BAB 1 || Awal Pertama

278 86 24
                                    

"Kina, malam ini lo cantik banget." ucap seorang laki-laki berparas tampan yang kini sedang berada tepat di hadapanku, berdiri dengan senyum yang teramat manis. Entah kenapa setelah aku mendengar kata-kata yang ia ucapkan barusan, perasaanku bagaikan melayang ke langit ketujuh.

"Gue suka liat lo dengan apa adanya diri lo sendiri. Dari dulu sebenernya gue udah ada rasa sama lo." ungkapnya sambil menatap mataku dalam-dalam, sangat meneduhkan tetapi bisa membuatku nyaman untuk menatapnya lama-lama.

Kemudian perlahan ia mendekat, mengikis jarak yang ada diantara kami. Tangannya terulur menggenggam kedua tanganku. Detak jantungku mulai menggila. Aku takut, sangat takut kalau detak jantungku yang ramainya sudah seperti di diskotik ini akan terdengar sampai ke telinganya.

Perlahan namun pasti, wajahnya mulai menunduk, mendekat ke arah wajahku. Tepat di samping telingaku, aku bisa mendengar dan merasakan hembusan nafas hangatnya menerpa kulit di bagian leherku yang seketika membuat nafasku tercekat.

Kemudian disusul dengan terdengarnya suara serak nan dalamnya berbisik mengucapkan sebuah kata-kata yang menurutku bisa membuat detak jantungku berhenti seketika.

"Kina, mau gak lo jadi pacar gue?" suaranya mengalun bak melodi yang sangat indah. Kemudian ia kembali menatap mataku lamat-lamat, menunggu jawaban apa yang akan aku berikan.

Namun, otakku tak bisa berpikir sedikitpun. Tatapanku kosong melihat ke manik mata coklat yang sangat indah yang ada di hadapanku, memandang dengan rasa yang tak bisa diartikan.

Seakan hanya dengan memandang matanya aku sedang berada di dunia lain yang teramat indah. Tatapannya yang tajam namun meneduhkan, mampu membuatku jatuh ke dalam pesonanya semakin dalam.

Saat aku masih berkelana mengarungi teduhnya tatapan mata pria yang ada di hadapanku ini, tiba-tiba terdengar suara teriakan menggelegar bak petir yang menyambar-nyambar, menghancurkan dan memusnahkan semua perasaan nyamanku.

Duaarrr!!!...Jedeeerrrrrr!!!

Seketika tubuhku basah dan terhempas dari ketinggian tertinggi. Suara tersebut masih menggelegar, menusuk gendang telingaku. Menghancurkan segalanya yang telah aku bangun di alam mimpi.

"Kinaaa!!! Bangunn dong nak! Astaga kebo banget sih kamu!!!" ternyata suara mamaku yang merusak mimpi indahku barusan.

Dengan menyiramkan air ke tubuhku segayung penuh, itu belum cukup untuk membangunkan aku dari alam mimpi. Guncangan demi guncangan masih terjadi, namun belum bisa membangunkan seorang Kartyana Kinasih dari mimpi indahnya bertemu sang pria berwajah tampan.

"Nih anak bandel banget sih!" suara mama kian tak sabaran.

"Ini udh mau setengah tujuh Kina!!! Bangun atau uang jajan kamu bakalan mama potong!!!" ancam mama dengan nada mengerikan. Mendengar hal tersebut seketika...

Jedddeeeerrrrrr!!!! Bak kilat menyambar berkali kali ke telingaku. Hingga rasanya gendang telingaku berdengung mendengarnya.

Seketika itu juga aku terbangun dan terjatuh dari kasur dengan selimut basah yang masih setia menempel di tubuhku. Mendengar uang jajanku akan dipotong? Oh No! Itu tidak bisa dibiarkan.

Aku tidak mungkin melihat teman-temanku makan, sementara aku bengong sembari air liurku menetes. It's Big No! Dengan gesit aku berdiri dan ingin berlari, namun belum sampai 2 langkah kakiku terhalang oleh selimut untuk melangkah, hingga...

Gddubbraaakkk!!!

"Aaaawww!!!" suara teriakanku terdengar nyaring menggema ke seluruh kamarku.

"Kina?! Kamu gapapa?" panik mama melihatku jatuh telungkup dengan selimut yang masih setia menemani.

My True First LoveWhere stories live. Discover now