~ Cerita 19 ~

23 1 0
                                    

Lucunya Pasien Hilang Ingatan 

Matt Paten dan Barnus sudah berada di kota, Barnus mengajak Matt Paten ke rumah temannya di sebuah komplek perumahan Elite, khusus pejabat pemerintahan. Sebelum bertemu dengan pasien yang sakit hilang ingatan, Matt Paten sudah mendapatkan gambaran tentang sosok pasien dari Barnus.

Memasuki rumah itu tentulah melalui protokoler, dan penjagaan yang ketat. Setelah di pertemukan dengan isteri si pasien yang mengontak Barnus, Matt Paten dan Barnus pun diajak menemui pasien di kamar. Secara fisik terlihat sehat, hanya saja dari raut wajahnya terlihat banyak beban pikiran.

Sebagai teman Barnus, si pasien tidak lagi mengenal Barnus, namanya juga hilang ingatan. Namun, Matt Paten punya pandangan lain terhadap pasien,

Matt Paten minta izin pada isteri pasien, "Boleh saya mulai? Apakah pasien bisa menerima kehadiran orang lain?" Matt Paten menanyakan itu pada isteri pasien

"Kadang dia bisa terima kehadiran orang lain di kamarnya, tapi kadang kala dia marah-marah melihat kedatangan orang lain." jawab isteri si pasien

Matt Paten mengambil inisiatif untuk melakukan pemijatan dengan ilmu penghilang Raga nya. Pasien tidak melihat Matt Paten, tapi isteri pasien dan Barnus tetap bisa melihatnya.

Matt Paten berujar pada isteri pasien dan Barnus, "Kalau gitu saya bisa mulai ya." ujar Matt Paten

Kehadiran Matt Paten di kamar itu tidak di ketahui pasien, dengan demikian Matt Paten leluasa memijat si pasien. Sesekali pasien seperti orang ketakutan, karena dia merasa ada seseorang yang memijat kakinya, dan meresponnya dengan kemarahan,

"Hei!! Perlihatkan wujudmu!!" sergah si pasien

Matt Paten pindah posisi memijat bagian kepala pasien, dan pasien terbangun dari tiduran langsung duduk. Pandangannya mengitari kamar, dengan ekspresi ketakutan. Isterinya dan Barnus dari depan pintu menyaksikan semua itu, dan melihat Matt Paten ada di sisi tempat tidur.

Karena pasien terlalu reaktif, sehingga Matt Paten hanya meletakkan telapak tangannya di atas kepala pasien, dengan jarak dua senti. Ini adalah upaya Matt Paten untuk mengetahui apa yang di rahasiakan pasien terhadap penyakit yang di deritanya.

Dari hasil pemantauan Matt Paten lewat ilmu peraba sukmanya, dia mengetahui kalau pasien selama ini hanya pura-pura sakit. Hilang ingatan itu hanyalah dalih untuk melepaskan tanggung jawabnya. Matt Paten tahu kalau pasien sehat secara jasmani, juga secara psikisnya.

Matt Paten ajak Barnus dan isteri pasien bicara di ruang tamu,

"Tidak ada yang bisa saya obati bu..," ujar Matt Paten

"Kenapa mas? Sudah sangat parah kah sakit bapak?" tanya isteri Pasien

Matt Paten tidak langsung menjawab, tapi malah Balik bertanya,

"Untuk mengobati bapak ini, apakah permintaan bapak sendiri atau inisiatif ibu?"

"Ini hanya inisiatif saya mas, habis saya gak tega sudah hampir satu tahun masih seperti itu saja keadaannya." jawab isteri pasien

"Bapak ini sehat secara jasmani, juga pikirannya, mungkin bapak sedang tersangkut kasus ya bu?"

"Saya tidak tahu juga persisnya seperti apa mas, cuma sejak hampir satu tahun yang lalu bapak dianggap hilang ingatan, dan gak mau di obati." jawab isteri pasien

"Saya bisa saja memaksa bapak untuk mengakui apa yang sedang di hadapinya, dan saya tahu apa masalahnya. Tapi, kalau saya lakukan itu, sama saja saya membuka aib bapak."  

"Jadi sebetulnya beliau sehat ya Matt? Tidak mengalami gangguan pikiran?" tanya Barnus

"Penyakit seperti ini banyak di alami oleh pejabat kita pak, kalau lagi tersandung masalah langsung hilang ingatan." ucap Matt Paten dengan satire

Apa yang dikatakan Matt Paten itu ada benarnya, kita masih ingat ada seorang pesohor yang pura-pura di rawat di rumah sakit, dengan peralatan medis yang lengkap. Namun, rekayasa itu mudah sekali di bongkar kejanggalannya.

"Terus solusinya gimana mas? Kami sekeluarga jadi bingung, dibawa ke dokter malah gak mau. Maunya mengurung diri di kamar." Isteri si pasien sudah mulai jengah dengan ulah suaminya

"Gak ada yang bisa saya lakukan bu, dan tidak ada yang perlu saya sembuhkan, karena semuanya sehat." jelas Matt Paten

"Jadi selama hampir satu tahun ini, bapak hanya pura-pura? Apa perlu saya katakan hal itu pada bapak?" tanya isteri si pasien

"Ajak aja bicara baik-baik, dan bilang sama beliau bahwa ibu pegang rahasianya." jawab Matt Paten

Matt Paten juga bilang sama Barnus, sebaiknya segera pulang ke kampung, karena tidak ada yang perlu di obati dari Pasien. Ada perasaan kecewa di hati Matt Paten, karena jauh-jauh datang ke kota, cuma untuk mengetahui sakit orang yang sedang bermuslihat dengan penegakan hukum.

"Yang membuat bapak itu menderita adalah kebohongan yang di rekayasnya, kalau terus seperti itu bisa saja bapak akan benar-benar gila." ujar Matt Paten

"Wah jangan sampai mas.. kami sekeluarga bisa berabe kalau bapak benar-benar sampai gila." 

"Makanya, ibu ajak bapak berbicara, katakan seperti itu agar bapak juga tahu akibat dari perbuatannya." tegas Matt Paten

Matt Paten sangat kecewa dengan sikap dan perilaku pasien, karena tidak memikirkan pemderitaan keluarganya. Akibat dari kebohongan yang dilakukannya, terutama isterinya yang sangat percaya kalau suaminya hilang ingatan.

Matt Paten kasih ide pada isteri pasien agar saat bicara sama suaminya. Katakan kalau rekeningnya di bank tiba-tiba hilang, agar tahu apakah suaminya hilang ingatan atau tidak.

Isteri pasien malah tertawa mendengar ide Matt Paten, karena sangat masuk di akalnya. Secara logika, orang yang pura-pura hilang ingatan, akan sangat takut kehilangan hartanya, karena hanya itu yang selalu di ada dalam ingatannya.

Diam-diam tanpa sepengetahuan si pasien, Matt Paten menyelinap ke kamarnya, dan Matt Paten menyaksikan kalau pasien dalam posisi yang sangat normal dan sehat-sehat saja. Dugaan Matt Paten tidak salah, kalau pasien tersebut hanya pura-pura sakit hilang ingatan

"Saya barusan masuk ke kamar bapak, tanpa sepengetahuannya, dan saya melihat kalau bapak baik-baik saja. Ibu perlu ajak bapak bicara soal ini, supaya tidak terlalu lama dengan sandiwaranya." pesan Matt Paten

"Masya Allah.. ternyata apa yang mas duga itu tidak salah ya. Baik mak, nanti akan saga pancing bapak untuk bicara."

Barnus hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar apa yang dikatakan Matt Paten, ternyata dia dan isteri pasien tersebut sudah di kelabui temannya yang pura-pura hilang ingatan.

Barnus bicara dengan isteri temannya tersebut, tentang semua akomodasi dan tranportasinya untuk berangkat ke kota. Semua di penuhi oleh isteri temannya. Hanya saja Matt Paten menolak menerima pemberian isteri teman Barnus, karena dia merasa tidak melakukan apa-apa.

Meskipun Matt Paten menolak pemberian isteri teman Barnus. Namun, tetap di titipkannya pada Barnus, agar di berikan pada Matt Paten. Barnus dan Matt Paten sudah memutuskan untuk segera pulang ke kampung esok hari.

Bersambung 

MATT PATEN, Santri Sakti MandragunaWhere stories live. Discover now