2. Berkata jujur

6 1 0
                                    

Saat Joycelline sampai di mansion Robert setelah di antar oleh Nelson, dirinya terkejut karena David sudah menunggunya di depan pintu utama.
"Tuan Robert menunggumu, Joycelline," ucap David dengan datar seperti biasanya.
"Kenapa Kak Robert menungguku? Ada urusan apa?" tanya Joycelline dengan bingung, karena seingatnya tidak ada topik yang perlu dibicarakan dengan Robert. Saat di pesta tadi juga tidak ada hal penting yang terjadi.
"Tuan Robert sudah menunggumu di taman belakang," ujar David lalu berjalan terlebih dahulu dengan diikuti Joycelline di belakangnya.
Sesampainya di taman belakang dekat dengan kolam renang, Robert sudah menunggunya dengan menggenggam tablet seperti biasanya, masih menggunakan pakaian yang sama.
"Kakak mencariku?" tanya Joycelline sembari menatap Robert. Dia juga melirik ke arah David yang bediri dengan jarak cukup dekat dengan mereka. Joycelline lalu duduk tanpa Robert mempersilahkan terlebih dahulu.
"Apa yang kalian sembunyikan dariku?’’ ucap Robert tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangan mata pada tabletnya.
"Maksud Kakak dengan siapa?" tanya Joycelline bingung.
"Jeslyn," jawab Robert dengan singkat. Joycelline merutuki dirinya karena tadi sempat meminta Jeslyn untuk mengobrol dengannya, yang berakhir dengan Robert yang mengusirnya. Joycelline pikir jika hal itu hanya akan dianggap angin lalu oleh kakaknya. Tapi ternyata Robert menyimpan pemikirannya sendiri dalam diam. Bahkan kini terlihat waspada karena mencurigainya.
‘’Joycelline,’’ panggil Robert karena Joycelline masih saja bungkam. Joycelline akhirnya menoleh untuk menatap Robert, begitu pula Robert yang mengalihkan tatapannya bukan pada tabletnya lagi.
‘’Jadi Kakak penasaran?’’ tanya Joyceline dengan datar.
‘’Ya, apa yang kalian sembunyikan dariku?’’ tanya Robert dengan serius.
‘‘Aku tidak mengerti apa yang Kakak maksud, ini hanya obrolan biasa antara aku dan Kak Jeslyn. Tidak ada hal yang serius," kilah Joycelline. Selama ini Robert tau jika Joycelline tidak pernah berhubungan dengan pria, jadi Joycelline merasa takut sekarang untuk membicarakan tentang rasa sukanya pada Nelson. Joycelline yakin Robert akan marah, apa lagi sampai tau siapa pria yang disukainya.
‘’Jangan berpura-pura bodoh, Kakak tau kamu mengerti!" ucap Robert dengan tajam.
‘’Bukan hal yang penting, Kakak tak perlu mengetahuinya,’’ jawab Joycelline singkat lalu mengalihkan tatapanya pada kolam renang.
‘’Aku bertanya dengan serius!’’ geram Robert menahan amarah. Joycelline sudah menguji kesabarannya.
‘’Ini hanya sesuatu hal tentangku! Tidak ada hubungannya dengan Kak Jeslyn, jadi Kakak tidak perlu khawatir jika Kak Jeslyn menyembunyikan hubungan bersama pria lain di belakangmu!’’ ucap Joyceline dengan kesal. Robert semakin mentap Joycelline dengan tajam karena sudah berani berbicara dengan nada tidak sopan padanya.
‘’Kamu pikir aku peduli dengan Jeslyn yang berhubungan dengan pria lain! Yang ingin Kakak tau, apa yang kamu sembunyikan dari Kakak!’’ sentak Robert dengan keras.
‘’Kakak tidak perlu untuk selalu tau apa pun urusanku,’’ jawab Joycelline dengan menundukkan kepalanya.
‘’Kau adikku, aku juga harus tau apa pun tentangmu!’’ ucap Robert dengan tajam. Hal seperti ini yang selalu Joycelline iri dari hubungan Nelson dan Jeslyn. Sangat berbeda dengan Robert memperlakukannya, meskipun Joycelline tau jika Robert menyayanginya, tapi cara Robert menyampaikannya berbeda dengan sosok kakak kebanyakan.
‘’Ini hanya urusan pria, Kak. Dan aku sudah dewasa, aku bukan anak kecil yang bisa selalu Kakak kekang, sekarang aku memiliki teman yaitu Kak Jeslyn, maka haruskah Kak Robert masih mengulik segala hal tentangku?" ucap Joycelline dengan menatap Robert sedih.
‘’Tidak ada seorang pun yang boleh kamu percayai, kecuali keluargamu sendiri, Joycelline! Jeslyn adalah orang lain, sedangkan aku kakakmu!’’ ucap Robert dengan tajam. Joycelline sadar telah membuat Robert marah, namun untuk kali ini saja dirinya hanya ingin bebas. Tapi Joycelline masih takut untuk membantah ucapan Robert.
‘’Apa itu hal yang memalukan hingga kamu harus menyembunyikannya dari Kakak?’’ tanya Robert lagi yang mulai mengendurkan emosinya, karena melihat Joycelline yang mulai ketakutan. Sekuat apa pun Joycelline terlihat berani untuk mencoba menutupi ketakutannya, namun Robert bisa melihatnya dengan jelas. Robert juga menyadari di sini memang dirinya yang terlalu berlebihan pada adik perempuannya itu.
‘’Ya, sangat memalukan!’’ ucap Joycelline dengan keras.
‘’Kalau begitu katakan, Kakak akan mencoba untuk tidak marah,’’ ucap Robert mulai melunak.
‘’Tidak!’’ jawab Joycelline dengan menggeleng.
‘’Apakah karena kamu sudah tidak virgin?’’ tebak Robert. Joycelline langsung menatap Robert tajam dan memukul tangannya dengan keras.
‘’Jangan bicara sembarangan, Kakak!’’ sentak Joycelline dengan kesal pada Robert.
‘’Jika begitu karena apa, kamu tidak memberi tau Kakak, lalu bagaimana Kakak bisa tau!" jawab Robert kembali kesal karena baru saja dipukul Joycelline dengan keras.
‘‘Pokoknya Kakak tidak perlu tau,’’ ucap Joycelline dengan singkat.
‘’Kakak harus tau, karena kamu sudah melibatkan Jeslyn di sini. Kamu membiarkan orang luar mengetahui masalahmu, tetapi kamu justru menyembunyikan hal itu dari Kakakmu sendiri? Apakah hal seperti itu benar?!" Joycelline tak bisa mendebat Robert lagi, karena dia sadar juga bersalah di sini.
‘’Aku bukan melibatkan Kak Jeslyn, aku hanya menjadikan dia tempat curhatku saja,'’ jawab Joycelline dengan lesu.
‘’Kamu lupa soal aturan kerahasiaan di keluarga Hamilton?’’ tanya Robert dengan mendesis, menahan amarahnya yang mulai muncul kembali.
‘’Aku tidak bermaksud seperti itu,’’ cicit Joycelline dengan suara pelan.
‘’Itu sama saja, cepat katakan. Sebelum Kakak marah!’’ perintah Robert dengan tegas, sekuat tenaga mencoba menekan amarahnya karena Robert tak ingin kehilangan kontrol emosinya lagi.
‘’Aku menyukai seseorang,’’ jawab Joycelline akhirnya tanpa berani mentap Robert.
‘’Hanya itu?’’ tanya Robert dengan dahi berkerut.
‘’Ya,’’ ucap Joycelline dengan singkat. Robert semakin mengerutkan keningnya, tak percaya pada perkataan adiknya.
‘’Kamu tidak mungkin begitu misterius jika ini hanya tentang menyukai seorang pria,’’ ucap Robert dengan ujung bibirnya tersungging sinis. Joycelline menghela nafasnya, lalu dengan berani menatap Robert dengan yakin. ‘’Aku menyukai Kak Nelson," cicit Joycelline dengan ragu.
‘’Apa!’’ bentak Robert dengan keras. Robert menatap Joycelline dengan tajam, seolah bersiap akan membunuhnya sekarang juga.
‘’Apa kamu sudah gila!’’ Robert melirik David sekilas dan pria itu masih berdiri setia di tempatnya.
‘’Aku tau ini salah, tapi sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya,’’ jawab Joycelline dengan wajah menunduk sedih.
‘’Lalu bagaimana dengan reaksi Jeslyn?’’ tanya Robert sembari mengusap wajahnya frustrasi.
‘’Dia melarangku, makanya Kak Jeslyn selalu mencoba menjauhkanku dari Kak Nelson,’’ jawab Joycelline dengan lesu.
‘’Itu sebabnya kamu sekarang sangat gencar untuk mendekatinya, karena rahasia ini?’’ tanya Robert dengan ekspresi tak percaya.
‘’Ya,’’ jawab Joycelline dengan menatap Robert sedih.
‘’Apa yang kamu pikirkan sampai bisa menyukainya? Nelson akan segera menjadi kakak iparku, maka dia juga akan menjadi saudaramu! Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu yang sangat memalukan seperti ini!’’ hardik Robert dengan tajam.
‘’Tidak ada yang bisa mengatur dengan siapa kita akan jatuh cinta, aku juga tidak pernah menyangka jika aku akan jatuh cinta dengan Kak Nelson. Aku juga tak mau seperti ini, tapi mau bagaimana lagi.’’ Melihat mata Joycelline yang berkaca-kaca membuat Robert tak bisa untuk memarahi adiknya lebih jauh lagi. Robert lalu beranjak dan berjalan menuju kursi Joyelline lalu memeluknya. Joycelline kini menyandarkan kepalanya di perut Robert.
‘’Ini salah Joy, kamu tidak boleh seperti ini. Siapa yang mengajarkanmu menjadi lemah sehingga menangis,’’ bisik Robert dengan pelan namun syarat akan ancaman.
‘’Kamu tidak boleh mempermalukan nama besar Hamilton seperti ini, Kakak akan mencari cara untuk membuatmu melupakan cinta konyolmu itu,’’ lanjut Robert yang membuat Joycelline semakin mengeratkan pelukannya.
‘’Bantu aku, Kak,’’ ucap Joycelline sembari terisak pelan di dada Robert.
‘’Aku telah berjuang selama ini untuk menjunjung tinggi nama Hamilton, aku tidak akan membiarkan siapapun merusaknya, termasuk dirimu," ucap Robert syarat akan ancaman di telinga Joyceline.
‘’Maafkan aku,’’ ucap Joycelline penuh sesal yang baru menyadari kesalahannya.
‘’Jangan menangis! Jangan pernah kalah oleh perasaanmu! Meskipun kamu mencintainya sekalipun, tapi jangan pernah membuat hal itu mempengaruhi kinerja otakmu!’’ desis Robert yang membuat Joycelline mulai menghentikan tangisannya.
‘’Apakah dia tau jika kamu menyukainya?’’ tanya Robert sembari melirik Joycelline yang masih dalam pelukannya sekilas.
‘’Tidak.’’
‘’Bagus, aku tidak akan membiarkan jika para Addison itu menertawakanmu.’’ Joycelline melepaskan pelukannya, lalu menatap Robert yang sedang menatapnya tajam.
‘’Aku memaafkan kesalahanmu kali ini! Tapi ingat, jangan pernah mencoba untuk mempermalukan nama besar Hamilton lagi, karena aku tidak pernah memberikan kesempatan kedua!’’ ucap Robert sembari mencengkeram kedua bahu Joycelline dengan erat.
‘’Terima kasih, Kak.’’ Joycelline menatap Robert dengan serius, tangisannya sudah benar-benar berhenti. Amarah dan sugesti dari Robert berhasil membawa akal Joycelline kembali.
‘’Tidak ada lagi girls talk antara kamu dan Jeslyn. Karena aku tidak mau siapapun mengetahui kelemahan kita!’’ ucap Robert dengan tegas.
‘’Baik, Kak,’’ jawab Joycelline dengan yakin.
‘’Aku akan merahasiakan hal ini, aku pastikan Daddy tidak akan tau,’’ ucap Robert sembari mengusap rambut Joycelline dengan lembut.
Pada akhirnya, Joycelline memang tidak pernah bisa untuk membantah perintah Robert, apa lagi jika hal itu berhubungan dengan keluarga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cool But Caring HusbandWhere stories live. Discover now