02. Real

115K 14.6K 208
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Irina?"

Suara lembut tersebut memasuki indra pendengaran Irina. Tidak hanya panggilan, kini pipinya ditepuk pelan oleh seseorang. Kenapa yang barusan terdengar seperti suara ibunya?

"Irina? Hampir 12 jam kau tidak sadarkan diri. Ayo buka matamu. Jangan membuatku khawatir."

Irina semakin yakin itu adalah suara Regina. Kelopak mata itu bergerak dan terbuka perlahan. Regina yang berada di hadapannya tampak nyata. Irina tentu saja senang dapat melihat ibunya lagi. Tunggu, apa ini mimpi? Apakah di alam baka bisa bermimpi?

"Akhirnya...ibu senang akhirnya kau sadar, Irina." Regina memeluk Irina sekilas.

Wajah Irina terlihat linglung, menatap Regina dengan skeptis. Ada yang janggal disini. Pelukan barusan terasa nyata. Irina menggulirkan pandangannya ke sekitar. Ranjang yang ia tempati berwarna putih dan terdapat ornamen keemasan yang indah. Kamar ini sangat luas dan mewah, berikut dengan perabotan di dalamnya yang didominasi warna putih dan emas. Ini adalah kamarnya!

Kenapa dirinya masih hidup? Bukankah seharusnya ia berada di neraka jahanam karena telah bersekutu dengan iblis? Irina sungguh kesulitan mencerna keadaan.

"Apa yang kau rasakan? Ingin minum?" Tanya Regina.

Tangan Irina terulur menyentuh tenggorokannya. Ia memang haus. Regina membantunya bangun, memberikannya gelas, Irina meminumnya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.

Lantas memusatkan perhatian sepenuhnya pada Regina. Ibunya juga sedang menatapnya penuh tanya. Sepertinya Regina merasa aneh dengannya, terlihat kerutan halus menghiasi dahinya.

"Ibu, apa yang terjadi denganku?" Irina bertanya setengah tidak yakin.

Wajah Regina terperangah tidak percaya mendengar pertanyaan Irina barusan. "Irina, kau tidak ingat apa yang sudah menimpamu? Kau terpeleset dan tergelincir ke jurang. Hampir 12 jam kau tidak sadarkan diri, padahal tabib berkata tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetap saja itu membuatku cemas."

"Jurang?" Ulang Irina memastikan.

Regina mengangguk, mengiyakan. "Lupakan Pangeran Hector, Irina. Pangeran Hector menjalin hubungan dengan Ruby. Ibu dan ayah berjanji akan mencarikanmu jodoh yang tidak kalah sempurnanya dari Pangeran Hector. Banyak Pangeran dari Negeri sebelah yang tampan, siapa tau salah satu dari mereka adalah jodohmu." Regina berkata dengan hati-hati, tidak ingin membuat Irina tersinggung, karena Irina begitu sensitif setelah mengetahui kenyataan jika Pangeran Hector dan Ruby menjalin hubungan.

Irina mengabaikan perkataan Regina mengenai 'jodoh'. "Apa aku jatuh ke jurang setelah memaki Ruby, kemudian Pangeran Hector menyakiti hatiku dengan mengatakan kata-kata yang buruk padaku?" Ia bertanya hanya untuk memastikan.

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang