Chapter 16

611 58 0
                                    

"Apakah kau mengerti arti rasa sakit terdalam ?"

Hari itu 16 Desember, 16 P,m salju turun menyelimuti permukiman desa. Seorang gadis belia berjalan tenang menunduk menyembunyikan wajah di balik rambut panjangnya, jejak kaki tertinggal bersama darah merah yg mengotori  putihnya salju.

Suara jerit tangis menghiasi dinginnya udara, orang orang yg tersisa meneriaki seseorang 'Monster' siapa lagi kalau bukan sang gadis belia.

Sang gadis hanya bergumam 'hm' tuturnya tanpa menunjukan rasa bersalah. 'Monster' mendengar panggilan itu lagi sang gadis malah tertawa terbahak bahak mata merahnya terlihat begitu mengerikan.

'MENYENANGKAN!'

'MENYENANGKAN!'

Teriaknya diiringi tawa yg kian menggila, gadis belia itu membunuh orang orang yg tersisa hingga tak ada lagi orang yg hidup.
Salju putih ternoda oleh darah tak berdosa.

Sang gadis terus berkelana membunuh tanpa tujuan melakukan hanya demi kebahagiaannya.

'Akai yuki'

Begitulah julukan untuk sang gadis, membunuh ditengah salju walau musim bukanlah musim dingin.

Nightmare

Begitulah julukan yg di dapat dari para korban.

••••

Namun satu wkt ia dikalahkan dan jiwanya disegel disuatu tempat yg jauh dari semua mahluk, jiwa yg tersegel menyimpan dendam tersendiri dan ingin membalaskannya.

Dia terus menunggu sampai seseorang memanggilnya untuk mengisi tubuh seorang bayi yg telah tiada.

'Yah yaaaa! Sebentar lagi semuanya akan terbalaskan. Ak hanya perlu menunggu.'

.

.


.


.

"(Name) Chan?"

"(Name) Chan!"

"Siapa ?"

"Aku adalah kau, kau adalah aku."

"...?"

"Bukankah manusia itu menyedihkan, bodoh dan membosankan ? Mereka itu hanya sekumpulan mahluk berdosa."

"Sayang bangun sudah pagi!"

'Hanya mimpi'

Chuuya menyingkirkan rambut rambut yg menghalangi wajah (name), tubuh gadis itu dipenuhi keringat padahal AC menyala.

"Kau bermimpi buruk ? Ini sudah yg ke sekian kalinya." Tanya Chuuya.

"Iya ak bermimpi wanita itu lagi mama, dia dia hi-"

"Ohayou putri kecil, lihat lihat sudah hampir siang. Cepatlah bersiap putri kecil."

Setiap saat Dazai selalu menyela pembicaraan antara (name) dan Chuuya, tentu Chuuya mulai menaruh rasa curiga seolah Dazai berusaha menutupi sesuatu darinya.

••••

"TUNGGU DAZAI!"

Chuuya mengejar kecepatan berjalan Dazai sembari terus meneriaki nama si pria bermantel hitam.

"Ada apa Chuuya ?" Tanya Dazai.

Chuuya menarik kerah baju Dazai membawanya lbh dekat dengan si jingga.
"KATAKAN PADA KU APA YG KAU TUTUP TUTUPI SOAL (NAME)?!" Tanya Chuuya.

"Tidak ada." Jawab Dazai santai.

"BOHONG!" Tegas Chuuya. "Setiap putriku bercerita soal mimpi kau selalu memotong pembicaraannya kalau tdk apa apa menurud ku mustahil, CEPAT BERI TAHU AK!" Paksa Chuuya.

"Nanti kita bicarakan dengan putri kecil, sekarang kita harus melapor pada Mori San."

••••

Malam harinya Chuuya, Dazai dan (Name) tengah duduk serius di meja makan. Ketiga orang itu baru saja selesai makan malam dan Dazai meminta untuk mengobrol sebentar di meja makan. Hal semacam ini sering mereka lakukan saat (name) bermasalah.

(Name) hanya diam menatap hampa ke arah meja sedangkan Dazai dan Chuuya menatap intens ke arah putri mereka.

"(Name).' Panggil Chuuya, gadis itu hanya menegakan wajahnya menatap ke arah Chuuya.

"Beberapa hari ini kau sering mimpi buruk, ak hanya ingin tahu 'wanita' siapa yg kau maksud ?" Tanya Chuuya.

(Name) menelan ludahnya susah payah seolah ada yg tersangkut di tenggorokannya, dia heran mengapa tiba tiba gugup padahal dia juga ingin bercerita. (Name) mencakar meja menahan rasa gugupnya yg meletup letup bagai popcorn.

"Se-sebenarnya (name) juga tdk tahu si-siapa wanita itu..." Lirih (name). "Dalam mimpi ak hanya melihat salju berlumuran darah akibat wanita itu dia bilang kalau 'ak adalah dia dan dia adalah ak' hanya itu yg ku tahu mama." Lanjut (name).

Chuuya melirik ke arah Dazai yg tak memasang ekspresi apapun, Chuuya tahu bahwa Dazai mengetahui sesuatu.

"Seperti apa rupa wanita itu, apa kau lihat ?" Tanya Chuuya.

"Dia mirip seperti ak, dia pernah bicara pada ku sewaktu ak masih kecil. Lalu papa memberi gelang ini pada ku ma." (Name) menunjukan gelang berwarna abu abu yg ada di tangan kananya.

Chuuya tahu, Chuuya bisa membaca tulisan di gelang itu.
"LIHAT KAU PASTI MENYEMBUNYIKAN SESUATU DARIKU SELAMA INI, IYA KAN DAZAI?!" Chuuya berteriak ke arah Dazai.

"Papa katakan pada ku sebenarnya apa semua ini pah? Papa pasti tahu sesuatu sebab setiap terjadi sesuatu gelang ini pasti menyala seolah menggagalkan sesuatu."

Dazai masih setitik diam di posisinya matangnya juga tak menunjukam tanda tanda apa pun.

"Kalau ingin tahu jawabannya, ak akan menjawabnya besok." Itulah jawaban dari Dazai, sang eksekutif muda mafia itu pergi tanpa banyak bicara, ia menuju ke arah pintu dan pergi dari rumah meninggalkan Chuuya dan (name) yg membisu di tempat mereka.

.
















.
Bersambung.....

New Life | Soukoku Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang