Dear, Sugar Enemy - 4

2.1K 118 5
                                    


"Kenapa? Cemburu?"

Kinara meletakkan tas besar yang dibawanya ke atas meja dengan mengehentak. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu menarik tangan Galang, membawanya ke tempat yang cukup jauh dari lalu lalang manusia.

"Lang, mulut lo tuh ya!" Karena seringnya mendengar orang ber lo-gue, ia jadi ikut-ikutan sekarang.

"Kak Diandra sudah berpesan hati-hati bersikap dan berbicara, karena semua gerak-gerik kamu dan orang-orang yang dekat denganmu, pasti akan selalu menjadi sorotan. Kamu malah ngomong gitu, kalo kedengaran orang-orang, gimana?"

"Oke, oke." Galang malah tertawa. "Lain kali aku akan memilih tempat yang sepi, biar tidak terdengar orang-orang. Begitu, kan?" Galang mencondongkan badannya mendekat pada Kinara, yang membuat gadis itu spontan mendorongnya. Lagi, lelaki itu tertawa, misinya menggoda Kinara dan membuat gadis itu kesal, berhasil.

"Nah, kalau begini, orang-orang mengira, kita sepasang kekasih yang sedang bertengkar." Kinara melotot mendengar ucapan Galang, yang setelah dipikir ada benarnya juga.

"Jadi, jaga sikapmu, Nona!" bisiknya di telinga Kinara, kemudian berlalu begitu saja. Kalau tidak ingat dia itu artis yang sudah pasti diintai banyak pasang mata, rasanya Kinara sudah ingin melemparkan sandal jepit ke arahnya.

"Syuting selanjutnya masih jam dua." Bang Joel berjalan mendekati Galang sembari melirik arlojinya.

"Capek Bang, pijet dulu." Galang yang nampak lelah memijit-mijit pelipisnya. Tadi karena sesuatu hal, syuting sempat molor. Mana banyak adegan yang harus diulang karena ada artis figuran yang salah terus dalam mengucapkan dialog.

"Oke, balik rumah dulu Pak," instruksi Bang Joel pada Pak Said.

Begitu Galang masuk mobil, cepat-cepat Kinara mendekati Bang Joel. "Tukang pijetnya, cewek apa cowok, Bang?" Entah mengapa rasanya Kinara kepo sekali.

"Cowok, udah ada tukang pijet langganan." Bang Joel tersenyum lalu membuka pintu mobil bagian depan. "Kamu, tenang aja."

Lah.

Baru saja Kinara mau melangkah masuk ke mobil menyusul Galang, Amalya dengan cepat mendahului.

"Lang, masih ada syuting?" tanya wanita tinggi semampai itu di ujung pintu mobil.

"Iya, jam dua."

"Ngopi-ngopi bentar, yuk!" tawar Amalya. Bibir tersenyum manis, jemari memainkan rambut ikal hitam pekatnya yang menjuntai sebahu.

"Sungguh cantik," Kinara menggumam dalam hati.

"Nggak, Mal, lain kali. Gue mau pulang dulu juga."

Amalya menunjukkan raut kecewa, bibirnya mengerucut, kedua tangan dilipat di depan dada. "Bener lho, janji!"

"Hem, atur aja sama asisten gue."

"Bang Joel?"

"Bukan, Kinara."

Amalya menoleh mengikuti arah pandang Galang. Sementara yang dipandang hanya mematung, bingung juga mau bereaksi apa. Namun akhirnya ia menampilkan senyum canggung.

"Urusan pekerjaan dengan Bang Joel, di luar itu silakan dengan Kinara," jelas Galang.

"Flo, masuk!" titahnya kemudian.

Kening Malya saling bertaut. Begitu melihat Kinara melangkah mendekati mobil, ia yakin yang dipanggil Galang dengan sebutan Flo itu adalah Kinara. Tadi dia bilang namanya Kinara, kenapa jadi Flo?

Bukannya menyingkir memberi jalan untuk Kinara, Malya malah memasukkan sebagian badannya ke dalam mobil.

"Oke, sampai jumpa besok ya, Lang." Diciumnya pipi kanan dan kiri Galang. Lelaki itu nampak terkejut dengan sentuhan bibir Malya, namun tak kuasa menghindar. Kinara yang menyaksikan pemandangan itu seketika merasa risih.

Dijodohkan dengan Adik SuamikuWhere stories live. Discover now