~ Cerita 15 ~

25 1 0
                                    

Rani Menolak Dijodohkan

Matt Paten kembali mengunjungi rumah Armaya, untuk mengobati Rani, putri Armaya. Dia datang dengan sepeda ontelnya, sepeda keseyangannya. Matt Paten meletakkan sepedanya di bawah pohon, di halaman rumah Armaya. Kebetulan hari itu sabtu, sehingga Armaya ada di rumah.

Pintu depan rumah Armaya terbuka, dengan begitu dia yakin kalau Armaya ada di rumah. Baru saja dia ingin mengucapkan salam, dia mendengar pertengkaran antara Rani dan Armaya, sehingga Matt Paten mengurungkan niatnya untuk mengucapkan salam.

Matt Paten mendengar suara Rani yang cukup keras,

"Abah tidak bisa paksakan Rani menikah dengan Matt Paten, Rani belum siap titik!!" Ujar Rani dengan lantang

"Tapi kan Abah sudah janji sama Matt Paten Rani, jangan bikin malu Abah!!" Sergah Armaya tidak kalah keras

Matt Paten memaksakan diri untuk masuk, untuk menengahi pertengkaran tersebut, dia mengucapkan dalam terlebih dahulu,

"Assalamu'alaikum.. " Sapa Matt Paten, sambil menuju ke dalam

"Wa alaikum dalam warahtullahi wabarakatuh..," sahut Armaya dari dalam

Di ruang tamu itu ada Armaya, isterinya, dan Rani. Matt Paten menyalami mereka satu persatu, dan Matt Paten mengatakan,

"Tidak usah di paksakan pak Armaya, saya sudah bicara sama Rani, tidak ada yang perlu di segerakan, kalau memang Allah masih menundanya." Ucap Matt Paten

Setelah mempersilahkan Matt Paten duduk, Armaya menjawab apa yang dikatakan Matt Paten,

"Saya orang yang tidak pernah tidak menepati janji Matt, makanya saya agak keras dengan Rani." Ujar Armaya

"Tidak usah di kerasi pak, Rani kan belum sembuh betul. Dia punya hak untuk menolak, karena perkawinan itu nantinya dia yang hadapi." Ujar Matt Paten

Armaya menjelaskan pada Matt Paten dan Rani, bahwa dia tidak memaksakan kehendak, dia hanya berusaha untuk memenuhi nazarnya, dan itu dia bertanggung jawab pada Allah. Rani tidak terima Armaya bernazar tanpa memberitahukan dia, meskipun dia dalam keadaan sakit.

"Abah kan bernazar tanpa sepengetahuan Rani, harusnya Abah tanya Rani dulu." Ucap Rani

"Masalahnya, kamu dalam keadaan sakit saat itu, dan tidak bisa di ajak komunikasi." Bantah Armaya

Matt Paten merasa perlu meluruskan pertentangan antara Rani dan Armaya,

"Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana pak, nazar bapak itu bisa di ganti dengan nazar lainnya, Rani tidak salah menolak nazar tersebut."

"Saya kan jadi tidak enak sama kamu Matt, karena saya tidak menepati janji saya."

"Janji itu akan berlaku, kalau semua pihak ikhlas untuk memenuhinya, Rani sebagai orang yang paling berhak, menolak nazar tersebut, maka nazar itupun gugur secara akadnya." Jelas Matt Paten

Armaya menanyakan pada Matt Paten, apa solusinya, dan di ganti dengan nazar apa sebaiknya. Matt Paten menyarankan pada Armaya, agar dia bernazar sesuatu untuk kepentingan orang banyak.

"Jadi apa sebaiknya Matt, agar bermanfaat bagi orang banyak?" Tanya Armaya

"Salah satunya, sedekah harta untuk menyantuni anak yatim, atau mendirikan Musholla atau Mesjid, bagi masyarakat di sekitar rumah bapak." Jawab Matt Paten

"Kamu ikhlas? Kalau seandainya tidak jadi menikah dengan Rani?" Tanya Armaya lagi

"Ya saya ikhlas pak, karena soal jodoh itu hak prerogatif Allah, yang tidak bisa kita paksakan, toh saya bisa berteman dengan Rani."

"Ya.., memang sebaiknya kita serahkan pada Allah soal jodoh Rani, semoga saja Allah jodohkan kalian berdua." Ujar Armaya

Matt Paten mengambil apa doa yang disampaikan Armaya, bagi dia tidak ada halangannya jika Allah sudah menentukan, makanya dia tidak terlalu gusar dengan penolakan Rani.

"Oh ya Matt, ternyata sangat terasa perkembangan kesehatan Rani, komunikasinya juga sudah lancar." Ucap Armaya

"Alhamdulillah pak, semua berkat campur tangan Allah, Allah meridhoi saya mengobati Rani, dan memberikan pertolongan pada saya."

"Pengobatan hari ini apa Matt? Apakah masih untuk pemulihan daya ingatnya?" Tanya Armaya

"Hari ini saya mau mengobati saraf motoriknya, agar dia mudah mencerna berbagai hal dengan menggunakan akalnya, tidak dengan emosinya." Jawab Matt Paten

Armaya bertanya pada Rani yang ada dihadapannya,

"Kamu senang dengan metode pengobatan Matt Paten Rani?" Tanya Armaya

"Senang sih Bah, karena dia bukan sekadar mengobati yang sakit, tapi juga membangun spiritualitas." Jawab Rani

Matt Paten menimpali pembicaraan Armaya dan Rani,

"Rani masih kosong secara batin pak, jadi saya bangun sisi spiritualitasnya juga, biar dia lebih kuat menghadapi berbagai cobaan." Timpal Matt Paten

Armaya senang mendengar respon Rani atau pun Matt Paten, karena ternyata komikasi Rani dan Matt Paten sudah cukup intens. Terlebih lagi dia melihat perkembangan komunikasi Rani, sudah lebih baik dari kemarin.

Rani juga bilang pada Armaya, kalau dia ingin belajar mengaji dengan Matt Paten, karena dia merasa kurang wawasan dalam hal agama. Mendengar itu, Armaya tambah senang, dia berharap proses pendekatan antara Rani dan Matt Paten, bisa dari seringnya mereka bertemu.

"Baguslah kalau kamu sudah menyadari itu, Abah sangat mendukung keinginan kamu, mau belajar mengaji pada Matt Paten." Ujar Armaya

"Biasanya sesuatu yang tumbuh dari kesadaran sendiri itu jauh lebih baik pak, dari pada karena di paksakan." Ucap Matt Paten sambil menyindiri Armaya.

"Memang kami agak lemah dalam hal spiritual Matt, jadi anak-anak saya juga tidak dapat pengetahuan itu." Tambah Armaya.

Matt Paten menekankan pada Armaya, bahwa anak sejak kecil sudah harus di didik pengetahuan agama, agar setelah dewasa, mereka sudah punya dasar pengetahuan agama. Dan Armaya baru sadar kalau selama ini dia kurang memperhatikan hal itu.

Matt Paten memberikan gambaran pengetahuan anak-anak remaja saat ini, yang sangat jauh dari pendidikan agama, sehingga sangat mudah di doktrin oleh ajaran-ajaran sesat, sehingga beragama harusnya ramah, malah jadi mudah marah.

"Proses pengobatan Rani ini, masih akan terus berjalan, di Sela-sela itulah nanti saya akan mengajarkan Rani membaca Al Qur'an." Ujar Matt Paten

"Alhamdulillah.., saya sangat bahagia mendengar kabar baik ini Matt, itulah makanya saya ingin kamu menjadi Imamnya Rani." Jelas Armaya

Rani hanya menguping pembicaraan Matt Paten dengan Abahnya, dia tidak ikut nimbrung bicara.

"Soal itu biarlah kita serahkan kepada Allah pak, Allah lebih tahu mana yang terbaik bagi kita semua, saya tidak ingin ada yang terpaksa dalam hal ini."

"Ya.., saya pikir juga begitu, biarlah Allah yang akan memberikan petunjuk pada Rani, dia kan sudah dewasa, dia tahu mana yang baik untuk dua." Ujar Armaya

Rani yang sejak tadi hanya mendengar, sekarang dia ikut berkomentar,

"Rani kan bilang Bah, saat ini hati Rani belum terbuka, dan menerima untuk hal itu, entahlah kalau suatu saat, Rani sudah lebih mengenal mas Matt Paten."

Armaya berusaha untuk memahami pemikiran Rani, dan dia minta pada Matt Paten, agar mengajarkan Rani ilmu agama, karena dia merasa tidak punya waktu untuk itu.

MATT PATEN, Santri Sakti MandragunaWhere stories live. Discover now