Chapter 1

297 31 8
                                    


🌼🌼🌼

"Cheers."

Tawa ketiga gadis turut meramaikan suasana klub malam itu. Ketiganya menegak minuman beralkohol sedang merayakan legalnya umur mereka, dua puluh tahun adalah umur yang didambakan para pemuda-pemudi di Korea Selatan.

Hari ini salah satu dari mereka menyusul umur yang lainnya, barulah mereka bergabung dalam perayaan, menyempatkan diri menghabiskan weekend di klub malam yang cukup terkenal itu, BlackHolic.

"Yak! Akhirnya kita semua dua puluh tahun." tukas salah seorang gadis berambut coklat terang yang digerai-Im Yuhan.

Dalmi—gadis berambut sepundak yang dicat ash blonde itu berdiri, mengangkat gelas minumnya dan berteriak ditengah kencangnya musik DJ, "Bersulang untuk pacar baruku juga."

"Ya,ya." gumam Eri tersenyum geli mengangkat gelasnya.

Ketiga gelas itu berdenting, kemudian menegak lagi alkohol berkadar rendah.

"Eri, carilah pacar, kita sudah dua puluh tahun, Yuhan dan aku sudah punya pacar. Menyenangkan kalau kita triple date ke suatu pulau nanti." sungut Dalmi lagi, duduk kembali di sebelah Eri.

"Benar. Apa perlu kami yang turun tangan mencarikan kandidat?" tanya Yuhan.

Eri yang duduk didepan Yuhan dan Dalmi meringis tipis. Pasalnya ia sudah menyukai seseorang, lelaki yang selalu didekatnya selama ini, sayangnya mereka hanyalah sahabat, tidak lebih dan Eri tidak mau hubungan mereka renggang hanya karna dia mengungkap perasaan.

"Disana banyak. Mau lihat?" goda Dalmi.

"Mumpung disini tidak ada Kim Jongin itu, kau bisa bersenang-senang." timpal Yuhan menawarkan. Ia mengendarkan pandang ke lantai dansa.

Dalmi menatap sahabatnya itu, "Benar, apa kau tidak bosan dengan teman masa kecilmu itu?"

"Oh ayolah. Kau tidak mungkin menyukainya selama ini." celetuk Yuhan.

Eri diam tak bersuara, menandaskan sisa alkohol digelasnya kemudian menuangkan lagi. Yuhan dan Dalmi melebarkan kedua mata. "Kau suka padanya?" tebak Dalmi.

Masih tidak ada jawaban, gadis berambut hitam berponi itu kembali menenggak minumnya. Tidak menyangkal, pun membenarkan, namun nampak jelas dan kedua sahabatnya pun mendesah lirih.

Dengusan keluar dari bibir Dalmi, "Klasik sekali." 

"Di balik kacamata itu, Jongin memang tampan." pikir Yuhan. "Tidak ada salahnya juga."

"Bagaimana kau setahan ini? Ayo ungkapkan padanya sekarang!" Dalmi memprovokasi. Begitupula Yuhan yang tidak tahan melihat Eri betah menjomblo.

"Telepon dia, atau suruh kemari. Aku juga menyuruh pacarku datang untuk menjemputku sebentar lagi. Kita tidak boleh menyetir setelah minum alkohol." sergah Dalmi.

Eri mendengkus, "Tidak bisa. Aku tidak mau hubunga kami renggang, lalu putus."

"Benar juga. Kalau dia menolak, bisa jadi masalah." gumam Yuhan.

"Ya sudah minum lagi. Kita kemari untuk bersenang-senang. Tugas kuliah membuatku pusing." curhat Dalmi.

Ketiga gadis itu pun sibuk menegak alkohol yang sekiranya cukup banyak ditelan untuk pemula. Mereka benar-benar mabuk sampai memutuskan menari dilantai dansa, berharap dapat mengurangi pusing dikepala masing-masing. Toleransi alkohol mereka cukup baik di tubuh masing-masing. 

Beautiful DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang