9 | Liburan

0 0 0
                                    

Belva
Nov, lusa jadikan? Kita kumpul di sekolah jam 2.

Saya
Jadi kok, oke.

Sebuah percakapan singkat 2 hari sebelum keberangkatan. Novi mempersiapkan barang-barangnya untuk berlibur selama 2 hari 1 malam. Tadinya dia berpikir mereka akan liburan di tepi pantai atau ke taman hiburan, ternyata dia salah. Di hari keberangkatan dia tidak bisa menahan ekspresi terkejutnya melihat mobil Jeep yang menjemputnya.

"Bel, lo gak kasih tahu Novi kalau kita mau nginep di vila?" Tanya Andri melihat Novi yang memakai dress selutut.

"Perasaan bilang kok." Belva memeriksa riwayat obrolannya. Ketika menyadari bahwa dia lupa memberitahu Novi, Belva menggigit bibir bawahnya sambil menyatukan tangannya. "Sorry, lupa."

Andri menghela nafas sambil memijat keningnya.

"Gini aja Nov, gue sama Belva jemput Candra sama Dimas dulu, lo bongkar barang bawaan, oke." Andri memberikan solusi.

"Gue gak jadi ikut deh." Novi pasrah.

"Ayolah Nov, kita udah lama gak kumpul formasi lengkap, kapan lagi coba, yah. Kita pergi dulu." Andri naik ke mobilnya, kemudian pergi.

Novi melihat mobil Jeep itu hilang dari pandangan. Sejujurnya semangat Novi sudah turun drastis, tapi perkataan Andri mendorongnya untuk tetap ikut liburan ini. Sejak kelulusan, Novi jarang berkumpul dengan teman-temannya. Karena kesibukannya sebagai pegawai kantoran, dia kesulitan menyesuaikan waktu dengan teman-temannya. Dan ketika ada kesempatan, dia malah tidak ingin ikut, hanya karena salah kostum. Dengan berat hati akhirnya Novi kembali ke kamar kosnya dan mengemasi ulang barang-barangnya. Juga berganti pakaiannya.

Setelah menunggu selama 10 menit, Andri datang kembali dengan Jeep dan teman-temannya. Tanpa banyak bicara, Andri langsung memasukkan koper Novi bersama tas-tas lainnya dan membantu Novi naik ke dalam mobil.

"Hai Can, hai Dim." Sapa Novi.

Candra dan Dimas mengangguk sambil melambaikan tangannya. Mobil melaju menembus kemacetan kota, perjalanan kelima orang itu pun dimulai. Keluar dari hiruk pikuk kota, mereka memasuki daerah pegunungan. Jalanan panjang yang berkelok mereka lewati dengan aman tanpa kendala. Sampai mereka memasuki hutan, barulah rasa sakit terbentur mobil terasa hampir di setiap persimpangan.

"Vilanya masih jauh Dri?" Tanya Novi.

"Lo bawa mobil nyantai bisa kali, sakit nih." Belva mengusap kepalanya yang sudah terbentur untuk kelima kalinya.

"Lo berdua bac*t deh, tinggal duduk aja banyak komentar. Jalan kaki aja sana susur sungai, kalau nyasar jangan nyusahin gue." Andri membalas Belva dan Novi dengan ketus.

Andri berusaha mengendalikan kemudinya, jalanan berbatu, berlumpur dan licin itu harus dilewatinya dengan hati-hati. Setelah drama perjalanan yang membuat kepala berdenyut, akhirnya mereka sampai di Vila keluarga Andri.

Mobil berhenti di depan sebuah vila bercat merah yang terlihat belum pernah direnovasi. Dinding batu alam, dipan bambu asli yang sudah menghitam dan juga halaman yang rimbun oleh pepohonan. Novi turun dari mobil dan melihat bangunan itu dengan lebih jelas. Vila itu seperti sudah lama tidak ditinggali. Novi melihat sekelilingnya. Tidak ada rumah lain di dekat vila itu. Hanya ada pos ronda sejauh 800 meter di bibir hutan.

"Ini serius kita mau liburan disini?" Tanya Novi tidak yakin.

"Ya memang dimana lagi." Andri menurunkan barang-barang bersama Candra dan Dimas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Rose (Kumpulan Cerita)Where stories live. Discover now