1. Bertemu pertama kali

35 1 3
                                    

Gadis cantik dengan senyum ceria itu sedang merias wajahnya di depan cermin dengan senyum yang tak pernah luntur. Dia adalah Joycelline, putri satu-satunya dari keluarga Hamilton. Gadis yang selalu percaya diri, aktif dan terkadang usil pada orang-orang terdekatnya, tapi juga bisa menjadi wanita dingin tak tersentuh bagi mereka yang tidak mengenalnya. Malam ini, dia dan keluarganya akan datang ke rumah keluarga Addison. Mereka datang untuk melamar Jeslyn—Calon kakak iparnya untuk Robert—Kakaknya. Meskipun acara malam ini hanya untuk kedua keluarga saja, tapi Joycelline mempersiapkan dirinya sedetail mungkin seolah siap untuk berpesta.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di mansion Addison, mata Joycelline langsung terpana kala menatap putra pertama dari keluarga Addison. Joycelline tidak mengetahui nama pria itu, tapi takut juga untuk bertanya. Keluarga Addison menyambutnya dengan ramah, lalu saat melihat silhouette Jeslyn, Joycelline langsung menyambutnya dengan senyuman lebar.
"Kak Jeslyn, kamu cantik sekali," ucap Joycelline dengan tulus. Dia memang sudah mengakui jika calon istri kakaknya itu memanglah wanita yang cantik, cerdas, berhati baik dan juga kaya raya.
"Terima kasih, Joy. Kamu juga cantik sekali malam ini. Seolah acara malam ini di siapkan untukmu," canda Jeslyn yang membuat keduanya tertawa.
Tatapan Joycelline sontak teralihkan dengan kedatangan pria yang sudah menjadi pusat perhatiannya sejak tadi. Pria itu memeluk Jeslyn lalu memberikan kata-kata yang menurut Joycelline sarat akan kasih sayangnya. Terlalu lama menatap pria itu membuat Joycelline terkejut ketika Jeslyn menepuk bahunya pelan, ternyata pria itu sedang menjulurkan tangan ke arahnya. Joycelline dengan gugup lalu menerima uluran tangan pria itu dengan senyum canggung. "Perkenalkan aku Nelson, kakak Jeslyn," ucap Nelson dengan tersenyum manis. Joycelline semakin terpana dengan karisma yang Nelson pancarkan.
"Joycelline, aku adik dari Kak Robert. Senang berkenalan dengan Kak Nelson," jawab Joycelline dengan malu-malu. Sayangnya perkenalan singkat mereka harus terinterupsi karena acara pertemuan antar keluarga akan segela di mulai.
Sepanjang acara itu, Joycelline tak pernah lepas untuk menatap ke arah Nelson. Dari cara pria itu tersenyum, cara dia berbicara dan cara Nelson yang begitu perhatian pada Jeslyn, semua tingkah lakunya menjadi perhatian Joycelline. Bahkan beberapa kali tatapan Joycelline bertemu pandang dengan Nelson. Meskipun Joycelline sadar jika Nelson juga akan menjadi keluarga, tapi dirinya tak bisa memungkiri jika hatinya merasa nyaman saat menatap Nelson. Sejauh ini, Joycelline tak pernah merasakan jatuh cinta, ini baru pertama kalinya Joycelline merasakan rasa seperti ini pada lawan jenisnya, tapi mengapa orang itu harus Nelson? Kakak dari Jeslyn yang akan menjadi kakak iparnya?
Setelah acara pertemuan keluarga itu selesai dan Jeslyn sudah menerima Robert menjadi calon suaminya, kini acara di lanjutkan dengan makan malam. Joycelline segera mencekal pergelangan tangan Jeslyn dan mengajaknya berbicara di sudut ruangan.
"Ada apa, Joy?" tanya Jeslyn dengan menatap Joycelline bingung. Joycelline dengan mata berbinarnya menatap Jeslyn dengan tersenyum lebar. "Apakah Kak Nelson benar kakak kandungmu, Kak?" Jeslyn menatap Joycelline dengan kening berkerut.
"Tentu saja, memangnya kenapa?" tanya Jeslyn dengan heran. Bodohnya Joycelline karena sempat berpikir dan meyakinkan dirinya sendiri jika Nelson bisa saja bukan putra kandung Arthur Addison. Karena Joycelline sudah benar-benar jatuh cinta dengan Nelson pada pandangan pertama, tapi Joycelline juga sudah merasa cocok untuk Jeslyn menjadi kakak iparnya. "Sepertinya aku jatuh cinta dengan Kak Nelson, Kak," jawab Joycelline dengan jujur. Dia bahkan juga tersenyum dengan canggung. Jeslyn membulatkan matanya dan menggenggam jemari Joycelline.
"Apa kamu sudah gila, Joy! Kak Nelson itu kakakku! Dan dia juga akan menjadi kakakmu juga jika aku dan Robert menikah. Bagaimana bisa kamu menyukai Kak Nelson," ucap Jeslyn dengan frustrasi dan keterkejutan yang luar biasa.
"Aku juga tidak mau seperti ini, tapi perasaanku tidak bisa di bohongi jika aku tertarik dengan Kak Nelson," ujar Joycelline dengan lesu.
"Dengar Joy, perasaanmu bisa saja tidak nyata. Ini hanya sebatas rasa tertarikmu pada seorang pria tampan, angap saja seperti itu. Aku tidak ingin terjadi masalah di kemudian hari hanya karena rasa sementaramu ini. Aku akan menganggap jika aku tidak pernah mendengar apa yang kamu ucapkan ini. Pembicaraan kita selesai," ucap Jeslyn dengan menatap Joycelline tegas. Pembicaraan mereka lalu terinterupsi dengan kedatangan Nelson yang mencari keberadaan Jeslyn untuk segera ke ruang makan karena acara makan malam akan segera di mulai. Bahkan perhatian Nelson yang seperti ini saja sudah berhasil membuat Joycelline terpana. Karena dia tidak pernah merasakan kasih sayang secara terang-terangan seperti ini dari Robert.
Jadi benarkah rasa ini karena aku mencintai Kak Nelson atau aku hanya merasa iri karena kasih sayang yang Kak Nelson berikan untuk Kak Jeslyn?
***
Acara pertunangan Jeslyn dan Robert tengah berlangsung di salah satu hotel milik Addison Group. Joycelline yang setelah penantian selama 2 bulan, kini bisa kembali bertemu dengan Nelson. Pria itu terlihat sangat tampan dan gagah dengan tuxedo hitamnya. Joycelline selalu melihat Nelson yang begitu sibuk menyapa para tamu yang dikenalnya. Saat Joycelline akan mendekatinya, pasti Nelson selalu sedang sibuk berbincang, sehingga Joycelline tidak memiliki kesempatan. Setelah memantau beberapa lama, nyatanya Nelson tak juga sendirian yang membuat Joycelline kesal.
Joyceline lalu memilih untuk menghampiri Robert dan Jeslyn yang sedang berada di atas panggung setelah selesai menyalami para tamu, Joycelline berniat akan meyakinkan Jeslyn jika perasaanya pada Nelson itu nyata dan meminta untuk mendekatkan mereka, tapi dia justru di usir oleh Robert. Joycelline yang tak pernah bisa menolak perintah Robert lalu turun dari panggung dengan bibir mengerucut. Dirinya di buat semakin kesal saat melihat Nelson yang kini sedang berbincang dengan seorang wanita.
Setelah acara selesai dan Joycelline hampir menyerah untuk berbicara dengan Nelson berdua, kini dirinya melihat Nelson yang justru sedang sendirian. Joycelline tak melewatkan kesempatan itu, dirinya lalu menghampiri Nelson.
"Hai, Kak Nelson," sapa Joycelline dengan ramah.
"Hai, Joycelline. Aku kira kamu sudah pulang," jawab Nelson dengan ramah pula, jangan lupakan senyum manisnya yang selalu bisa membuat Joycelline terpana.
"Aku sedang menunggu Kak Robert," dusta Joycelline. Karena nyatanya tidak ada perjanjian sebelumnya jika dia akan pulang dengan Robert.
"Jeslyn juga sedang mengajak Robert pulang. Dia sedang mencari Robert." Joycelline menganggukkan kepalanya, lalu di kepalanya seketika tercetus ide baru.
"Bagaimana jika aku juga ikut pulang bersama? Tadi aku melihat jika Kak Robert sedang menerima telepon, mungkin dia sedang ada urusan." Beruntung Joycelline sempat melihat Robert menjawab telepon dari ponsel yang dibawa oleh David, sehingga bisa memberikannya ide dadakan seperti ini.
"Boleh juga, pantas saja sejak tadi Jeslyn masih belum kembali." Joycelline tersenyum dalam hati, karena ajakannya di setujui oleh Nelson dengan mudah.
Jeslyn dan Robert lalu datang, Robert meminta untuk Jeslyn pulang bersamanya sedangkan Robert meminta Nelson untuk mengantar Joycelline.
Terima kasih Kakak, karena sudah mengerti aku.
Selama perjalanan pulang, Joycelline selalu menyunggingkan senyumnya. Bisa berduaan dengan Nelson dalam ruangan yang sama adalah harapan Joycelline sejak mereka pertama kali bertemu, lalu sekarang bisa terwujudkan berkat Robert. Meskipun Nelson lebih banyak diam dan hanya menanggapi sesekali saat Joycelline bertanya.
"Apa Kak Nelson dekat dengan Kak Jeslyn?" tanya Joycelline untuk membuka perbincangan lagi.
"Bisa di katakan sangat dekat. Kami hanya dua bersaudara, mungkin itu yang membuat kita dekat," jawab Nelson dengan tersenyum.
Mengapa dia bisa semakin tampan ketika tersenyum seperti itu!
"Aku dan Kak Robert juga dua bersaudara, tapi kami tidak terlalu dekat," jawab Joycelline dengan santai. "Kenapa?" tanya Nelson sembari menoleh menatap Joycelline yang membuat gadis itu malu.
"Kak Robert bukan tipe pria yang bisa terbuka seperti Kak Nelson memperlakukan Kak Jeslyn, tapi meskipun begitu aku tau jika Kak Robert juga menyayangiku," jawab Joycelline dengan tersenyum malu. "Aku bisa paham, karena setiap orang pasti memiliki karakter yang berbeda-beda. Tapi meskipun Robert seperti itu, Jeslyn juga masih tetap memilihnya sebagai calon suami. Jadi aku yakin pasti ada sisi lain dalam diri Robert yang bisa meluluhkan hati Jeslyn," ujar Nelson yang membuat senyuman Joycelline secara perlahan mulai luntur.
Karena Nelson tidak tau bagaimana keluarganya yang sebenarnya, bagaimana dari setiap anggota Hamilton yang mampu memanipulasi orang lain hingga tak terlihat. "Tapi sebaik apa pun Robert pada Jeslyn, ketika aku tau jika dia menyakiti Jeslyn suatu saat nanti, maka aku tidak akan pernah memaafkannya. Aku selalu menyayangi adikku, jadi tak akan aku biarkan seorang pun menyakitinya," ujar Nelson dengan tersenyum. Tapi di telinga Joycelline, dirinya bisa menafsirkan jika apa yang diucapkan oleh Nelson sarat akan sebuah ancaman.
"Aku juga tidak akan membiarkan Kak Jeslyn tersakiti. Aku juga menyayanginya seperti kakakku sendiri," jawab Joycelline dengan tersenyum canggung.
Semoga tak akan terjadi sesuatu di masa depan nanti, yang membuatmu juga ikut membenciku, Kak Nelson.

Cool But Caring HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang