33 - Berpisah

1K 56 51
                                    

Sekali lagi mohon diingat ya kalau cerita ini cerita yang mengandung unsur dewasa. Bahkan mengangkat tema perselingkuhan yang bukan untuk ditiru sama sekali.

Be wise reader 👌👌







Gio terpaksa membuka mata saat merasakan getaran keras pada nakas disamping ranjang. Tangannya meraba nakas dan mencari keberadaan benda pipih yang menganggu tidurnya.

Dengan mata yang masih setengah terbuka, Gio mengecek layar handphonenya dan terlihat panggilan masuk dari Kenan. Gio bisa saja marah bila itu orang lain. Tetapi mengingat Kenan yang mengurus hampir sebagian besar pekerjaannya, Gio berakhir menerima panggilan itu. Ia berpikir bahwa mungkin saja itu penting dan soal pekerjaan.

"Kenapa?" Gio yang pertama kali buka suara, dan jelas terdengar suara seraknya khas bangun tidur

"Buset, seksi bener suara lo kalau bangun tidur. Bangun pak boss, bentar lagi kerja. Jangan mentang mentang bapak lo yang punya perusahaan, jadi lo bisa masuk siang ya" ada kekehan mengejek dari Kenan di seberang telepon

"Berisik. Buruan, jangan bikin waktu tidur gue kebuang nungguin lo basa basi" Gio mendengus tidak suka, pasalnya waktu tidurnya menjadi terganggu karena panggilan masuk dari Kenan.

"Inget ya pak boss terhormat, siang ini lo ada pertemuan sama direktur perusahaan sebelah, jadi mohon dengan amat sangat anda ke kantor jangan siang siang" tutur Kenan dengan sedikit menekankan setiap kata dalam ucapannya

"Gue juga udah tahu, pesenan gue udah lo kirim?"

"Sudah sampai di receptionist dari tadi pagi, cuma gue bilang kalau lo gak boleh diganggu sampai lo sendiri yang telepon mereka buat anter ke kamar"

"Bagus, thanks. Lo pegang dulu kerjaan, nanti gue ke kantor sebelum makan siang"

"Enak bener lo jadi atasan gue. Tinggal perintah tapi lo enak enakan check in sama cewek orang" cibir Kenan yang seakan tidak peduli bahwa ia sedang berbicara dengan atasannya

Perkataan Kenan membuat Gio seketika melirik sebentar kearah samping. Dimana ada seseorang yang masih terlihat terlelap dalam tidurnya.

"Makanya jadi boss" ejek Gio dengan kekehan

"Brengsek. Awas ya gue resign, gak ada yang mau jadi sekretaris orang ngerepotin kayak lo"

"Gak usah ngeluh, gaji lo banyak. Lo kalau gak kerja sama gue gak akan bisa jajan cewek di luar" skakmat, perkataan Gio terlampau benar dan sudah pasti Kenan tidak dapat mengelak

"Bangsat, tapi bener juga. Dah lah gue mau kerja, lo gak usah bercocok tanam lagi ya pagi ini. Kurang kurangin deh, nanti cebong lo jadi bayi" kali ini Kenan tertawa keras

"Mulut lo, kerja yang bener"

Setelahnya Gio segera mematikan panggilan teleponnya dan pergi mengecek pekerjaan lewat emailnya. Meskipun berniat datang siang ke kantor, tetapi Gio adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Sehingga sebisa mungkin ia akan tetap memantau pekerjaannya dari jauh.

Saat masih sibuk dengan ponselnya, tiba tiba tangan seseorang menarik sebelah pergelangan tangan Gio.

Gio sontak menoleh dan menemukan Vannya yang sudah terbangun dengan wajah cemberut.

"Dari tadi dicuekin, sibuk kasih kabar siapa sih?"

"Udah bangun?" Tidak menjawab pertanyaan Vannya, Gio justru balik melempar pertanyaan yang tidak perlu mendapatkan jawaban.

Vannya terdiam dan tidak menjawab, ia hanya mengamati Gio yang menatap ke arahnya.

"Sinian, mau peluk dulu" Vannya merentangkan satu tangannya ke atas berusaha meraih Gio ke dalam dekapannya

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang