Story IV

1.6K 104 16
                                    

Tepat menunjukkan istirahat pertama, aaliesha dan yg lain pergi keluar kelas untuk menuju kantin, mengisi perut mereka yg kosong dengan makanan dan minuman yg ada dikantin itu.

Sekolah yg luas dan bergedung tinggi membuat para siswa kewalahan saat akan menuju kantin yg berada dilantai 3, tak bisa dipungkiri luasnya sekolah mereka bisa memakan waktu sekitar 10-15 menit hanya untuk pergi dari 1 ruang keruang lainnya.

"Asha"

Ya asha nama singkat yg menjadi panggilan bagi dirinya, hanya yg akrab saja yg menggunakan nama itu, seperti sekarang teman seperjuangan nya dari sd sampai smp siapa lagi jika bukan jihan gadis cantik nan manis yg humble dan welcome kepada siapapun.

"Eh jihan, kenapa?" Tanya aaliesha.

"Lo mau kekantin kan sha?"

"Iya nih laper hehe" jawabnya.

"Barengan yuk"

"Hayuk"

Merekapun segera berjalan bersama. disekitar lorong disepanjang jalan, Mereka sibuk memperhatikan setiap sisi ruang dan interior megah nan mewah yg terukir indah disisi² setiap dinding sekolah itu.

"Han, gue seneng banget deh bisa keterima disekolah ini wkwkwk" ucapnya memulai pembicaraan.

"Hahaha gue juga seneng banget, berasa ga nyangka banget tau gak, bisa sekolah disini" ucap jihan.

"Eh jodoh lo dimana?" Tanya jihan.

"Oo gatau tadi pas bel dia langsung keluar" ucap aaliesha sembari menundukkan kepalanya, ia merasa sedih sekarang.

"Maaf yah sha, ga bermaksud kok" ucap jihan, ia benar² merasa tidak enak dengan pertanyaannya barusan sehingga membuat sahabatnya itu menjadi sedih.

"Gapapa han santai aja kali" balas aaliesha hingga mereka tersadar jika mereka telah sampai dikantin sekolah.

Kantin itu sangat ramai, banyak sekali orang² yg ada dikantin itu, disekolah itu ada 3 kantin, tapi kantin tengah yg paling laris karena menyediakan banyak makanan. Sampai² tidak ada yg kebagian meja saking penuhnya kantin itu.

"Yah udah penuh nih sha" ucap jihan kecewa.

"Kita ke kantin sebelah aja yuk sha" ajak jihan, namun tidak ada jawaban dari aaliesha.

"Sha"
"Shaa"
"Yakk aaliesha candramaya" ucap jihan untuk ketiga kalinya.

"E-eeh iya, kenapa?" Aaliesha yg tersadar pun langsung menanyakan pertanyaan yg belum sempat memasuki telinganya karena gagal fokus kepada 2 orang yg berada dikantin itu.

"Yeu malah ngelamun ngeliatin apaan sih?" Tanya jihan penasaran, ia pun akhirnya mengikuti manik mata aaliesha yg melihat meja sebelah kiri pojok dikantin itu, dan yah dia mendapati alfaka yg sedang tertawa mesra dengan seorang cewek disana.

"Sha, udah yuk kita pindah aja kesana" ajak jihan sekali lagi.

"I-iya" jawab aaliesha.

Diperjalanan menuju kantin sebelah jihan terus menanyakan dan menenangkan keadaan aaliesha yg menurutnya kurang baik, karena melihat orang yg ia cintai bermesraan dengan orang lain. Sakit? Sudah pasti iya, jihan benar² tau apa yg sahabatnya itu rasakan.

Merekapun sampai dan segera memesan makanan.

"Sha udah gausah dipikirin yah" ucap jihan menenangkan.

"Iya han udah biasa kok" jawabnya.

Tak lama pun makanan mereka datang dan merekapun memakan makanan mereka masing².

Ditengah makan mereka, ada sekelompok orang yg menghampiri aaliesha dan jihan.

*Brak
"Oh jadi elu yah yg ngebuat semua mata cowok² yg ada disini jadi tertuju pada lu" ucap kakak kelas itu.

"Maaf kak, siapa yah?" Tanya jihan dengan sopan.

"Oh mata lo katarak, nih baca nama kita" ucap orang 1 nya lagi sembari menunjuk nametag yg ada di dada kanan mereka.

"Maaf kak ga keliatan ketutup rambut" ucap jihan lagi.

"Gausah bacot deh lu masih dekel juga" ucap 1 nya lagi.

"Maaf kak" jawab jihan, jujur ia benar² takut.

"Eh lo" ucap gadis yg berada ditengah-tengah mereka, sepertinya ia adalah ketua dari geng itu.

"Kwenopo kok" balas aaliesha dengan suara yg tidak jelas karena mulutnya dipegang kuat oleh ketua geng itu.

"Lo jangan sok cantik yah disini, disini yg paling berkuasa itu KITA" ucap nya dengan bentakan.

"I-iyo kok" ucap aaliesha.

"Songong banget" ucapnya dan mendorong kepala aaliesha kedalam mangkok bakso yg aaliesha pesan membuat semua rambut dan bajunya menjadi basah.

"AALIESHA" ucap jihan dan langsung menghampiri aaliesha yg tengah menangis sedangkan si pembuat ulah telah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Yampun sha maaf banget gue tadi gabisa bantu lo, jujur gue takut banget sama mereka sha" ucap jihan menjelaskan.

Aaliesha hanya diam sembari menatap bakso yg sudah bercampur dengan rambutnya saat ini. Ia pun memegang perutnya yg masih sangat lapar, ia ingin memesannya lagi tapi jam istirahat sudah hampir selesai. Aaliesha belum memakan sesuap bakso pun begitupun dengan jihan, merekapun memutuskan untuk pergi ke toilet.

Sesampainya di toilet, aaliesha pun membersihkan rambutnya dan mengganti seragamnya dengan seragam cadangan, untung saja ia membawa 2 baju.

★★★

makasih yang udah baca ceritanya.
jangan lupa vote comment nya.

ig : aalieshacndrmy
ig : jihan_zfnnyh

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang