Chapter 05

1.2K 113 0
                                    

"Ve Kamu lagi nga--"

Mata devan melebar saat melihat vega sedang tengkurap dikasur padahal perutnya sudah membuncit, "astaga ve! " Seru devan yang langsung menaiki kasur.

Vega menoleh dan langsung membalikan badannya, "kenapa? " Tanya Vega, devan menyentuh dada nya frustasi, istri kecilnya ini selalu saja membuatnya jantungan.

Mulai dari loncat dari kursi, tengkurap, dan itu semua membuat devan khawatir akan kandungan istrinya akan kenapa napa.

"Apasih? Kenapa manggil" Vega duduk sembari menatap suaminya yang masih menyentuh dada nya, "Kamu ngapain tengkurap vega! Kamu tau Peru kamu sudah besar, Saya takut anak saya kenapa napa" Ucap devan khawatir.

"Siyi tikit inik siyi kinipi nipi" Ejek Vega dengan meniru gaya bicara devan, "Vega! " Kesal devan.

"Iya iya, lagian kenapa sih! Gue cuma bosan lagian gue cuma main main! " Ucap Vega, devan memegang keningnya lalu menatap Vega tajam.

"Saya tidak suka dengan orang yang susah dikasih tahu, dan satu lagi, jangan mempermainkan kehamilan kamu! " Ancam devan diakhir kalimatnya.

Vega terdiam, namun tak lama ia merengek.

"AKUUU LAPARRRRR!!! " Rengek Vega, namun devan tak menyaut karena kesal Vega mengejar devan dan akan segera menggigit lengannya.

Devan menoleh saat melihat Vega dibelakang mengejarnya namun tiba-tiba.

"Ve jangan lari lar--ARGHHH!!!! "Teriak Devan diakhir pembicaraannya, sungguh miris nasib Devan menjadi babysitter untuk istrinya yang sedang bunting.

***

02.43

Keesokan harinya..

Devan dan Vega sedang menuju rumah sakit, Vega tampak bersenandung kecil dan Devan fokus menatap jalan, karena jika ia tidak fokus melihat jalanan bisa bisa ia jatuh dan pastinya tak hanya dirinya, istri kecilnya juga akan ikut terjatuh.

Tak lama mereka berdua tiba di sebuah ruangan, yaitu ruan USG.

Vega sudah berbaring dibrankar, Vega terdiam saat dokter membuka bagian bawah bajunya, Vega tentunya Speechless dengan hal yang dilakukan dokter pria itu.

Dokter itu mengoleskan gel dan mengambil sebuah alat dan memutar alat itu diatas perut Vega yang sudah berusia 4 bulan.

Devan dan dokter melihat lihat kearah layar monitor, Sedangkan Vega melihat kearah lain.

Devan menoleh ke Vega, "Kamu lihat apa ve? " Bisik Devan, "Dev.. Dokternya ganteng.. " Ucap Vega.

Devan memberikan ekspresi kesalnya, Deva adalah orang yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi nya.

"Lihat pak, anaknya hidungnya mancung dan anaknya sehat, untuk jenis kelaminnya ingin tahu sekarang atau nanti? " Tanya dokter.

"Sekarang"

"Nanti"

Jawab keduanya, dokter menoleh kearah keduanya secara bergantian, "Ini mau nya mana ya? Nanti atau sekarang? " Tanya dokter.

"Nanti aja"

"Sekarang saja dok!! "

Dokter menatap aneh kearah dia pasutri itu, "Sudah dok, sekarang saja" Ucap Devan, "nanti!!! " Tegas Vega.

Devan dan Vega bertatapan, Devan memberikan tatapan bingung, dan vega memberikan tatapan mautnya.

"Sekarang saja ya? " Ucap Devan lembar, "NGGAK!! AKU MAUNYA NANTI!!! " Ucap Vega.

dan akhirnya terjadilah pertengkaran kecil antara dua pasutri itu, dokter mulai bingung dan tak lama menjadi kesal, "STOP! Lebih baik menurut pada siang istri saja, nanti, dan sekarang! Diam karena saya akan memberitahu banyak soal kandungannya" Ucap dokter kesal.

Devan dan Vega mengangguk angguk.

Mereka pun menurut apa kata dokter itu dan fokus melihat anak mereka

***

Setelah memeriksa kandungan Vega ternyata kandungannya sehat.

Mereka berjalan di rumah sakit secara bersamaan, Devan menggenggam Vega erat seolah olah takut istrinya hilang, entah pun takut ketinggalan atau diambil orang.

"Dev, aku pengen beli sesuatu kayaknya" Ucap Vega, "Ya sudah berarti kita ke swalayan dulu" Jawab Devan, Vega tersenyum tipis dan mengangguk.

Mood Vega hari ini cenderung senang, tapi tidak tahu nanti.

Bersambung...





Pregnant Mr. Devan's Baby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang