51

2K 210 2
                                    

Suara keributan terdengar menggema di seluruh istana saat Sorazen kini berjalan mendekat ke arah suara ledakan. Bangunan yang berada di sayap kanan istana terlihat hampir setengahnya hancur, mata Sorazen berkilat tajam penuh dengan amarah. Siapa yang telah berani menghancurkan istananya sepagi ini? ini bahkan bisa di katakan telah menyatakan perang kepadanya.

" Perintahkan seluruh kesatria kerajaan untuk berjaga di seluruh sudut istana " ucap Sorazen kepada Edwin yang berdiri di belakangnya

Saat ini tidak terlihat tanda penyerangan susulan, semua kesatria kerajaan telah bersiap sejak insiden terjadi. Tidak ada yang melihat bagaimana dan siapa yang telah menyerang istana sepagi itu, bahkan prajurit yang juga berjaga di menara depan dan di barak kesatria tidak melihat pelontar atau apapun yang mencurigakan, itu terjadi begitu saja.

Valencia yang kini telah keluar dari kamar Sorazen dengan pakaian lengkap langsung menuju asal keributan, ia melangkahkan kakinya dengan hati-hati ketika merasakan aura sihir dari bangunan yang telah hancur. Di mata Valencia yang memiliki penglihatan berbeda reruntuhan bangunan itu mengeluarkan asap aneh yang mulai mengepul di sekelilingnya. Itu seperti peledak yang sengaja di lempar dengan mantra sihir dari jarak jauh.

" Jangan mendekat " teriak Valencia kepada seorang kesatria yang hendak memeriksa reruntuhan itu. Teriakan Valencia membuat semua orang kini beralih melihat kearahnya tidak terkecuali Sorazen yang juga kini berbalik melihat ke arahnya.

Sayangnya kesatria itu tidak mendengarkan Valencia, ia tetap melakukannya karena mungkin salah satu temannya tertimpa reruntuhan atau terkena ledakan. Kesatria itu kini sudah berdiri kaku dengan kulit yang berubah menghitam, dengan asap yang keluar dari tubuhnya.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada kesatria itu yang tiba-tiba berdiri kaku setelah melangkah mendekat, Valencia yang melihat itu langsung mengulurkan tangannya membekukan kesatria itu beserta seluruh reruntuhan bangunan, ia menciptakan dinding es yang tinggi untuk mengurung tempat itu, tentu saja tujuan Valencia adalah menghilangkan sihir itu.

Rambatan bunga es yang kini menjalar membentuk dinding membuat semua orang ternganga dengan pemandangan yang tidak terduga itu, semua orang memandang takjum sekaligus takut ke arah Valencia yang telah melakukan itu di depan mata semua orang, mereka tidak menyangka ratunya dapat mengendalikan es, hanya pasukan elite kerajaan yang mengetahui kemampuan Valencia yang waktu itu tiba-tiba mengamuk saat pelatihan.

Sorazen memandang Valencia penuh makna, pria itu menyuruh Valencia untuk tetap tinggal di dalam kamarnya tapi nyatanya wanita ini tetap keluar menyusulnya. Sorazen yakin jika wanita itu mengetahui sesuatu hingga dia melakukan itu di depan mata semua orang.

Suara gemuruh dari derap langkah kuda yang baru saja melewati gerbang istana kini mengalihkan perhatian semua orang, mereka hampir mengira jika pasukan musuh mungkin telah menerobos masuk tapi saat melihat pakaian khusus yang di gunakan orang-orang itu yang berwarna hitam dan emas menunjukan identitasnya sebagai pasukan elite kerajaan mereka langsung menghembuskan nafas lega

Seseorang yang menggunakan jubah hitam dengan emblem khusus dan lencana yang tersemat di jubahnya langsung turun dari kudanya, ia menyibakkan rambut coklatnya yang hampir mencapai bahunya sambil berjalan lurus memasuki istana. Langkahnya terhenti ketika melihat kerumunan kesatria dan bangunan istana yang hancur kini telah membeku. Matanya beralih mencari sosok yang paling mencolok yang sangat ia rindukan.

Valencia yang melihat rombongan itu tiba langsung beralih ketika melihat sosok Vionel Dhaupin kini berjalan ke arahnya.
" Vion..... " teriak Valencia, ia langsung berlari dan memeluk pria itu

Vionel yang melihat wanita itu langsung menghambur ke dalam pelukannya langsung tersenyum menyambut pelukannya, ia memeluk Valencia dengan kuat sambil mencium pucuk kepalanya

Tyndomére EclipseWhere stories live. Discover now