6. Infinity Wild

31 6 3
                                    

Kami pikir, perjalanan akan berakhir di sini. Namun, nyatanya ....

Jarum dan tombak Matiaz menabrak sesuatu tidak kasat mata tepat di belakang Floating hingga menimbulkan debuman. Empat remaja yang tadinya melindungi diri dengan tangan lantas melebarkan pandangan, melihat ke arah kabut magis yang melindungi mereka. Tangan Gabriella terulur menyentuh kabut serupa lapisan perisai transparan tersebut. Pandangannya mengedar diikuti yang lain.

"Angelology Island," ucapnya.

Floating melaju mendekati tepi sebuah pulau. Gumulan awan putih di antara langit biru terlihat menyelimuti tujuh patung Archangel raksasa yang setiap pasang sayapnya membentang melingkupi pulau itu. Gabriella baru menyadari jika kabut magis tadi diciptakan dari sayap-sayap tersebut.

Tim turun dari Floating. Lagi-lagi mata mereka tidak berkedip melihat pulau berbentuk lingkaran di mana tidak ada tanaman apa pun di sana. Lantainya terbuat dari batu pualam putih dengan tujuh kuil kecil saling memunggungi dan membentuk lingkaran di tengah pulau.

Zephyr melihat ke arah laut. Matiaz tampak memacu anjingnya ke arah lain. Pria itu tidak bisa menembus pelindung pulau.

"Apa semuanya akan baik-baik saja?" tanya Lory. Exon tampak berdiri di sebelahnya.

Rigel berjalan menghampiri dengan bayi Axotic melingkari lehernya. "Setidaknya kita bisa beristirahat di sini, sampai Ella berhasil mendapatkan memorinya," ucapnya.

Gabriella mengeluarkan Holy Dagger dari tas pinggangnya dan membiarkan belati itu melayang menuju ke tujuh kuil kecil di tengah pulau. Teman-temannya mengangguk sebelum akhirnya dirinya mengikuti benda pusaka tersebut.

Holy Dagger mendekati salah satu kuil. Cahaya keperakannya bersinar menyilaukan hingga sebuah portal spiral berwarna hijau terbuka. Gabriella menghela napas sejenak, seiring langkahnya memasuki portal tersebut, dan menghilang perlahan.

***

Gabriella memijat kening tatkala kepingan memori kembali terlintas. Sementara itu, sinar Holy Dagger meredup, lalu jatuh tepat di tangannya. Dia menyimpan belati itu kembali di tas pinggang dan melanjutkan perjalanan.

"Raphael Sky Island," gumamnya seraya menyebarkan pandangan.

Sekolah di gereja tempat tinggal Gabriella seringkali mempelajari tentang nama dan tugas para malaikat, Raphael salah satunya. Beliau adalah salah satu malaikat agung yang disebut-sebut dalam Kitab Suci bersama Michael dan Gabriel serta dikenal sebagai malaikat penyembuh dan bertugas mendoakan dunia. Raphael diyakini akan meniup sangkakala yang menjadi penanda akhir zaman.

Gabriella berhenti di ujung sebuah jembatan yang menghubungkannya ke sebuah pulau. Dua pulau kembar tidak berpenduduk yang nantinya akan disambanginya itu merupakan sanctuary di Raphael Sky Island. Masing-masing seluas lapangan bola dan melayang dengan beberapa pulau kecil di dekatnya.

Gadis Nefilim itu lantas menyeberangi jembatan menuju pulau pertama di Raphael Sky Island, Pulai Gemi. Gerakan tungkainya terhenti saat dirinya memasuki pulau tersebut. Manik birunya membola, mengedarkan pandangan ke sekitar.

Seumur hidup, Gabriella tidak pernah melihat pemandangan seindah tempat ini. Rumput dan pepohonan di sini lebih hijau dan subur daripada di Winterland. Bunga-bunga cantik bermekaran. Hewan-hewan seperti kelinci serta burung-burung putih yang beterbangan menembus awan di langit menambah kesan damai pulau tersebut.

Gadis itu berjalan melewati sungai yang bermuara pada sebuah kolam dengan air mancur raksasa berbentuk kubah di tengahnya yang disebut sebagai Water of Life Spring. Tanpa sadar, ceruk di sudut bibir Gabriella terukir setelah dia menyentuh airnya.

To the Crystal Place and Sky HighWhere stories live. Discover now