Gara memarkirkan mobilnya tujuannya sekarang adalah Alya, dia mau menceraikan istrinya itu sekarang juga. Dia sudah tak perduli dengan Anwar yang akan mengamuk mendengar anaknya bercerai.
Gara keluar dari mobil dengan terburu buru tak lupa ekspresi wajah yang menampilkan kekesalan. Di raih nya kenop pintu rumah bernuansa putih itu tapi hasilnya nihil, pintu itu terkunci.
"Kemana dia ?" Gumam Gara. Dia kembali ke mobil untuk mengambil kunci cadangan. Setelah menemukan apa yang dia cari, Gara membuka pintu rumahnya perlahan. Sepi, membuat Gara mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan.
Dia berjalan dengan tergesa-gesa ke lantai atas tujuannya sekarang adalah satu. kamar Azril.Dibuka ya pintu itu perlahan namun tidak ada siapa siapa disana. Gara semakin heran pandangan nya lurus pada pintu di sebelah nya, lebih tepatnya kamarnya. Gara lagi lagi membuka pintu itu perlahan namun hasilnya sama, tidak ada siapapun.
Gara menggertakan giginya menahan emosi, pikiran nya sudah menduga-duga, memikirkan kemungkinan buruk yang terjadi pada Azril.
Dia berjalan dengan tergesa gesa ke bawah, mengedarkan setiap sudut matanya menyusui setiap rumahnya. Siapa tahu orang yang sedang di carinya ada di sana. Namun tidak ada.
Gara mengambil telpon rumahnya dan menekan beberapa angka, dia tidak menggunakan ponsel nya mengingat Handphone nya telah hancur di banting nya tadi."Mah apa Azril sama mamah?" Tanya Gara setelah sambungan telpon nya terhubung.
"...."
"Tidak apa apa " jawab Gara datar, padahal pikiran nya sudah kemana mana.
"...."
"Gara hanya tanya " ucap nya lagi.
Sambungan terputus Gara mengepalkan tangannya, menahan emosi yang sejak tadi mengisi pikiran dan hatinya.
"Kemana sebenarnya dia mambawa Azril ?" Tanya Gara sangat gelisah, dia tidak mau kehilangan Azril atau terjadi sesuatu pada anaknya itu.
"Jika saja Azril kenapa napa gua tidak akan memaafkan dirimu, Alya " Ucap Gara penuh emosi.
Gara membaringkan tubuhnya di sofa tangan nya ditaruh di atas kepala menutup matanya, dia sedang berpikir kemana Alya membawa Azril tanpa memberi tahunya. Tanpa sadar dia tertidur setelah bergulat dengan pemikirannya sendiri.
****
Pukul 8 malam pintu itu terbuka menampilkan sosok Alya yang sedang menggendong Azril di pelukan nya.
Alya sedikit terkejut dengan sosok yang tengah berbaring di sofa, buru buru Alya kelantai atas menidurkan Azril dan kembali lagi dengan membawa selimut di tangannya.Di lihatnya Gara yang tengah tidur meringkuk di sofa yang tak cukup membuat kakinya yang panjang itu.
Alya mengangkat sedikit sudut bibirnya, dia sangat senang melihat sosok Gara di hadapannya. Hampir 2 Minggu ini dia tidak bertemu dengannya, rasanya dia sedikit rindu dengan sosok Gara yang kini menjadi suaminya itu.Alya menyelimuti Gara dengan hati hati dia tidak mau membangun kan Gara yang terlihat sangat lelap.
Ada sedikit pergerakan dari Gara mungkin tidur nya sedikit terusik dengan selimut yang menutupi tubuhnya itu.
Alya menahan nafasnya takut takut Gara terbangun akibat tindakan nya tadi, namun tidak ada respon dari Gara lagi membuat Alya bernafas lega."Kak Gara apa kabar ?" Tanya Alya sedikit berbisik, dia hanya berani bertanya saat Gara tidur.
"Kak Gara, baik baik aja kan selama 2 minggu ini ?" Lagi lagi Alya menanyakan sesuatu pada Gara yang tengah tertidur.
"Alya tahu kak, mungkin berat bagi kakak untuk menikah dengan Alya tapi Alya janji, Alya akan jaga Azril sampai kapanpun" lirih Alya, matanya menatap Wajah Gara yang terlihat sangat damai dalam tidurnya.
Berbanding jauh dengan Gara saat membuka matanya, dia akan terlihat sangat dingin dan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mom
General FictionAlya terpaksa harus menggantikan Anya sang kakak untuk menikah dengan Gara, orang yang tidak pernah di kenal nya atau bahkan mengenal wajahnya. Permasalahan Alya bukan hanya disitu saja tapi Alya harus dihadapkan dengan situasi yang tak pernah terl...