empat belas

896 154 8
                                    

"LO GIL-"

Belum sempat Sarah menyelesaikan kalimat nya, Gisella sudah terlebih dahulu membekap mulutnya. "Anjing gue bilang jangan teriak."

Dengan keadaan mulut yang masih di halangi tangan Gisella, Sarah hanya mengangguk sambil mata nya melotot terkejut.

"Jangan teriak, jangan heboh. Oke?" tanya Gisella memastikan. Lagi lagi Sarah hanya mengangguk.

Di rasa sudah cukup aman, Gisella lalu menyingkirkan tangan yang menghalangi mulut Sarah.

"Lo bener bener gila anjrit." Sarah melanjutkan ucapan nya dengan sedikit berbisik.

Gisella yang baru menyadari kesalahan nya kemarin hanya bisa menenggelamkan kepala nya di sela sela buku. Kini dia harus menahan malu setiap kali berpapasan dengan Aji.

"Jangan jangan.. Otak lo kegeser gi?"

PLAKKK

Gisella langsung memukul pundak Sarah menggunakan buku, "Lo ngadi ngadi anjir."

"Elu yang lebih ngadi ngadi, bilang sayang ke Aji." celetuk Sarah. Lagi lagi Gisella di ingatkan dengan kejadian itu

"ARGFH- Diem please. Demi apapun gue malu, gue khilaf." ucap Gisella mengacak rambutnya frustasi.

Sarah memutar bola mata nya malas, "Tapi perasaan nya ga khilaf kan?"

"Enggak hehe."

"GIGI!" teriak Saka di ambang pintu kelas, ngebuat seluruh murid yang ada di dalem kelas itu terkejut bukan main. Termasuk Gisella dan Sarah yang berada di bangku paling pojok ruangan.

Dengan tergesa gesa Saka menghampiri Gisella yang menatapnya dengan kebingungan.

"Gi.. g..gue.. gue.." Nafas yang terengah engah sebab berlari panik tadi ngebuat Saka sulit untuk berbicara. Pemuda itu hanya memberikan kantong besar putih yang di bawa nya tadi.

"Lo kenapa Saka? Duduk dulu duduk." ucap Gisella yang panik sekaligus khawatir.

Saka duduk di bangku persis depan mereka berdua. Sambil menunggu Saka yang masih terbata bata, Gisella dan Sarah mengintip kantong yang di bawa Saka tadi.

Rupanya kantong tersebut berisi banyak Snack dan minuman ringan.

"Gue tebak mau minta maaf sama lo." bisik Sarah tepat di telinga Gisella, takut kalau Saka mendengar.

Gisella menatap Sarah heran, "Masa iya?". Sarah yang sama sekali tidak tau menahu itu mengedikkan bahu nya.

"GI!" panggil Saja dengan nada tinggi, sambil tangan nya menggebrak meja.

"APA ANJI- Gue ada di depan lo monyet, kaga usah teriak teriak." balas Gisella kesal.

"Oh iya maaf.." balas Saka kikkuk, "Kepala lo gimana? Masih sakit? Aduh-.. maaf banget ya kemarin gue bener bener gak sengaja. Ini ada jajanan buat lo, gue tau sogokan gue gak cukup kalo cuma segini- Tapi please gi maafin gue."

"Pft.." Sarah nahan tawa nya karena muka Saka yang memerah nahan nangis.

"Sak astaga, gue gapapaa beneran. Bukti nya aja gue masih bisa sekolah hari ini." balas Gisella, namun dirinya malah teralih dengan beberapa lebam yang berada di wajah Saka. "Muka lo.."

"Kemarin di tonjok Aji." gumam nya terdengar sedih.

Sarah ngalihin pandangan nya ke arah luar jendela, bener bener tawa nya mau pecah karena ngeliat mata Saka yang udah berkaca kaca.

"Muka lo gimana? Sakit gak?"

Saka menggeleng, "Enggak sakit, di banding lo yang sampe pingsan kemarin."

Favorite Crime | Jihoon GiselleWhere stories live. Discover now