Home

177 8 0
                                    

Sesuai janjinya kemarin, pagi-pagi sekali Max dan Abigail berangkat ke Helzinky  dengan jet pribadi milik Max.

Sepanjang perjalanan di udara Abigail terus saja mengagumi apapun yang ada di pesawat. Ia memuji Max yang sangat sukses dalam pekerjaannya.

"Setelah menikah, ini semua akan menjadi milikmu juga".

Kata Max sambil meminta Abigail duduk. Sebentar lagi mereka landing.

Begitu tiba di hanggar beberapa pria berjas menggunakan masker hitam berjejer di tangga pesawat sambil menunduk hormat.

Max membetulkan syal di leher Abigail dan memintanya memakai kacamata dan topi. Lalu keduanya turun dengan tangan Max yang bertaut dengan tangan kecil Abigail.

Setelah masuk ke mobil mereka langsung menuju apartemen mewah di pusat kota Helzynki.

"Masuklah ke kamar terkebih dahulu. Aku akan bicara dengan anak buahku sebentar".

Ucap Max sambil menunjuk ke arah tangga. Abigail mengangguk lalu berjalan ke sana.

" Dia adalah calon istriku. Kami akan menikah di sini. Jadi, aku harap keamanan kami selama di sini dijamin dengan nyawa kalian. Ingat! Jangan lakukan kesalahan sekecil apapun atau kalian tahu akibatnya".

"Apakah proses pernikahan outdoor atau indoor? ".

Tanya pria yang merupakan ketua. Wajahnya sedikit kaku dibanding yang lain.

" Aku belum tahu. Tapi kalian harus bekerja ekstra. Jangan sampai ini bocor ke tangan musuh".

Mereka semua mengangguk mengerti lalu meninggalkan apartemen.

Max mengambil ponselnya dan menelepon Renne.

"Aku kira kau telah melupakan aku Max".

Jawab Renne begitu panggilan tersambung. Max tertawa kecil.

" Aku akan mengunjungimu nanti jadi siapkan menu terbaikmu. Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan denganmu".

"Kau tahu Regatta yang terbaik. Oh ya, dimana Abigail? ".

" Dia bersamaku. Tak usah cemas".

"Baiklah. Hubungi  aku jika kau ada di Helzynki".

Max menutup percakapan mereka. Ia meletakkan ponselnya di meja dan melepas jaketnya. Ia menyusul Abigail ke kamar.

Abigail sedang membaca beberapa buku milik Max yang tersusun di rak kecil di bawah televisi.

Max melingkarkan tangannya di leher Abigail dan meletakkan dagunya di pundak Abigail.

"Rupanya Nyonya Barned sedang belajar. Apa yang kau baca sayang? ".

Abigail berbunga- bunga saat mendengar kalimat Max. Ia menutup bukunya dan berbalik menghadap kekasihnya.

" Aku  ingin sukses seperti dirimu. Kau memiliki segalanya dan aku bangga padamu. Aku juga ingin berhasil dengan keringatku sendiri".

Max tersenyum dan merapikan anak rambut di belakang telinga Abigail.

"Kau tak perlu melakukan itu. Aku sudah memiliki segalanya jadi duduk diam dan nikmati apapun yang kau inginkan".

Abigail menggeleng. Ia mengambil kedua telapak tangan Max dan menciumnya lembut. Lalu membawanya ke dadanya.

" Dua tangan ini telah bekerja sangat keras. Entah berapa banyak pengorbanan yang telah kau lakukan untuk sampai di titik ini. Dan aku, tidak ingin berfoya- foya di atas keringatmu Max. Aku menghormatimu dan menghargai mu seperti diriku sendiri. Jadi, aku akan tetap meraih jalanku meski sudah bersamamu".

ABIGAIL (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang