Go

1K 136 47
                                    


Go

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑

.

Bab ini murni canon deviant ya. Jadi setting canon tapi berbeda jalan dengan aslinya.

Mengucapkan turut berbela sungkawa atas tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Ingat kawan, tidak ada sepak bola yang seharga nyawa.

Seharusnya momen kesaktian Pacansila (1 Oktober) harusnya bendera satu tiang, bukan setengah tiang seperti sekarang.

Semoga menjadi evaluasi untuk lebih baik lagi.

🐲🐲🐲

.

Dua hari telah berlalu sejak Neji-nii akhirnya membuka mata. Para wakil tetua dan Hanabi sudah datang menjenguk dan memberikan kabar bahwa kami telah menikah.

Seperti biasa keheningan dan penerimaan Neji-nii yang begitu tenang dalam menghadapi kenyataan ini membuatku merasa tertampar. Alih-alih bertanya dan menyanggah, dia tenang dalam bersikap. Mungkin jika dia bukan seorang bunke, ia adalah kandidat sempurna sebagai heiress Hyuuga tanpa cela.

.

Aku yang selalu memosisikan diriku yang serba salah, serba kikuk sementara dia yang selalu tahu bagaimana cara bertindak. Alih-alih mencecar, atau bahkan menanyakan bagaimana itu terjadi, Neji-nii menekan segala rasa keingin tahuannya tanpa memojokkan aku. Atau mungkin dia telah siap apapun takdir membawanya.

"Jika ingin menangis. Menangislah." Ujarnya lembut. Di duduk di kepala ranjang. Kepalanya terbebat, tangannya dan dadanya terbungkus oleh perban. Tapi matanya menyemai kehangatan dan kasih sayang. Harusnya aku sadar, bahwa tempat yang hangat dan terang itu, takkan indah tanpa pelangi yang menaungi.

Hanya satu kalimat, dan segala benteng yang kubuat susah payah dengan segala tekad itu melebur menjadi debu.

Apakah di mataku aku selalu setransparan itu? Yang tak bisa lagi menipumu dengan wajahku yang penuh tekad semu??

Aku dan segala rasa yang kuingin kubur dan hilangkan dalam-dalam. Segala cita yang tak tersuarakan dalam kata. Yang kuingin gaungkan dan akhirnya porak poranda, teredam dalam keheningan dan kecemasanku sendiri.

.

.

Aku yang ingin kuat. Aku ingin tegar. Aku yang mampu untuk menjadi tumouan untuk banyak orang. Bukan seorang figuran, tapi seorang yang ada dan layak dinilai akan keberadaan.

.

Tapi alih-alih begitu, justru air mata mendesak untuk turun. Mengepal tangan, aku berusaha mati-matian. Tapi dadaku terlampau sakit dan tak kuat lagi. Ah, cairan hangat itu meleleh berkejaran di pipiku. Aku tahu itu adalah perasaan malu, sakit dan juga kelegaan.

.

.

Satu tangan Neji yang tak terbebat mengulur, mengisyaratkan aku mendekat. Aku dengan langkah yang ragu mendekat ke ranjang. Duduk di dekatnya yang melihatku dengan pandangan tak terjangkau. Terlalu jauh untuk kugapai dengan segala ketidak tahumaluanku. Atau perasaan bodoh yang kumiliki dengan segala ketidakacuhanku. Aku dan rasa sombongku yang kupercaya sebagai harga diri.

Tangan itu, yang mengulurkan tangan untuk mendekat telah merebahkan kepalaku ke dadanya. Dada yang sama yang membiru dan terluka. Tapi begitu lapang dan juga bersahaja. Tangisan itu tak mereda dan justru membanjir.

Seperti mendung kelabu yang lelah menggelayut, terlalu berat terbawa angin lalu tak kuasa tumpah mengejar tanah. Di sana, dalam peluk yang luas kau mendekapku. Meresapi dalam-dalam. Dan mencair, mengalir hangat kedalam relung-relung jiwa.

.

.

"Benar. Menangislah di dadaku, istriku." Suaranya lirih, lembut, hangat. Seolah aku terlalu rapuh dan tak menerima kenyataan.

Istri.

Satu kata yang tak bisa kumaknai, tapi kau lafazkan dengan begitu syahdu. Bisikan itu menyadarkanku. Bahwa tidak ada jalan untuk kembali. Aku tak bisa terus melarikan diri. Ini aku, Hinatamu.

.

.

Takdir ini, adalah yang kupilih sendiri. Dari jutaan mimpi fana yang melebur menjadi abu. Aku dan kenyataan yang membeku ruang dan waktu. Bersamamu...

Dalam dekapan Neji yang berbau antiseptik dan obat. Aku justru menemukan diriku yang baru. Hinata Hyuuga, seorang wanita yang telah menikah. Bukan seorang gadis yang mengejar mataharinya.

.

🐲🐲🐲Tsuzuku🐲🐲🐲

.

Author note:
Nulis disela menunggu di loket pengambilan obat. Wkwkwkwk, RS Ngudi Waluyo, panjang sekaleeeeeeee antriannya. Kek panjangnya waktu nunggu cerita ini diupload.

Diriku, (Si Poo) yang lagi antri obat suami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IN THIS UNIVERSE (NEJI&HINATA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang