the day

3.5K 390 101
                                    

Jisung langsung terbangun dari tidurnya saat netranya menangkap cahaya terang masuk melalui sela sela jendela kamarnya. Jisung langsung mengambil ponselnya dan melihat sudah pukul tujuh saat ini.

"Sial, kenapa gw kesiangan sih"
"Belom ngomong ke bunda juga" gerutu Jisung yang langsung bangun dari ranjangnya.

Wajar saja jika Jisung kesiangan, ia baru saja bisa memejamkan matanya sekitar pukul empat pagi tadi. Pikirannya terus berkecamuk tentang bagaimana ia akan menjelaskan kepada sang bunda. Walau ia tak menghamili Chenle, tapi ia masih saja bingung dan takut untuk menjelaskan ke pada sang bunda.

Jisung langsung berlari menuju dapur mencoba mencari keberadaan sang bunda. Tapi nihil ia tak menemukan wanita kesayangannya itu disana. Ini hari libur dan sangat tidak mungkin jika sang bunda tak berada di rumah. Jisung langsung menuju kebun yang biasa bundanya rawat saat hari libur seperti ini. Namun lagi lagi ia tak menemukan wanita paruh baya itu.

"Ndaaaa~" panggil Jisung sata kembali masuk kedalam rumah. Tapi tetap saja tak ada sahutan apapun. Jisung mencoba menuju kamar sang bunda siapa tau bunda ingin bangun lebih siang. Tapi tetap sama, kamar itu sudah kosong dan juga terlihat sudah rapi. Jisung mencoba menghubungi sang bunda tapi ia malah mendengar dering telfon sang bunda yang ada di kamar.

"Bunda di rumah?"
"Tapi di mana sih?"

Akhirnya Jisung memilih keluar dan kembali menuju dapur. Ia menunggu sang bunda di kursi pantry. Dan benar saja tak lama pintu belakang disebelah lemari es itu terbuka dan menampakkan bunda tengah membawa beberapa sayur panenannya.

"YA TUHAN" Kejut bunda saat melihat Jisung yang tengah duduk di sana.
"Jisung!!"
"Ngagetin aja kamu"
"Kenapa bisa tiba tiba disini? Kapan pulangnya?" Tanya bunda yang memang tak mengetahui kepulangan Jisung.

"Kemarin malem"
"Nda, aku mau ngomong"
"Serius" ujar Jisung sembari meminta sang bunda untuk duduk di sebelahnya.

"Apa sih? Kenapa? Kamu berulah apa?"
"Ngehamilin anak orang?"
"Trus Chenlenya gimana? Ini nih yang bunda takutin"
"Kamu cuma main main kan?"
"Trus Chenlenya gimana?"
"Udah bunda-"

"Nda, aku belom ngomong"
"Suka banget kayanya bunda nuduh aku" sela Jisung saat sang bunda sudah menuduhnya yang tidak tidak. Lagi pula mana mungkin ia menghamili anak orang dan berpaling di saat Chenle sudah lebih dari segalanya.

"Trus apa? Jangan bikin bunda emosi ya kamu!"

"Ya makanya dengerin dulu"
"Jadi gini"
"Sebelumnya aku mau minta maaf dulu sama bun-"

"KAN!! BENERAN HAMILIN ANAK ORANG KAMU?"
"YA TUHAN JISUUUUUNG!!!"

"Nda, dengerin duluuu"
"Aku ngga hamilin anak orang"
"Bunda diem dulu aku mau jelasin, waktu kita ngga banyak"
"Okay?"

Sang bunda yang mendengar itu hanya mendengus kesal.

"Aku minta maaf ke bunda kalau aku ngga bisa jaga diri"
"Bunda jangan kaget gitu mukanya, aku ngga hamilin anak orang beneran"
"Ini tentang yayah"
"Kemaren malem yayah marahin Jisung, dan minta Jisung buat dateng ke sana hari ini bareng bunda buat minta maaf dan yakinin yayah lagi"

"Ha? Ngapain sama bunda juga?"
"Kamu ngapain yayah sampe dia minta bunda buat dateng juga?" Omel sang bunda yang tak paham dengan maksud Jisung.

"Ya pokoknya hari ini Jisung mau ajak bunda buat nemuin yayah"
"Mending sekarang kita buatin makanan buat yayah trus nanti jam sembilan kita kesana"
"Okay?"

"Tiba tiba banget, ini kenapa sih?"
"Ada apa? Bunda telfon yayah aja nih buat nanya"

"Nanti Jisung jelasin disana"
"Yayah bilang mau tau respon bunda gimana"
"Jadi daripada nanti disana bunda ngasih responnya cuma gimik, jadi lebih baik Jisung jelasin disana aja sama yayah biar responnya natural"

Lovely Rival ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang