Masa Lalu

100 17 27
                                    

Haii~~

Maaf jika terdapat kata kasar, dewasa, dan typo.

Happy Reading

Gali dari tadi mondar-mandir dikamarnya kayak setrikaan. Dia lagi galau, antara mau samperin Rion yang mungkin ada dirumahnya sekarang atau nelpon. Kalo sekarang dia kerumah Rion, ini udah larut banget. Dan kalaupun dia kesana juga udah pasti Rion gak akan membiarkan dirinya bertemu dengan Gali. Kalau nelpon...

Coba dulu, deh.

Tapi Gali takut panggilannya ditolak.

Tapi kalo gak dicoba...

Akhirnya dia memutuskan untuk menelpon Rion. Gali udah gak perduli panggilannya mau dijawab atau ditolak, yang penting dia udah coba. Lagian juga besok dia bakal ketemu lagi, tapi rasanya kurang srek kalau belum maafan sekarang.

Gali, pun memulai panggilannya. Dia udah deg-degan, padahal mah cuman telpon doang-_

Dan ternyata panggilannya diangkat oleh Rion. Gali seneng, ternyata Rion masih menerima panggilannya. Tapi bukannya ngomong, Gali malah diem selama tiga menit yang juga membuat orang disebrang sana ikut diam tak bersuara.

"Rion?" Akhirnya Gali membuka suaranya. Namun tak ada balasan suara dari Rion, mungkin anak itu sedang menunggu Gali berbicara kembali.

Tanpa menunggu balasan dari Rion, Gali kembali bersuara. "Rion.. Sayang, maafin aku. Aku salah, seharusnya aku gak ninggalin kamu. Aku minta maaf..." pengen nangis aja Gali rasanya:(

Tapi gak jadi, waktu dia ngedenger balasan suara dari sebrang sana yang dimana suara itu bukan milik Rion. Tapi orang lain.

"Halo, Galileo Argantha. Gak nyangka, akhirnya kita bisa telponan sekarang"

Gali kaget. Ini bukan suara milik Rion, tapi cowok lain. Pantas saja panggilannya diterima, tapi bagaimana bisa orang itu memegang handphone Rion?

"Si-siapa ini?!"

Terdengar suara tawa dari sebrang sana, "Deon Edward. Musuh lama yang akan selalu mengalahkan, lo"

Tangan Gali mengepal hingga kuku jarinya memutih. Dia, adalah Deon. Dia adalah ketua basket dari lawan sekolah Gali. Setiap ada pertandingan basket, grup basket Deon selalu hadir saat babak final melawan grup basket Gali.

Gali tidak pernah kalah, hanya saja setiap bertanding dengan grup basket Deon. Kemenangan selalu bergantian. Maksudnya kemenangan selalu bertukar posisi, jika kali ini grup Gali yang menang maka pertandingan berikutnya Deon yang akan menang. Dan hal itu selalu terjadi dan terulang terus menerus.

Masing-masing grup ingin saling menduduki kemenangan pertama di babak final.

Namun, bukan itu yang menjadi masalah Gali, tapi masalahnya adalah bagaimana bisa cowok itu yang menjawab panggilannya? Apakah sekarang Rion bersama dengan Deon?

"Dimana, Rion?" Tanya Gali tanpa basa-basi.

"Rion? Dia pacar, lo?"

"Jangan banyak tanya, dimana Rion!!" Seru Gali emosi.

Deon kembali tertawa, Gali bingung padahal gak ada yang lucu tapi dia ketawa terus. "Gue baru tau lo bisa marah"

"Bangsat, dimana Rion sekarang!!" Gali semakin kesal dengan Deon yang tidak menjawab pertanyaannya.

"Gue gak tau"

"Kenapa hapenya bisa sama, lo??"

"Mmm, kenapa gue harus kasih tau, lo? Punya hubungan apa, lo sama dia?"

Ineffable | GuanRen [ON HOLD]Where stories live. Discover now