Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
♾♾♾
Irina mencium sekilas pipi Regina. "Selalu indah seperti biasanya." Puji Irina mengomentari apa yang dilakukan Regina sekarang.
"Mungkin karena setiap hari aku melakukannya, membuat ketrampilanku meningkat dengan sendirinya." Balas Regina disela kegiatannya. Ia sedang merangkai bunga untuk mengisi beberapa vas berbahan kuningan. Tidak hanya sebagai hiasan, meletakkan vas-vas bunga dibeberapa sudut rumahnya terlihat membawa unsur alami dan mempercantik rumahnya. Dan Regina tidak pernah bosan melakukan ini setiap paginya.
"Ibu memang terampil dalam segala hal. Merangkai bunga, melukis, menjahit, menyulam, merajut. Ayah sungguh beruntung mendapatkan istri seperti ibu." Puji Irina dengan nada riang.
Regina tersenyum atas pujian Irina barusan. "Terima kasih sudah membuat ibu besar kepala." Ia menoleh pada Irina lalu menatap kesuluruhan penampilan Irina. Saat ini Irina mengenakan atasan model tube berwarna biru tua. Dipadukan dengan rok berbahan sutra yang berwarna senada dengan atasannya. Namun rok tersebut berbentuk asimetris karena mengekspos salah satu kaki jenjang Irina.
"Model bawahanmu aneh. Tapi kau pantas mengenakannya." Regina mengomentari rok yang dikenakan Irina.
"Benarkah? Aku menyuruh Bia mengubahnya." Balas Irina yang terlihat puas. Setelah ini ia akan mengeluarkan rok-rok dilemari kemudian menyuruh Bia untuk mengubahnya menjadi asimetris.
Singkat cerita, di masa lalu saat melakukan perjalanan untuk memperdalam ilmu sihir kegelapan, Irina bertemu salah satu siluman yang menghuni danau es. Siluman itu sangat cantik, model rok yang dikenakan siluman itu juga unik, sama persis dengan yang Irina kenakan sekarang. Dan tentunya, Irina mengubah roknya karena terinspirasi siluman danau es tersebut.
"Kau terlihat semakin cantik dengan rok itu, Irina." Puji Regina. "Apa kau akan bepergian?" Tanyanya kemudian.
"Iya, Ibu. Aku ingin jalan-jalan ke pasar." Jawab Irina.
"Segeralah berangkat sebelum hari makin terik."
"Aku pergi dulu, Ibu." Irina mencium sekilas pipi Regina sebelum berlalu dari sana.
Tentunya Irina tidak pergi sendiri, ia mengajak Bia untuk menemaninya. Kini Irina tidak lagi pergi ke kediaman guru Hedy untuk menimba ilmu, ia memutuskan untuk mengundurkan diri menjadi murid guru Hedy. Maka dari itu ia memutuskan pergi ke pasar karena merasa bosan dirumah.
Bia menyentuh lengan Irina, setengah menahannya. Pun Irina menoleh pada Bia, "Kenapa?"
"Sepertinya itu Pangeran Hector dan Nona Ruby." Tutur Bia menyampaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate Of Irina (Sudah Terbit)
FantasySudah sejak lama Irina mencintai Pangeran Hector. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan, Pangeran Hector justru jatuh hati pada adik tirinya yang bernama Ruby. Yang baik bisa menjadi buruk, dan yang bersih bisa menjadi kotor. Rasa iri, sakit hati...