~ Cerita 20 ~

29 1 0
                                    

Menggagalkan Perampokan Bank

Barnus dan Matt Paten pergi ke sebuah Bank di kota, Barnus ingin mencairkan uang pemberian isteri teman Barnus untuk Matt Paten, yang di berikan dalam bentuk check cash.

Saat itu situasi di dalam Bank sangat sepi, dan Barnus berada counter kasir. Sementara, Matt Paten menunggu di kursi tunggu yang tidak jauh dari kasir. Sekonyong-konyong masuk 3 orang lelaki yang berbadan tegap, dan begitu masuk langsung menutup wajahnya dengan topi kupluk.

Ketiga lelaki itu serta merta mengeluarkan senjata, dua orang menggunakan senjata laras pendek dan satunya menggunakan senjata laras panjang. Senjata-senjata itu di keluarkan dari tas sport yang mereka jinjing.

Sambil menodongkan senjatanya salah satu dari mereka menyergah,

"Diam di tempat!!, jangan ada satu pun yang bergerak!!" sergahnya sambil terus mendodongkan senjata

Dua orang yang lainnya tetap menghunus senjata pada sekuriti dan nasabah yang ada. Melihat situasi itu, Matt Paten segera menggunakan ilmu penghilang raga. Berkat ilmu tersebut, dengan mudah Matt Paten melumpuhkan para perampok Bank itu.

Satu persatu di dekati Matt Paten dengan ilmu Bayu Sutonya, mengibaskan angin ke tubuh perampok. Seketika tubuh perampok itu kaku. Matt Paten mendekati perampok yang satunya lagi, dengan cara yang sama dia melumpuhkan dengan kibasan angin Bayu Suto ke tubuh perampok yang satunya lagi.

Setelah dua perampok dibuatnya kaku, barulah Matt Paten kembali memperlihatkan raganya, dia mendekati perampok yang menggunakan senjata laras panjang,

"Hei Kunyuk!! Letakkan senjatamu kalau ingin selamat!!" sergah Matt Paten, perampok itu membalikkan badan dengan senjata yang mengarah ke Matt Paten

"Siapa luh!!? Berani-beraninya ikut campur!!" Perampok itu balik menyergah Matt Paten

"Saya bukan siapa-siapa, tapi saya akan melumpuhkan kamu!!" Seklebat Matt Paten mengibaskan ilmu Bayu Sutonya, dan perampok itu kaku seketika.

Matt Paten bilang pada sekuriti yang ada di dalam Bank, yang masih ketakutan,

"Sekuriti!! Silahkan ringkus mereka, ambil senjata yang ada di tangan mereka, dan segera borgol mereka!!" tegas Matt Paten

Para sekuriti yang setengah tidak percaya melihat kejadian yang ada di hadapan mereka, tergopoh-gopoh melaksanakan perintah Matt Paten. Namun, ketika mereka ingin mengambil senjata yang ada di tangan perampok-perampok itu tidak bisa, karena tubuh mereka masih kaku.

Matt Paten mendekati salah satu perampok yang tubuhnya masih kaku, dia mengambil senjata yang ada di tangannya, dan memberikannya pada sekuriti,

"Silahkan borgol!!" perintah Matt Paten. Sekuriti segera melaksanakannya, karena tubuh perampok itu sudah tidak kaku lagi.

Matt Paten pun melakukan hal yang sama terhadap perampok yang satunya lagi. Setelah senjata di tangan perampok itu diambilnya, dia kembali menyerahkan pada pada sekuriti. Matt Paten kembali mumilihkan kaku di tubuh perampok tersebut, dan minta sekuriti memborgolnya.

Sebelum dia mendekati perampok yang terakhir, Matt Paten kasih tahu pada nasabah dan karyawan Bank untuk tenang, karena situasi sudah terkendali. Matt Paten mengambil senjata yang ada di tangan perampok yang terakhir, dan membebaskannya dari tubuhnya yang kaku.

"Kamu diam di tempat!!" sergah Matt Paten sambil mengarahkan senjata laras panjang ke perampok tersebut.

"Sekurit!! Tolong di borgol segera!!" perintah Matt Paten

Sekuriti pun segera memborgol perampok tersebut, selang beberapa saat polisi datang untuk meringkus para perampok. Barnus yang sejak awal sudah penuh ketakutan di counter Kasir mulai lega, dia meneruskan transaksinya di kasir.

Sebelum polisi membawa para perampok ke kantor polisi, mereka menemui Matt Paten dan menginterogasinya,

"Mas siapa? Asal dari mana? Kok bisa berada di Bank ini?" tanya polisi

"Saya dari desa Banyuaji, kebetulan ada urusan di Bank ini," ujar Matt Paten sambil melirik kearah Barnus

"Mas sendirian atau ada teman lainnya?" tanya polisi lagi

"Saya berdua dengan bapak itu," ujar Matt Paten sambil menunjuk Barnus.

Polisi memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan Matt Paten, namun dia tidak ingin di bawa ke kantor polisi, karena harus segera berangkat ke airport. Tadinya polisi ingin memberikan penghargaan pada Matt Paten, namun Matt Paten menganggap apa yang dilakukannya adalah memang bagian dari kewajibannya sebagai masyarakat.

Matt Paten juga di minta menghadap kepala cabang Bank tersebut, namun Matt Paten memberikan alasan kalau dia sudah tidak punya waktu untuk itu. Sehingga dia dan Barnus buru-buru meninggalkan Bank tersebut, untuk segera menuju airport.

Bagi nasabah dan karyawan Bank, Matt Paten dianggap bak superhero yang berhasil menggaalkan perampokan Bank. Namun Matt Paten menganggap apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang wajar-wajar saja.

"Kenapa kamu tidak mau menemui kepala cabang Bank?" tanya Barnus

"Saya takut kita terlambat ke airport pak, kan kita harus buru-buru." ujar Matt Paten

"Soalnya, bisa jadi kepala cabang itu mau kasih kamu hadiah Matt."

"Wah.. saya gak berhak pak menerimanya, kan kewajiban saya menolong sesama, biarlah Allah yang kasih saya hadiah." jawab Matt Paten

Keluar dari Bank itu Matt Paten dan Barnus langsung dilayani sekuriti untuk mendapatkan taksi. Matt Paten dan Barnus berterima kasih pada sekuriti yang sudah membantu mereka, sebelum mereka naik ke dalam taksi.

"Terima kasih pak," ucap Matt Paten, dengan menundukkan kepala sekuriti itu membalas ucapan terima kasih dari Matt Paten

Taksi meluncur dari pelataran Bank menuju ke airport. Di dalam taksi, Barnus tak henti-henti memuji kesaktian Matt Paten. Namun, di tanggapinya dengan biasa-biasa saja. Dia tidak ingin melambung karena di puji.

"Pak.. segala kelebihan yang Allah berikan pada saya, memang untuk kemaslahatan dan menegakkan kebenaran." ujar Matt Paten

"Tapi Matt, dalam perbuatan itu ada jerih payah kamu yang patut di hargai."

"Itu semua Lillahi Ta'ala pak, tidak ada pamrih di dalamnya, saya hanya perantara tangan Tuhan."

"Sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti itu Matt?" tanya Barnus

"Selama hayat dikandung badan saya pak, biarlah hidup saya Allah yang menjaminnya, saya hanya menjalankan perintah dan kewajibannya." jawab Matt Paten

Pembicaraan Matt Paten terhenti sejenak, ponsel Matt Paten ada panggilan masuk. Matt Paten mengambil ponselnya di saku celana, dia melihat di layar ponsel nama Rani,

"Assalamu'alaikum Rani.. apa kabar?" tanya Matt Paten

"Alhamdulillah sehat mas, mas kapan pulang?" tanya Rani

"Ini sedang dalam perjalanan ke airport Rani, ada apa Rani?" tanya Matt Paten

"Enggak ada apa-apa mas, cuma mau tahu kabarnya aja." jawab Rani

Setelah mengetahui kalau Matt Paten sedang menuju perjalanan pulang, Rani pun menutup pembicaraannya. Barnus yang dari tadi mendengar pembicaraan, menggoda Matt Paten.

"Wah Matt, sepertinya anak pak Armaya mulai kepincut sama kamu." ujar Barnus

"Dia cuma mau memastikan kapan saya pulang pak, gak lebih dari itu kok," jawab Matt Paten

"Itu tandanya dia rindu dengan kehadiran kamu Matt." Barnus melanjutkan candaannya.

Bersambung 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MATT PATEN, Santri Sakti MandragunaWhere stories live. Discover now