It's only me

1 0 0
                                    

"aahhhh" teriak eca yang kemudian terbangun dari tidurnya. jika kalian mengira itu hanya bunga tidur, jawabannya tidak itu nyata adanya, eca mengalami semua kejadian itu dan kini memori otaknya kembali memutar dimana papanya berhasil membuatnya benci.

"aarggghh, sakit banget." kepala eca terasa begitu sakit hingga tak tahan lagi, namun dengan sekuat tenaga ia mengambil hp nya dan menekan nama siapapun untuk menolongnya.

"halo ca, kenap-" belum selesai perkataan seseorang dari sebrang sana tapi eca lebih dulu memotongnya

"plis tolong gue, kepala gue sakit bang-" hp eca terjatuh ke lantai di barengi oleh hilangnya kesadaran.

seseorang yang eca telfon berusaha menghubunginya kembali namun tak ada jawaban dari eca membuat seseorang itu semakin khawatir.

"hmm siapa?"

"gue skala ra." mendengan jawaban dari sebrang sana nara mengumpulkan kesadarannya, melirik jam dinding kamarnya yang telah menunjukan pukuk 01.45, nara kebingungan kenapa skala menelfonnya pagi buta?

"kenapa kal?"

"Eca barusan telfon gue buat minta tolong tap-" belum selesai skala menjelaskan nara lebih dulu memotongnya

"Eca minta tolong lo? emang dia kenapa? kok ga telfon gue?"

"tadi gue telfon dia balik tapi ga di angkat, gue khawatir ra, lo tau dia dimana?"

"gue ga tau pasti kal, tadi gue tanya posisi dia ada dimana tapi ga dijawab sama dia, kok gue jadi khawatir juga." nara berpikir keras kira kira eca ada dimana dan apa yang terjadi oleh sahabatnya

"lo bisa jemput gue ga kal? kayanya gue tau dia dimana, semoga bener dia disana."

"bisa, gue otw rumah lo." sebelumnya skala perna mengantar eca pulang kerumah nara jadi skala tidak perlu kebingungan mencari alamat rumah nara

sepuluh menit nara menunggu skala didepan rumahnya hingga akhirnya motor sport berwana biru terlihat oleh mata nara yang kini sudah tidak mengantuk lagi.

"naik ra." skala memberikan helm kepada nara dan nara segera naik keatas motor skala

kini skala mengendarai motornya diatas rata rata ditambah jalanan sudah sangat sepi, nara sebagai penunjuk jalan pun sempat ngeri di bonceng oleh skala.

"parkir apart kal." perintah nara yang segera di turuti oleh skala, setelah memarkirkan motor skala dan nara memasuki apart mereka berdua masuk lift dan nara menekan angka 10 menunjukan bahwa mereka akan keluar di lantai 10

setelah lift terbuka nara berlari kearah kanan lift tidak lama dia berhenti disalah satu pintu yang tertutup rapat.

"kal ini kamar eca, tapi gue ga pegang kuncinya."

"terus gimana ra?" jawab skala bingung

"apa gue telfon bokap nyokap eca aja kal?" tanya nara bimbang

"lo yakin ra? kok gue rasa mereka lagi ada masalah." tentu skala melihat kejadian disekolahnya dimana eca dan kedua orang tuanya bertengkar.

"ya terus gimana kal?" mereka berdua bingung, namun tiba tiba ada seseorang datang dari arah berlawanan, nara melihat seseorang itu intens, mulai berjalan medekat dan benar nara melihat ares yang sedang megendong eca ala bridal style

"ca." panggil nara dan segera menghampiri ares dan eca.

"ra tolong buka pintunya." ares memberikan kunci apart kepada nara dan perempuan itu menurut. pintu apart terbuka, ares segera membawa eca ke kamar dan menaikan selimut hingga ke dadanya.

See You Later KeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang