Amaris menggengam tangannya . Sejuk tangannya saat ini. Pintu biliknya dibuka oleh umi
" Cantiknya adik sepupu aku . Tak sangka kan dulu kau yang beria cakap taknak kawin lah itu lah ini lah sekarang tengok kau yang kawin dulu pada kami . Jadi isteri yang baik dan solehah tau . Jadi ibu yang baik pada anak kau . Walaupun budak tu bukan anak kau . " Amaris mengangguk . Dia menggenggam erat tangan kakak sepupunya itu .
" Umi aku takut . " Umi hanya tersenyum.
" Apa yang kau takutkan.? Bukan kau yang nak lafaz akad pun " usik umi .
" Ish aku tak main main lah " satu cubitan hinggap di peha kiri umi .
Klak
" Amboi kemain seronok sembang " tegur bonda Audra Marina ibu kepada Amaris.
"Sekejap ja masa . Nak kawin dah anak bonda ni . Jadi isteri yang taat pada suami . Jangan melawan cakap suami faham ?" Amaris hanya mengangguk. Tubuh bondanya dipeluk . Bonda Audra hanya tersenyum apabila terasa degupan jantung anaknya begitu cepat .
" Pengantin dah siap ? Semua dah tunggu dekat bawah " mereka mengangguk . Amaris menghembuskan nafasnya sebelum melangkah keluar .
Perlahan lahan anak tangga dituruni . Semua mata tertumpu padanya . Riven terkaku melihat Amaris yang sungguh cantik . Dikenakan lagi tudung putih yang menutupi rambutnya . Sangat indah . Sungguh cantik dia saat itu .
"Bismillahirrahmanirrahim Riven evander bin Reynier aku nikahkan engkau dengan puteri bongsuku Tunku amaris aiyana binti Tunku Brayden dengan mas kahwin sebanyak 6 ratus ribu ringgit tunai. "
" Aku terima nikahnya Tunku amaris aiyana binti Tunku Brayden dengan mas kahwin sebanyak 6 ratus ribu ringgit tunai " . Dengan sekali lafaz Amaris sudah bergelar seorang isteri.
" Sah
"Sah
"SahAir mata Amaris mengalir ke pipi . Tubuh bondanya dipeluk lagi . Kini dia bukan lagi milik bonda dan ayahandanya .
"Give me your hand babygirl" Amaris menyuakan tangannya kepada Riven.
Riven mencium dahi Amaris saat Amaris menyalam tangannya ." thank you for accepting me in your life sayang" Amaris tersenyum nipis.
Amaris berjalan ke arah dapur . Tekaknya terasa kering . Para tetamu sedang menjamah makanan mereka .
"Hey baby . Buat apa hm?" Soal Riven pada isterinya
" Cangkul rumput . Tak nampak ke ? Orang minum airkan " balasnya geram. Dah nampak tanya lagi .
" Amboi garangnya isteri saya ni " pipi Amaris dicubit geram .
Mereka berjalan ke arah ruang tamu. Riven menggengam tangan isterinya.
" Sayang nak tahu tak apa beza sayang dengan bulan ? " Amaris menggeleng
" Bulan menerangi langit malam tapi sayang menerangi hidup abang " Amaris menunduk ke bawah . Pipinya terasa panas .
" Are you blushing baby?" Amaris menjeling ke arah Riven .
" Ehem hormatlah sikit kami single ni ." Erela membuat muka pasrah . Mereka segera menoleh ke arahnya
" Kahwin la " pantas Amaris menjawab.
" Aku bukan macam kau jodoh sampai awal yang sampainya bodoh mesti terjangkit dekat tungau ni " dia menunjuk ke arah umi
" Eh kau sedap mulut kau panggil aku tungau . Dasar mangkuk tingkat. Kalau aku tungau kau tu lalat " bidas umi geram .
Tergeleng kepala Amaris ." Oh ya majlis resepsi kau nanti buat dekat istana sana ya nenda nak sangat majlis kau buat dekat sana . Almaklumlah cucu bongsu kan . Bulan depan ya majlis kau " Amaris mengangguk faham .
" Awak Reen mana ?" Soalnya pada Riven .
" Ada dekat mummy " Amaris segera bangun dari duduknya .
" Nak pergi mana?" Soal Riven .
"Pergi dekat Reen" Riven mengangguk. Amaris mencari susuk tubuh anak tirinya itu
" Reen " dareena segera menoleh . Tersenyum lebar dia melihat Amaris di depan mata .
"Mama" dipeluk erat kaki Amaris .
" Reen lapar . Reen nak mama siapkan Rin boleh?" Soalnya dengan mata yang dikelipkan beberapa kali .
" Aih Reen nanti kotor baju mama . Tokmy suapkan ya " Reen menggeleng.
" Reen taknak tokmy Reen nak mama yang suapkan Reen " Amaris tersenyum.
" Boleh sayang sini mama suapkan ya" tersenyum lebar Reen .
" Bismillahirrahmanirrahim " Amaris menyuap nasi ke dalam mulut anaknya. Riven datang ke dapur mencari isterinya
" Patutlah lama ,suap anak makan ..abang taknak suap?" Usik Riven . Amaris menjeling tajam . Riven bergerak ke ruang tamu semula .
" Best nampak ? Seronok mak kau suapkan ? Ops maksud aku nak tiri kau suapkan?" Reen hanya menunduk takut untuk memandang muka di depannya.
" Oh btw aku Cindai . Cindai Arasya " Amaris hanya mengangguk.
" Oh kenapa kau kahwin dengan abang riv eh? Bukannya kau layak pun . Yang lebih layak tu aku " dengan penuh riak dia bercakap begitu
" Sya apa yang kamu merepek ni?" Cindai hanya menjulingkan matanya ke atas
" Betullah apa yang Sya . Yang layak jadi menantu Maksu adalah Sya bukan perempuan ni" jarinya menunding ke arah Amaris
" Macam ni lah cik penyidai eh maksud saya Cindai . Saya rasa cik tak perlu kot nak pertikaikan benda ni sebab semua ni kan takdir dan jodoh saya tu abang riv " Dengan penuh sopan Amaris membalas. Dia segera membasuh tangannya.
" Reen jom sayang " dia segera berlalu pergi . Jika melayan pasti lagi menjadi.
AMARIS masuk ke dalam biliknya. Badan direbahkan di atas katil.
" Letihnya " dia mau melelapkan mata .
" Mandi dulu sayang tak elok tidur waktu ni " Riven menegur isterinya.
" Ya Allah terkejut saya . Sejak bila awak ada dalam bilik?" Soal Amaris terkejut .
" tadi waktu sayang tengah sibuk dengan Reen " Riven membuat muka merajuk .
" Oh okeyh " Riven memandang ke arah isterinya. Oh je ?
Selesai solat maghrib Amaris keluar dari bilik mencari anaknya
" Mummy nampak Reen tak ? " Soalnya pada si ibu mertua.
" Dekat pool rasanya " Amaris segera ke arah kolam renang
" Eh kau tau tak mak kau tu tak sayang kau pun . Dia tu cuma nak harta bapak kau saja " sayup sayup Amaris mendengar suara Sya dia bersembunyi di belakang tiang mau mendengar setiap butir perkataan dari mulut Cindai
" Tak mama sayang Reen . Mama taknak harta daddy " Reen menjawab dengan suara takut takut
" Yakinnya kau . Dia tu cuma nak harta lepas dia dapat harta bapak kau dia akan tinggalkan kau dengan bapak kau macam mana mau kandung kau buat dulu " Reen menggeleng kepalanya.
" Tak auntie Sya tipu . Mama tak macam tu " Reen meninggikan suara pada Cindai.
" Eh berani eh kau tinggikan suara dekat aku " dicubit lengan Reen dengan kuat.
" Kau menangis aku lempar kau dalam kolam tu " Reen menahan tangisnya .
"Hiks mama tak kan buat macam tu hiks " Cindai menolak Reen masuk ke dalam kolam .
" Ya Allah Reen " jerit Amaris . Dia tidak menyangka Cindai akan menolak anaknya . Mereka di dalam rumah segera keluar mendengar jeritan dari Amaris . Dia membawa anaknya naik ke tepi kolam .
" Kau nak bunuh budak ni ka ? Apa masalah kau huh?" Tengking Amaris .
![](https://img.wattpad.com/cover/316622549-288-k20399.jpg)
YOU ARE READING
ONLY HER [C]
Romance[AUTHOR: AUREL] Berkahwin diusia 17 tahun benar benar diluar jangkaannya . Tak pernah terfikir untuk berkahwin pada usia semuda ini . Memang tidak pelik zaman sekarang kahwin muda tapi baginya tidakkah dia terlalu muda untuk berkahwin ? " Kerja gil...