22.Rencana dan Tantangan

30 2 0
                                    

Svarga menatap gerbang sekolah KHARISMA Nusa dengan seringaian sinis di wajahnya, dengan isyarat tangan ia meminta teman-temannya untuk masuk.

Kedatangan Svarga cs sontak membuat heboh para siswa terutama perempuan, langkah Svarga terhenti saat melihat sosok yang ia cari

"I found you bear, miss me huh" ucap Svarga dengan senyum nakal di wajah

Ranesha yang tak mau membuang waktu pun berniat pergi namun genggaman Svarga dilengannya membuat ia berhenti dan menoleh dengan wajah dingin

"Kita baru ketemu lagi setelah sekian lama, dan ini sambutan lo? Gue sedikit kecewa sha"

"Bukan urusan gue, dan jangan sok kenal sama gue " kesal Ranesha menghempaskan tangan Svarga

Svarga terkekeh ia sangat hapal sifat gadis yang kini berjalan menjauh darinya "Darwin kangen sama lo"

Tubuh Ranesha mendadak kaku mendengar nama itu, ia berbalik menatap Svarga yang tersenyum dengan tatapan dingin

"Kalau gitu suruh dia temui gue"

Sementara itu Rafa cs yang melihat kejadian itu hanya diam sambil menunggu reaksi rafa, yang masih terlihat tenang

"Dia cowok yang waktu itu di bali, ada hubungan apa dia sama Ranesha" tanya Axel tiba-tiba

Razka yang penasaran juga menatap Rafa seolah menunggu pemuda itu untuk bicara

"Gue nggak tahu dan nggak usah kepo sama urusan orang " ucap Rafa berlalu begitu saja

Dilain tempat Hans masih memikirkan kemunculan Svarga di bali dan itu pasti sedikit membuka memori Ranesha tentang kejadian dua tahun silam

"Permisi dok, ini laporan yang ada minta tentang pasien atas nama ibu Aruni"

"Terima kasih Sus,tolong minta dokter David untuk menemui saya"

Suster itupun pamit meninggalkan ruangan hans yang kini tengah fokus pada dokumen yang ia baca

Di sekolah Ranesha menatap livi dan kedua temannya Radea dan Adilla yang tengah sibuk membahas sesuatu sementara Livi tersenyum remeh melihat Ranesha yang diabaikan oleh kedua temannya itu, baginya Ranesha tidak pantas bahagia dan ia akan mengambil semua yang menjadi sumber kebahagian gadis itu.

Fokus semua murid kini beralih saat melihat murid pindahan yang baru saja masuk datang ke kelas mereka dan berjalan menghampiri bangku Ranesha

"Masih sama seperti dulu suka menyendiri,lo nggak punya teman atau lo nggak bisa percaya lagi sama orang lain " ucap svarga mengambil buku yang berada di tangan Ranesha

"Bukan urusan lo, dan stop gangguin gue "

Svarga terkekeh dan menatap Ranesha tajam "kalau lo lupa urusan kita belum selesai dan lo harus membayar sesuatu di masalalu"

Dengan kasar Ranesha menghentak tangan svarga dan memilih pergi ia tidak mau lepas kendali saat ini namu  sebelum keluar ia berbalik dan menatap Svarga

"gue bakal tunggu pembalasan lo Ga, dan gue pastiin saat itu akan menjadi akhir salah satu dari kita entah gue atau lo yang mati "

Ucapan Ranesha barusan membuat semua murid merasa merinding, selama ini yang mereka tahu adalah Ranesha gadis pendiam dan jarang bergaul tapi kini gadis itu terlibat masalah dengan murid baru

Radea dan Adilla juga tak kalah terkejut mereka benar-benar tak mengenal sosok Ranesha yang hampir 2 tahun ini selalu bersama mereka

Sementara Svarga mengepalkan tangan setelah mendengar ucapan Ranesha yang seolah menantangnya

Dilain tempat seorang perempuan duduk berhadapan dengan seorang pria

"Jadi sudah sejauh mana rencana kakak untuk menghancurkan dia" tanyanya sambil meminum jus di hadapannya

"Kamu tenang saja, kakak sudah memastikan ia akan mengalami rasa sakit secara perlahan sampai ia memilih mati " jawabnya si pria santai

Perempuan itu hanya tersenyum sinis baginya pria di hadapannya ini adalah salah satu pion yang ia gunakan untuk menghancurkan musuhnya jika pion ini gagal ia masih memiliki Svarga sebagai rencana cadangan

"Apa kamu memang sengaja pulang dari Singapura untuk melihat sendiri kehancurannya atau ada hal lain"

"Both , Aku ingin memastikan sendiri musuh kita hancur sampai tak bersisa dan aku ingin lihat dia mengemis minta pengampunan" datar si perempuan menatap pria di hadapannya dengan tersenyum manis

Ranesha memilih bolos dan menenangkan diri di rooftop, bohong jika kehadiran Svarga tidak mengusik nya apalagi saat nama Darwin di sebut tubuhnya seolah ingin menghancurkan Svarga saat itu juga

"Apa begini kelakuan anak teladan kesayangan guru-guru" sindir sesorang yang kini berdiri di belakang Ranesha

"Bacot " ketus Ranesha tanpa mau capek menoleh

Rafa terkekeh mendengar jawaban Ranesha yang sinis dan jutek, ia berjalan perlahan menuju Ranesha

"Kenapa lo lebih suka lari dari pada
Menghadapi masalah " tanya Rafa

"Gue nggak lari pun masalah tetep nyamperin gue" balas Ranesha terkekeh

Keduanya kembali diam dan menikmati angin yang menerpa keduanya, bisa Rafa lihat wajah Ranesha yang terlihat tenang saat mata itu terpejam namun saat mata itu terbuka banyak hal tersembunyi di dalamnya

Ranesha menoleh pada Rafa yang juga tengah menatapnya "jangan tatap gue kayak gitu gue nggak bisa tanggung jawab kalau lo jatuh sama pesona gue "

Rafa yang mendengar hal itu tersenyum tipis dan mengacak rambut Ranesha gemas

"Kalau gue jatuh sama pesona lo, gue akan tanggung semua resikonya sendiri asal lo jangan ngejauh dan ngehindar dari gue saat itu terjadi"

Ranesha terdiam mendengar ucapan Rafa ia kemudian tersenyum dan berlalu dari Rooftop meninggalkan Rafa tanpa keduanya sadari seseorang menguping pembicaraan mereka

Saat memasuki kelas Ranesha bersikap dingin seperti biasa bahkan ia mengacuhkan tatapan bertanya Radea dan Adilla

Livi yang melihat hal itu semakin ingin membuat drama dalam pertemanan mereka

"Sha, kamu marah sama dea dan dilla gara-gara mereka deket sama aku" ucap Livi dengan mata berkaca-kaca

Radea dan Adilla yang melihat itu sendiri bingung apa mungkin ucapan livi benar kalau Ranesha marah pada mereka hingga mendiamkan keduanya

Tak mendapat jawaban livi tak habis akal ia dengan cepat mendekati meja Ranesha dan menggenggam tangannya

"Kalau kamu nggak suka aku temenan sama mereka aku nggak apa-apa tapi tolong jangan benci mereka karena aku "

Semua  murid pun mulai berbisik menjelekan Ranesha sementara Ranesha hanya diam ingin melihat sejauh apa gadis di hadapannya akan berulah

Livi mengepalkan tangan kala Ranesha tak juga merespon ucapan nya

"Udah segitu doang drama lo, gue berharap lebih dari ini sama putri keluarga Bramantha tapi lo buat gue kecewa "sinis Ranesha

" maksud kamu apa sih sha? "Tanya livi pura-pura bingung

" I bet you to make a plan to destroy me as u can, and I will show you how I face ur plan and make you a loser"

Livi bergidik ngeri mendengar ucapan Ranesha barusan dan ini kedua kalinya teman sekelas Ranesha di buat kaget hari ini

Radea menatap Adilla polos "dilla tahu Ranesha ngomong apa barusan "

Dilla rasanya ingin mengubur Radea saat ini juga, disaat seperti ini masih sempat-sempatnya ia bertanya hal tak penting

RANESHA :IN THE MAZE OF YOUWhere stories live. Discover now