🌱L

34 8 12
                                    

Sorry kalau ada typo

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sorry kalau ada typo.

Selamat membaca!!












08:23

Pagi menjelang siang, dan Julian masih betah menatap Junet yang masih tidur dengan begitu pulasnya, Junet terlihat sangat menggemaskan di mata Julian saat ini.

Tidak, pria itu tak membual. Dia tak membohongi dirinya sendiri dengan rasa betapa dia mengagumi sesosok pria yang berada dalam pandangannya saat ini.

"kamu manis, Kakak gak akan lepasin kamu apapun yang terjadi" bisik Julian pelan. Sangat pelan, karena Julian tak ingin kesayangannya itu terbangun jika ia berkata dengan suara yang cukup keras.

Tangan Julian terulur untuk mengusap pipi Junet, yang sebenarnya sama saja hal itu membuat Junet terusik, membuat Junet langsung beringsutan untuk lebih mendekat lagi pada Julian.

Julian terkekeh kecil ketika melihat pergerakan yang begitu menggemaskan dari Junet. Julian menarik selimutnya lebih atas lagi agar menutupi punggung Junet yang terekspos dengan sangat jelas. Setelah itu Julian memeluk tubuh polos Junet, dan tanpa di sangka sebelumnya.

Junet membalas pelukan dari Julian, dia membalasnya erat. Membuat Julian langsung mengerutkan keningnya sendiri, heran dengan apa yang di lakukan Junet secara tiba-tiba, jujur saja Julian cukup terkejut.

"Ehh, Jun udah bangun?" tanya Julian.

"Hmmm" Junet hanya bergumam tak jelas.

"Kakak bikin Jun kebangun ya?" tanya Julian.

"Iyah ngantuk, udah jangan banyak tanya" gumam Junet, dia mengusak wajahnya di dada Julian.

"Gak marah?" Tanya Julian lagi

Konyol memang, di saat semuanya sudah terjadi dengan cukup ganas semalaman penuh itu, apa pertanyaan semacam ini patut di layangkan Julian Pranata? Bodoh.

Junet pun bahkan di buat berdecak kesal karena kebodohan dari pertanyaan yang di ajukan Julian. Sejujurnya, pertanyaan bodoh itu membuat Junet ingin memukul kepala Julian saat ini juga__

Ingin menyiksa pria itu tanpa belas kasih, tanpa ampun.

Tapi sayangnya saja Junet tak bisa melakukan semua kekejaman itu, rasanya tubuh Junet benar-benar remuk, sakit di seluruh tubuh Junet membuat ia malas berbuat apa-apa bahkan bicara sekalipun.

Jadi untuk saat ini ia lebih memilih untuk mengigit dada Julian sebagai jawaban kalau ia marah. Tentu saja, bahkan Junet sangatlah marah. Ohh enak sekali pria itu menghajar dia semalam dan pagi-nya bertanya apa dia marah? Persis seperti orang bodoh.

✓🌱Jul-Jun story [RaHee]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora