Akhirnya

105 17 28
                                    

Haii~~

Maaf jika terdapat kata kasar, dewasa, dan typo.

Happy Reading

"Jadian, yuk?"

Deg

Jantung Rion serasa mau berhenti berdetak kala itu juga.

Tunggu.

Rion gak salah denger kan?

Gali? Nembak Rion? Serius?

Cowok mungil itu terdiam cukup lama saat mendengar ucapan Gali. Rion menatap Gali dengan tatapan kosong, seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan cowok tiang itu.

"Rion?" Panggil Gali yang membuat Rion tersentak kaget.

"Ya?"

"Gimana, mau nggak?"

Boleh gak sih Rion teriak sekenceng-kencengnya? Dia bingung mau jawabnya gimana. Rion juga gak tau perasaan dia buat Gali itu seperti apa, masih terasa samar?

Antara cinta atau hanya sekedar suka.

Dan juga, mereka sama-sama seorang lelaki apakah bisa?

Rion bingung.

Rion bimbang.

Antara 'ya' atau 'tidak'.

"Gue..."

"??.."

"Gue masih ragu"

Walaupun kata itu yang diucapkan Rion, Gali tetap tersenyum dan satu tangannya pun terangkat membelai rambut halus milik Rion.

"Gak pa-pa, aku gak maksa kamu kok" ucapnya dengan lembut.

Seketika hati Rion terasa lebih hangat saat Gali mengusap rambutnya. Rion jadi merasa tenang dan nyaman.

"Mau coba dulu?" Gali kembali bersuara.

Hah? Maksudnya?

Rion gak ngerti apa yang dimaksud Gali dengan 'coba dulu'.

"Maksudnya?"

Satu tangan Gali yang ada dikepala Rion berpindah menjadi menggenggam tangan mungilnya.

"Kita coba dulu hubungan ini, kalo misalnya kamu gak suka atau merasa gak nyaman kita udahan. Tapi kalo kamu merasa sebaliknya, kita..." Gali menggantung ucapannya.

"Kita apa?" Tanya Rion penasaran, tapi justru Gali hanya diam menatap Rion.

"Nggak.. Nggak usah" setelahnya Gali pergi kearah meja belajarnya meninggalkan Rion yang masih duduk dipinggir kasur.

Tapi sebelum Gali pergi meninggalkannya, Rion menarik satu tangan Gali yang membuatnya memutar tubuhnya dan menghadap kearah Rion yang masih terduduk.

"Ayo.."

Gali mengernyit bingung.

"Gue terima ajakan lo"

Ineffable | GuanRen [ON HOLD]Where stories live. Discover now