku sembunyikan dari mereka. Kalau aku pernah menyukai seseorang saat kami masih duduk di bangku SMP, dan bahkan orang tersebut berada dalam satu kelas yang sama dengan kami waktu itu.

Mengenai rahasia ini hanya aku dan Tuhan yang tahu. Dan saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa kulakukan cuma memandang dia dari kejauhan. Meskipun aku bisa saja memberitahu hal tersebut ke sahabat-sahabatku, tapi yang ada nantinya mereka malah meledekku habis-habisan, dan kemungkinan terburuknya langsung diberitahukan ke orangnya.

Oh Nooo!!!

Bisa tamat riwayatku. Besok-besok mau ditaroh dimana wajahku? Di jonggol?! Yakali aku kabur ke jonggol. Maka dari itu, aku tak pernah cerita ke orang lain soal perasaanku yang satu ini. This is privat!

Sampe saat ini pun aku masih memendam perasaan untuk orang tersebut. Dan bisa kalian tau, sekarang aku sudah duduk di bangku SMA kelas 11. Jadi Bisa disimpulkan bahwa aku sudah menyukainya selama 3 tahun lamanya.

Kalian bisa bayangkan sendiri, bagaimana rasanya menyukai seseorang dalam diam selama 3 tahun, tanpa pernah sekali pun mencoba untuk mengungkapkannya. Dan yang bisa aku lakukan hanya memandang dia dari kejauhan.

Hal yang serupa masih terus aku lakukan sampai sekarang. Bahkan saat kami satu sekolah saat SMA pun tak ada yang pernah berubah. Selalu ada jarak di antara kami. Kami saling kenal tapi tak terlihat mengenal. Miris bukan? Yah, itulah nasibku. Ini baru permulaan saja. Lalu bagaimana kelanjutan kehidupanku esok? Hanya Tuhan yang tahu.

*****



Halo teman, aku mau ngasi tau kalo ini cerita pertamaku. Maaf ya kalo masih ada typo atau ceritanya kurang menarik buat kalian, soalnya aku masih pemula. Aku harap kalian suka sama alur ceritanya. Enjoy your day^^

My True First LoveWhere stories live. Discover now