42 : BIRTHDAY

40.9K 694 12
                                    

1 tahun kemudian ...

Sepasang tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang menyentakkannya. Namun, dia sungguh dia kenal akan wangian yang memeluknya itu. Tangannya naik mengusap lembut sepasang tangan itu. "How was your work?" soal Liyana lembut.

Naufal mengeratkan lagi pelukannya. "It was good," jawabnya. "My client accepted the proposal. So it was good and it's gonna be good," sambung Naufal. "How about your day? Baby buat apa je dalam bilik ni?" soal Naufal pula.

"Nothing much. Watching Netflix, video call dengan Aariz and Inara."

"Oh, diaorang okay ke duduk dengan mummy?"

"Okay sangat, abang. Aariz happy lah sebab Rash ada belikan dia banyak toys. Inara macam biasa, tidur je," cerita Liyana. 

"Inara kena ada adik kot baru nak main," tutur Naufal selamba.

Pap!

Liyana menampar lengan Naufal yang terletak elok di perutnya. "Abang jangan nak mengada, ya?"

Naufal senyum. Pelukan dileraikan dan badan Liyana dipalingkan untuk menghadapnya. "I'm kidding. If you are not ready to have another one, I'm okay. Dan, kalau awak rasa Inara dengan Aariz are enough for us, then it's enough for me too. As long as you're good, healthy and happy."

Liyana senyum. "Thank you for that."

Naufal mengangguk. Dia kembali memalingkan badan Liyana untuk menghadap ke hadapan dan dipeluknya erat. "I love you," bisiknya.

Liyana mengorak senyuman. "I love you too," balasnya lembut. Naufal sangat jarang mengungkapkan kata-kata itu. Dia tidak pasti mengapa tetapi Naufal selalu mengatakan : "Words is not enough to tell you how much I love you."

~

"Abang, kita nak pergi mana?" Liyana mengenggam erat tangan Naufal yang mengiringinya untuk berjalan kerana matanya ditutup dengan kain. It's a surprise, kata Naufal tika dia bertanya mengapa perlu memakai penutup mata.

Naufal hanya diam. Setibanya di meja yang ditempahnya, Naufal beredar ke belakang Liyana. Ikatan kain penutup muka itu dibuka dengan perlahan. "Surprise!"

Liyana diam sejenak bila melihat sebuah meja terletak di tengah-tengah kelopak bunga yang membentuk bentuk hati. Mulutnya terbuka kecil sebelum berpaling memandang Naufal yang berdiri di sebelahnya. "Abang.."

Naufal mengukir senyuman. "Happy birthday, darling," ucap Naufal lembut.

Mata Liyana sudah mula dibanjiri cecair jernih. "Abang ingat ke?"

Naufal menarik Liyana ke dalam dakapannya. "Of course. It's your birthday. How could I forget it?" Naufal mengusap lembut belakang badan Liyana. Dia tunduk memandang wajah Liyana. Senyuman terukir di bibirnya bila melihat air mata wanita itu jatuh membasahi pipi. Naufal mengesat lembut pipi isterninya itu. Dia memusingkan badan Liyana agar belakang wanita itu menghadapnya. Seutas rantai dikeluarkan.

"I want you to know that.." Naufal menyarungkan rantai tersebut pada leher Liyana. "You are the light to my life," sambungnya. Badan Liyana kembali dipusingkan untuk menghadapnya. Rantai yang tersarung pada leher Liyana disentuh. "Gorgeous," tuturnya lembut sebelum mengangkat wajah Liyana. Tangan Liyana diraihnya lembut.

"Liyana Clarissa.." Naufal mengusap lembut kedua-dua tangan Liyana itu. "I will love you till the end. Even when it's get hard, I will not let your hands go cause it's belong to me, now and forever."

Liyana mengukir senyuman terharu. "Abang.." panggil Liyana.

Naufal memandangnya.

"I will not leave you. You are the love of my life, remember?" Liyana mengusap lembut pipi Naufal.

Senyuman terukir di bibir Naufal. "And you are the most beautiful thing that ever happens to me."

Liyana memeluk erat badan Naufal. "Thank you for loving me. I love you too."

Sepanjang malam itu, hanya desahan dan raungan nikmat Liyana yang kedengaran. Bunyi kulit berlaga, bunyi katil yang menampar permukaan dinding. Langsung tidak kisah jika ada orang yang mendengari. Kerana masing-masing lemas dalam nafsu.

"I love you"

"You are so beautiful"

"You are so perfect."

"Oh, sayang.."

"Shit, baby.."

"Darling ahh.."

"My love ah.."

Telinga Liyana sangat kerap mendengar luahan dan pujian yang keluar dari mulut suaminya, seiring dengan batang yang merodok lubang sempitnya.

~

My Seducing Wife Where stories live. Discover now