cerp25.

733 107 16
                                    

“Ma, Tata ini anak haram, ya? Papa Tata meninggalkan mama dan Tata karena tidak ingin melihat Tata, kan?”

“Demi Tuhan, Tata! Apa yang kau bicarakan?!!” Darah Tzuyu mendesir, migran karena amarahnya yang tiba-tiba memuncak. Entahlah semua perasaan ini meluap begitu saja dan tidak sadar telah membentak putranya.

“Mama... Kalau papa sudah tiada, kenapa kita tidak pernah berziarah? Kata teman-teman, Tata itu anak haram. Karena papa tidak pernah terlihat.”

Tzuyu benar-benar akan menangis. Oh astaga, Tata akhirnya sampai pada pertanyaan siapa papanya. Dan parahnya dia seperti ini karena ia dibully. Tzuyu tidak tahu harus apa selain meraih anak semata wayangnya itu, memeluknya dan menangis tanpa suara. Mama tak akan menceritakan kisah panjang yang menyedihkan itu. Cukup sudah perjalanan terlalu menyedihkan yang kita lalui berdua, nak.

Tata mulai menangis sesunggukan.
“Ma—apa papa jahat?”

Kretttt

Suara pintu berderit terdengar. Tzuyu bisa melihat penyesalan dan rasa bersalah yang teramat sangat dari wajah ayah satu anak itu. Taehyung hanya diam dan memandangi keduanya.

“Taeyang—” suara parau terdengar, lirih dan hancur. Mata itu berkaca-kaca, menampakkan tangis yang ditahan. Tata langsung menoleh dan buru-buru menghapus air matanya.

“Paman...”

Taehyung duduk menghadap keduanya.
“Anak paman sakit, hmmm?” dielusnya lembut wajah putranya. Dan Taehyung bersumpah ia tak berani menatap Tzuyu dalam jarak sedekat ini setelah mendengar semua hal menyedihkan itu.

“Hangat.”

Tata memaksa senyum.
“Cuma dingin, paman. Tidak pusing lagi.”

Taehyung meraih tubuh Tata untuk dipeluk.
“Paman peluk ya, nak? Biar panasnya pindah.”

Tata mengangguk senang dan mencuri cium pipi Taehyung.
“Paman kan tahu segalanya. Bisakah antar Tata dan mama jumpa pada papa Tata?” Tanya Tata polos dan langsung saja membuat Taehyung dan Tzuyu refleks bertatapan karena kaget. Taehyung hancur, apa yang akan ia jawab pada putranya ini? Apa jawaban terbaik?

Taehyung diam.

“Paman—boleh, ya?” mata jenaka Tata menatap mata Taehyung penuh harap. Dan Taehyung langsung mencium kening Tata sangat lama. Anak itu kebingungan, dengan mata sembab. Lalu, Taehyung meraih kedua tangan mungil Tata, menciuminya bergantian. Mata berairnya menatap sayang mata putranya yang masih ada sisa tangis.

Tzuyuz takut. Jika Taehyung memberi tahu semuanya sekarang, diumur dan pemahaman Tata yang tidak tepat, yang bisa saja merusak psikologis putranya.

“Paman...”

“Kim!” Tzuyu tegang dan panik. Namun, Taehyung seolah tidak mendengar pekikan itu.

“Paman akan mengantar putraku ini pada papanya. Tetapi, setelah anak kesayanganku ini sehat. Sekarang kemarilah. Paman akan memelukmu, kita tidur lalu anakku akan sehat. Setelahnya, papa pasti datang.”

“Paman berbohong itu tidak baik, ya?” Tata memperingatkan dengan binar mata polosnya. Membuat Taehyung gemas dan mencium pipi dengan sisa lemak bayi itu.

“Tidak. Paman tidak bohong.” bahkan sekarang kau sudah melihat papa-mu, nak. Dia memandangmu dengan cintanya. Seperti hanya kaulah harta paling berharga yang dia miliki.

Tata kembali menyenderkan kepalanya ke dada papanya. Memeluknya erat dan mencoba tidur.

“Son...”

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang